-->

Cara Membatasi Resiko Trading Saham

resiko saham
Resiko dalam trading saham itu nyata sebagaimana keuntungannya. Trader dan investor harus siap menghadapinya. Beberapa investor dan trader memilih untuk membiarkan kerugian, sebagian lain memilih untuk membatasi resiko. Ada yang beranggapan kerugian tersebut dibiarkan saja, toh suatu saat harga saham juga naik. Benarkah demikian ?

Sebagian lainnya memilih untuk membatasi kerugian dengan berbagai macam cara. Mana yang benar? Ada yang merasa puas dengan strategi yang mereka pilih, namun tidak sedikit yang menyesal. Mengapa? Trader sering menyesal karena strategi yang dipilih dianggap tidak efisien untuk pertumbuhan portofolionya. Lalu bagaimana strategi yang terbaik dalam membatasi kerugian? 

Strategi yang pertama, “membiarkan” saham yang merugi, dilakukan apabila saham tersebut turun dengan tiba-tiba dan tajam. Jika harga saham turun dengan prosentase besar, misal saham Unilever yang sempat anjlok lebih dari 20% dalam 2 hari apa yang harus dilakukan? Agak kurang bijak melakukan pembatasan resiko / stop loss dengan prosentase sebesar itu (-20%). Lalu bagaimana? Jika harga saham turun tajam karena terjadi panic selling, maka sebaiknya tunggu terjadi technical rebound. Apa artinya? Technical rebound adalah kenaikan harga saham yang sifatnya sementara akibat efek dari panic selling. Technical rebound terjadi karena trader jangka pendek memanfaatkan penurunan tajam tersebut untuk buy on weakness. Aksi beli jangka pendek yang dilakukan oleh para scalper (sebutan untuk trader dengan time frame cepat) menyebabkan Technical Rebound. Jadi, jika terjadi penurunan secara tiba-tiba dan terlambat membatasi resiko sebaiknya tetap tenang, dan tunggu terjadinya technical rebound. 

Pada saat technical rebound terjadi, kerugian mulai berkurang dan inilah saat yang tepat melakukan pembatasan resiko. Nah, sebaliknya, jika penurunan terjadi secara bertahap dan trader masih sempat melakukan pembatasan resiko, sebaiknya lakukan stop loss. Segera batasi kerugian kita segera setelah harga saham menembus suport terkuat atau patah dari trend naik. Kerugian per saham sebaiknya maksimum 5% untuk trader jangka pendek / swing trader. Untuk trader jangka panjang / positioning trader masih ada toleransi pembatasan resiko sampai maks 10% dari harga beli saham. 

Ada banyak sekali strategi untuk melakukan pembatasan resiko dalam trading saham, forex, dan komoditas. Kita bisa memilih strategi apa pun, yang terpenting adalah bagaimana kita menjalankannya. Biasanya, yang paling sulit bukanlah menentukan level pembatasan resiko namun bagaimana melakukannya. Tentukan level stop loss atau level pembatasan resiko kita sejak awal, sebelum kita memutuskan untuk membeli saham. 

Dengan memproyeksikan untung dan rugi, kita sudah siap mental seandainya hal tersebut benar-benar terjadi. Proyeksi resiko yang muncul sebaiknya tidak melebihi sepertiga dari proyeksi keuntungan yang berpotensi muncul. Pembatasan resiko sebaiknya dikombinasikan dengan ilmu analisis teknikal, suport dan resisten. Bagaimana cara melakukan proyeksi resiko dan proyeksi keuntungan dapat dilakukan dengan bantuan analisis teknikal. Jadi belajar ilmu analisis teknikal dan money management sangat penting dalam berinvestestasi saham, forex trading dan komoditas. Ingatlah, yang paling utama adalah bagaimana kita disiplin melakukannya. Plan your trade , and trade your plan.

Disadur dari Kultwit tentang Cara Membatasi Resiko Trading Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/48592
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 2:26 PM
image Comments
image 0 Comments

 
Kembali ke atas