-->
Showing posts with label Analisis. Show all posts
Showing posts with label Analisis. Show all posts

Indikator Analisis Teknikal

Indikator Analisis Teknikal
Indikator analisa teknikal adalah formula matematis untuk membantu pengambilan keputusan dalam trading. Indikator memberikan info tentang trend, volume transaksi, dan membantu trader menemukan sinyal beli dan jual saham. Saat ini banyak sekali indikator yang dipakai oleh para trader, bahkan setiap saat ada saja indikator baru / varian dari indikator yang sudah ada.

Jenis Indikator Analisis Teknikal

Indikator dalam analisa teknikal ada 2 kategori yaitu Lagging Indicator dan Leading Indicator. Perbedaan kedua indikator tersebut terletak pada kecepatan indikator tersebut memberikan sinyal beli atau jual. Umumnya indikator yang bersifat untuk mengukur trend adalah tipe Lagging Indicator. Contoh Lagging indicator untuk mengukur trend adalah BolingerBand, Parabolic SAR, Moving Average, dan variannya seperti GMMA. Contoh Lagging Indicator lainnya adalah MACD, Ichimoku Kinko Hyo, Heiken Ashi, TRIX dan Zigzag. Contoh Lagging indicator adalah beberapa indikator lainnya misalnya Alligator, Fractals.

Ciri-ciri dari lagginng indicator antara lain : terlambat memberikan sinyal dibandingkan indikator lain. Indikator lagging sangat baik digunakan apabila harga bergerak dalam trend yang relatif panjang. Oleh karena itu, lagging indikator ini sering disebut “Trend Following Indicator”. Kita perlu berhati-hati jika menggunakan lagging indicator dalam pasar yang relatif flat karena hasilnya akan semakin terlambat! Meskipun sering mengalami ketinggalan dalam membuka posisi, lagging indicator mampu mengurangi resiko jika terjadi bull trap atau bear trap.

Indikator analisis teknikal lainnya yaitu leading indicator. Leading indicator bisa cepat memprediksi pergerakan harga , umunya digunakan untuk mengukur apakah overbrought atau over sold. Asumsi leading indicator adalah harga yg sudah overbrought atau oversold akan berbalik arah. Jika lagging indicator memberikan sinyal setelah 4-5 bar candle, maka leading indictaor hanya membutuhkan 1-2 bar candle saja. Pada leading indicator, kemungkinan terjebak pada bull trap atau bear trap lebih besar. Kita juga perlu berhati-hati dalam menggunakan indikator analisis teknikal ini. Leading indicator cocok digunakan pada pasar yang mempunyai trend sideways ! Umumnya semua yang bertipe oscilator merupakan leading indicator, contohnya : Stochastic, ATR, RSI, CCI, W%R. Indikator yang berkaitan dengan volume sperti MFI, OBV, A/D juga termasuk leading indicator.

Intinya jika pasar memiliki trend yang kuat, Lagging indicator lebih cocok digunakan. Dan Leading Indicator lebh cocok dugunakan di pasar yang sedang sideways, karena mengindikasikan sinyal jual atau beli.

Disadur dari Kultwit tentang Indikator Analisis Teknikal oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/41550
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 2:00 AM
image Comments
image 0 Comments

Lebih Lanjut Tentang Analisis Teknikal Trading Saham

analisis teknikal saham
Analisis teknikal merupakan sebuah metode dengan menggunakan grafik historis untuk menentukan pergerakan harga. Sebenarnya analisis teknikal ini lebih tepat disebut strategi untuk antisipasi terhadap pergerakan harga bukan untuk memprediksi. Karena bagaimanapun juga tidak ada seorangpun yang bisa memprediksi dengan tepat pergerakan harga saham / komoditas. Nah dalam  analisis teknikal ,trader dan investor memanfaatkan trend data historis untuk menentukan kapan saat membeli dan menjual. Dengan analisis teknikal, trader dan investor memahami kapan saat yang lebih baik untuk membeli saham dan meminimalkan resiko. 

Analisis Teknikal Untuk Menentukan Trend Pasar

Salah satu senjata dalam analisis teknikal adalah penentuan trend dan penggunaan garis trend / trendline. Trendline adalah garis imajiner yang membantu menentukan Suport dan Resisten. Suport adalah area harga di mana harga berpotensi naik / mental jika menyentuh area tersebut, seperti lantai. Resisten adalah area harga di mana harga berpotensi turun / memantul turun jika menyentuh area tersebut,seperti atap. Bagaimana caranya menarik garis imajiner resisten ? Mudah, hubungkan 2 titik tertinggi/puncak gunung. Demikian pula, untuk menarik garis suport pada grafik, hubungkan 2 titik terendah / lembah. Prinsip suport dan resisten serta tarik menarik garis ini sangat sederhana namun cukup dahsyat manfaatnya untuk trading saham. Bahkan prinsip tarik menarik garis trendline ini juga bermanfaat untuk trading Forex dan Komoditas, misalnya Gold. Trendline dalam analisis teknikal inilah yang disebut dengan analisa penggaris. Sangat sederhana,tapi sangat ampuh! 

Di dalam analisis teknikal dikenal pula “INDIKATOR” yang merupakan alat bantu untuk menentukan sinyal beli dan jual. Indikator analisis teknikal dibedakan menjadi 2 yaitu Leading Indicator dan Lagging Indicator. Apa ya bedanya? Lagging indicator, seperti namanya, lebih “lambat” dalam memberikan sinyal, sedangkan Leading indicator lebih cepat. Namun hal ini tidak berarti bahwa lagging indicator itu tidak baik. Semua indikator punya plus dan minusnya masing-masing. Ada ratusan indikator, bahkan hingga saat ini banyak trader yang gemar programming suka membuat indikator sendiri / AFL. Tipe Lagging Indicator membantu trader untuk menentukan trend pasar. Misalnya apa saja ya ?Lagging Indicator dasar contohnya adalah Moving Average, Parabolic SAR, dan Bolinger Band. Lagging indicator seringkali digunakan oleh para trader yang menggunakan strategi Trend Following. Namun lagging indikator ini tidak bekerja dengan baik ketika pasar sedang flat /sideways dan sering menimbulkan noise. Salah satu solusi mengatasi “keterlambatan” dari lagging indikator adalah dengan menggunakan variasi periode yang lebih kecil. Selain itu, jangan hanya mengambil keputusan teknis berdasarkan indikator saja, tapi kombinasikan dengan prinsip dasar analisis teknikal. .

Prinsip Dasar Analisis Teknikal Saham

Apa itu prinsip-prinsip dasar analisis teknikal ? Prinsip dasar analisis teknikal adalah TREND harga, volume transaksi, dan pola harga. Candlesticks juga cukup bermanfaat. Nah berikutnya, apa sih yang menjadi ciri-ciri dari Leading Indicator ? Leading Indicator lebih cepat dalam menunjukkan pembalikan arah atau ketika sebuah trend mulai “lelah”. Oscillator pada umumnya adalah indikator yang termasuk Leading. Contohnya adalah Stochastic, Momentum, dan RSI. Penggunaan oscillator pada umumnya mirip, antara lain petunjuk tentang masa overbought dan oversold. RSI atau Relative Strength Index misalnya, ketika mencapai angka >70% dan mulai menukik, hal itu adalah tanda overbought Sebaliknya, ketika RSI berada di bawah 20% dan mulai membelok ke atas, hal itu menunjukkan sinyal oversold/sinyal beli. Munculnya tanda overbought harus diwaspadai ketika sebuah trend harga sudah mulai mencapai level ekstrim high. Overbought pada trend ekstrim high menunjukkan adanya tanda “lelah” dalam trend tersebut dan berpotensi berbalik arah. Demikian pula, munculnya oversold ketika trend mengalami penurunan ekstrim, bisa jadi itu tanda downtrend/bear mulai “lelah”. Munculnya sinyal oversold merupakan sebuah sinyal beli yang baik, apabila harga juga sudah mencapai suport kuat.

Selain penggunaan oversold dan overbought yang menunjukkan sinyal beli dan jual, divergensi juga penting untuk diamati.  Divergensi antara sebuah oscillator dengan pergerakan harga bisa jadi merupakan sinyal pembalikan arah dan tanda waspada. Sebagai contohnya, bisa dilihat di blog Ellen May - www.ellen-may.com pada artikel “Kopi Pagi 27 Agustus 2012”, ada divergensi antara RSI di monthly chart IHSG. Nah, menarik sekali ya, bagaimana berbagai indikator dalam teknikal analisis bisa memberi sinyal-sinyal beli jual yang cukup akurat. Bereksperimen dengan indikator memang sangat menarik! Namun jangan terjebak pada mencari indikator terbaik ya. Tidak ada indikator yang terbaik lho. Jika boleh dikata, “holy grail” atau jurus ampuh dari analisis teknikal adalah pada prinsip dasarnya sendiri. Prinsip-prinsip dasar analisis teknikal adalah TREND harga, volume,dan suport resisten seperti yang tertuand pada Dow Theory. 

Belajar analisis teknikal itu penting dan mutlak untuk seorang trader saham, forex, dan komoditas. Tanpa menguasai analisis teknikal dasar, trader saham, forex dan komoditi hanya akan buang-buang uang saja. Analisis teknikal itu mudah kok, seperti anak kecil yang sedang belajar mengenal huruf, asal tekun pasti cepat bisa. Analisis teknikal juga cukup praktis, dengan tingkat akurasi di atas 70% (ini tergantung objektifitas analisnya juga ya).

Baca juga : [Indikator Analisis Teknikal] [Beberapa Prinsip Penting Analisis Teknikal Saham]

Disadur dari Kultwit tentang Analisis Teknikal Trading Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/21313
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 10:33 PM
image Comments
image 0 Comments

6 Rasio Keuangan Dalam Analisis Fundamental - by Ellen May

rasio analisis fundamental
Ada 6 rasio keuangan penting dalam analisis fundamental yang sering digunakan para “fundamentalist” dalam memilih saham, apa itu ? 6 rasio fundamental saham penting itu adalah : EPS, PER, PBV, ROE, DER dan Dividen yield.

Rasio-Rasio Keuangan Analisis Fundamental


Rasio pertama, EPS alias earnings per share atau laba bersih per lembar saham , maksudnya apa ya? EPS Rp 100 artinya tiap lembar saham menghasilkan laba bersih Rp 100. Carilah perusahaan yang EPSnya meningkat dari waktu ke waktu (Trend Positif). EPS yang menanjak menunjukkan bahwa perusahaan bertumbuh dengan baik. Kemungkinan besar penjualan dan laba naik.

Rasio yang kedua adalah PER atau Price Earnings Ratio. PER adalah sebuah ratio yang menunjukkan valuasi / mahal atau murahnya harga sebuah saham. Contohnya saham seharga RP 100 dengan EPS Rp 20 akan memiliki PER sebesar 5 kali, maksudnya jika laba perusahaan tidak bertumbuh alias tetap Rp 20/ tahun maka kita butuh waktu 5 tahun untuk kembali modal. Trailing PER dihitungberdasarkan EPS tahun lalu, sedangkan Forward PER dihitung berdasarkan EPS di masa mendatang (estimasi). Saham di anggap murah jika PER nya lebih rendah daripada rata-rata PER saham dalam sektornya. Bisa juga, sebagai patokan umum (Rule Of Thumbs), saham dengan PER < 10 = murah, sedangkan 20 = mahal. 

Rasio keuangan ketiga adalah PBV atau yang sering disebut Price to Book Value. PBV sebesar 2 kali harga saham sudah tumbuh menjadi dua kali lipat dibanding saat uang ditanam di perusahaan. PBV yang tinggi bisa jadi disebabkan oleh harga pasar yang sudah terlampau tinggi, PBV rendah sering dijadikan indikator mencari saham yang murah.

Rasio Keempat adalah ROE /return on equity yang menggambarkan kemampuan modal sendiri (ekuitas) yang dimiliki perusahaan dalam mencetak laba bersih. Sebagai contoh ROE 10% setiap Rp 100 modal sendiri yang ditanamkan di perusahaan bisa memberikan laba bersih Rp 10. ROE merupakan indikator seberapa efisien sebuah perusahaan yang dijalankan. Nah, bagaimana meintrepretasikan ROE ? contohnya saja dengan ROE 20% itu bagus atau tidak ya ? Sebaiknya kedua cara digunakan bersama untuk memperoleh analisis yang lebih lengkap. Carilah saham yang memiliki ROE yang meningkat serta cukup stabil , angka ROE sebaiknya minimal 20 %

Disadur dari Kultwit tentang 6 Rasio Keuangan Dalam Analisis Fundamental oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/13093
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 12:03 AM
image Comments
image 0 Comments

Prinsip Penting Analisis Teknikal dalam Investasi Saham - by Ellen May

Analisis Teknikal Saham
Analisis Teknikal penting untuk investasi dan trading saham, ataupun komoditas, forex trading dan indeks. Jadi kalau Kita ingin trading saham/konoditas/forex, wajib simak prinsip-prinsip penting analisis teknikal berikut. Analisis teknikal adalah metode untuk mengantisipasi / memprediksi pergerakan harga dengan menggunakan grafik. Analisis teknikal menjawab pertanyaan : kapan harus membeli dan menjual sebuah saham (timing).

Beberapa Prinsip Dasar Analisis Teknikal Berdasarkan Teori Dow

Market Price Discount Everything : harga yang tercermin dari grafik menggambarkan semua hal yang mempengaruhi pasar.  Artinya, seorang analis teknikal percaya bahwa semua berita dan perilaku trader / investor dapat dibaca melalui grafik. Menarik! History Repeats itself :ada kecenderungan kuat bahwa perilaku para investor dan pelaku pasar di masa lalu berulang. Perilaku investor yang terjadi di masa lalu cenderung sama dengan masa kini dalam menyikapi berbagai informasi pasar. Artinya, ketika seorang fear, ia cenderung menjual sahamnya dan greed membuat harga saham terdorong naik. Hal itu terjadi terus menerus / berulang karena manusia punya urgensi yang sama : mencari nikmat dan menghindari sengsara/resiko. 

Support dan Resistance merupakan istilah penting dalam analisa teknikal. Fungsinya seperti atap dan alas. Suport dan resisten berfungsi untuk mengindikasikan batas atas maupun batas bawah dari pergerakan harga. Kalau harga kena area support / alas, potensi harga naik / mantul. Sebaliknya, kalau dekat resisten/atap, potensi harga turun. Adanya faktor ketidakpastian dalam semua metode analisis inilah yang membuat trader dan investor harus punya stop loss. Stop loss adalah pembatasan resiko , ketika harga saham yang kita beli berbalik / tidak sesuai harapan. 

Nah prinsip analisis teknikal berikutnya adalah “Price Moves in Trend” Artinya apa ya? Price moves in trend, artiny pergerakan harga tidak bergerak secara acak melainkan berlangsung dalam satu pola (trend) tertentu. Pola tersebut akan terus berlangsung sampai ada tanda-tanda bahwa pola ini berhenti dan berbalik arah. Secara garis besar garis trend dapat dibagi menjadi 3 yaitu: up trend (Bullish Market), down trend (Bearish Market),dan Sideways. 

Uptrend adalah trend harga naik. Hal ini terjadi terus menerus sampai ada tanda pembalikan arah. Seorang trend follower mengikuti trend naik dengan melakukan buy / beli. Misalnya, saham Coca-Cola / KO yang uptrend sejak Mei 2009. Pada waktu itu saham Coca Cola seharga 47, mulai menunjukkan gejala trend naik dengan terbentuknya higher high & higher low. Seorang trend follower tidak peduli fluktuasi harga harian, namun akan menyimpan sahamnya sampai trend naik berakhir. Saat ini, saham Coca Cola yang berkode KO tersebut seharga 75, dan masih berada dalam trend naiknya. Tanpa perlu capek, si trend follower mendapat profit sekitar 60% dari harga 47 sd 75 tersebut. Nah itu adalah sebuah contoh bagaimana memanfaatkan trend harga naik. Hal yang sama juga berlaku untuk trend turun. Trend turun bisa dimanfaatkan untuk trader komoditas dan forex untuk melakukan short selling, jual dulu ,baru beli kemudian. Para short seller mendapat keuntungan besar dengan melakukan penjualan saham terlebih dahulu dan beli ketika harga turun.

Disadur dari Kultwit tentang Prinsip Penting Analisis Teknikal dalam Investasi Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/10500
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 12:18 AM
image Comments
image 0 Comments

Kelemahan Analisis Teknikal dan Solusinya - By Ellen May

Analisis yang digunakan dalam investasi saham atau trading adalah analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah jenis analisis yang digunakan untuk menganalisa saham-saham yang potensial dalam jangka panjang. Sedangkan untuk menganalisa/menentukan harga beli dan jual baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, digunakan analisis teknikal. Ada orang yang fanatik dengan suatu metode analisis saham, seperti analisis teknikal ataupun analisis fundamental. 

Kali ini kita akan mencoba bahas mengenai analisis teknikal. Analisis secara teknikal didasari oleh asumsi yang kuat bahwa harga yang ada sudah merefleksikan semua informasi yang ada. Analisis teknikal percaya bahwa pasar sangat kuat merefleksikan kondisi sebenarnya dan semua informasi akan direfleksikan dalam harga. Bahkan ada yang terlalu percaya pada analisis teknikal sehingga mengatakan, tidak perlu belajar analisis fundamental. Benarkah? Benarkah analisis teknikal begitu sakti sehingga kita tidak perlu belajar tentang analisis fundamental?

Satu Kelemahan Paling Umum Pada Analinis Teknikal

Analisis teknikal bersifat subjektif karena sebuah grafik yang sama bisa diartikan berbeda oleh dua orang yang menganalisa grafik tersebut. Oleh karena itu jangan heran jika ada yang tanya kenapa hasil analisa sebuah saham terhadap si A dan si B memilihi hasil yang berbeda. Antara analis yang satu dan lainnya mempunyai prediksi yang berbeda dengan melihat harga yang sama. Keduanya dapat membuat garis support dan  resistance yang logis untuk membenarkan posisi mereka masing-masing. Subyektifitas dalam analisis teknikal ini terlihat pada saat kita mempunyai keyakinan untuk naik. Jika kita ada posisi suatu saham, kita cenderung mencoba mencari pembenaran yang mendukung persepsi kita tersebut.

Nah sebaiknya , indikator periode kecil cukup cepat memberi sinyal namun akurasinya lebih kecil. Jadi bagaimana solusi mengatasi keterbatasan indikator time frame panjang dan pendek tersebut? Solusi yang bisa kita terapkan adalah : gunakan indikator yang mewakili periode pendek dan panjang sekaligus supaya bisa dapat sinyal cepat dan akurat. Contohnya adalah indikator moving avarage, Kita bisa pilih periode pendek dan panjang sekaligus. Sekalipun kita adalah daily trader, sebaiknya tetap cari konfirmasi dari time frame yang lebih besar. Tujuannya supaya kita bisa mendapat alert/sinyal yang lebih kuat dan tidak mudah fail.

Disadur dari Kultwit tentang Kelemahan Analisis Teknikal dan Solusinya oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/10034
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 10:03 AM
image Comments
image 0 Comments

Kelebihan dan Kelemahan Analisis Fundamental dalam Investasi Saham - by Ellen May

Analisis fundamental
Analisis fundamental adalah jenis analisis yang digunakan untuk menganalisa saham-saham yang potensial dalam jangka panjang. Sedangkan untuk menganalisa/menentukan harga beli dan jual baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, digunakan analisis teknikal. Penguasaan terhadap kedua metode analisa tersebut sangatlah penting, namun bukan berarti dapat menjamin untuk selalu untung di pasar modal. Hal ini terjadi karena setiap metode memiliki kelemahan masing-masing, ditambah lagi subyektifitas dari masing-masing investor yang menganalisa.

Kelemahan Yang Ada Pada Analisis Fundamental

Analisis fundamental, memberikan kelebihan dalam memberi data-data detil tentang kesehatan sebuah perusahaan. Analisis fundamental penting untuk memproyeksikan kesehatan dan profitabilitas sebuah perusahaan dimasa yang akan datang.Namun, analisis fundamental juga memiliki kelemahan. Diantaranya adalah penggunaan data-data masa lampau. Dari data masa lampau itu lalu di proyeksikan apakah harga saham termasuk murah atau mahal. Diharapkan data analisis fundamental dimasa lampau tersebut dapat mencerminkan kinerja masa depan. Namun bagaimana juga, tidak ada seorangpun yang tau pasti akan masa depan sebuah perusahaan, Bisa jadi kinerja perusahaan dan kondisi ekonomi dimasa depan tidak sebagus dimasa lampau.

Kelemahan kedua dari analinis fundamental adalah dibutuhkan waktu untuk mengumpulkan dan mendapatkan data. Data laporan keuangan muncul pada awal kuartal baru, sehingga kadang sudah terlambat karena harga saham sudah naik duluan. Berita umumnya selalu datang terlambat, kita mengetahuinya dari media massa sehingga umumnya data sudah basi. Selain itu kadang kita perlu waktu juga untuk mengecek kebenaran data terlebih dahulu. Jadi kita perlu mengecek apakah perusahaan benar-benar memberikan laporan keuangan yang sejujurnya, bukan direkayasa seperti kasus ENRON.

Seringkali analisis fundamental bersifat subyektif terutama karena banyak menggunakan asumsi, dan hal inilah yang menyebabkan hasil dari masing-masing orang akan berbeda satu dan yang lainnya. Analisis fundamental juga tidak bisa 100 % diterapkan di dalam pasar yang tidak efisien. Misalnya kita melakukan valuasi dan menemukan saham sangat murah, namun demikian harga tidak juga beranjak naik karena pemegang saham besar belum juga mau menaikkan harga saham tersebut. Analisa bisa meleset karena dari orangnya sendiri yang mungkin terlalu subyektif dan salah dalam mengintepretasikan data. Karena data didapat lambat, analisis fundamental lebih cocok diterapkan untuk investasi jangka panjang dan bukan jangka pendek.

Analisis fundamental itu unik karena memiliki banyak sekali faktor yang membentuknya. Analisis Fundamental tidak hanya berbicara tentang kesehatan sebuah perusahaan tapi juga tentang makro ekonomi. Oleh karena itu, analisis fundamental bersifat cukup komplek dan harus rajin membaca setiap komponen. Mengartikan hasil analisis fundamental secara sepotong-sepotong bisa berakibat buruk, kita harus rajin membaca dan mengevaluasi. Analisis fundamental mungkin terasa membosankan buat para pemula dibandingkan dengan analisis teknikal yang lebih praktis. Namun jika kita berniat untuk membeli perusahaan dan bukan hanya beli saham saja, kita harus belajar tentang analisis fundamental. Pada prinsipnya buy the company (using fundamental analytic) trade the trend (using technical analytic). Bagaimana supaya bisa melakukan analisis fundamental dengan baik? harus terus belajar dan melalui proses trial and error. Warren Buffet bisa menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan analisis fundamental, dan Warren Buffet pun melalui proses trial and error terlebih dahulu.

Disadur dari Kultwit tentang Kelebihan dan Kelemahan Analisis Fundamental dalam Investasi Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/10035
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 10:57 PM
image Comments
image 0 Comments

 
Kembali ke atas