-->
Showing posts with label Tips Investasi Saham. Show all posts
Showing posts with label Tips Investasi Saham. Show all posts

Tips Saham - Follow The Trend

tips saham - follow the trend
Mungkin ada yang pernah bertanya "mengapa saham yang mau dipilih harganya sudah banyak naik? Jawaban: Ya jelas saja, kan follow the trend. Maksudnya apa ya? Karena di bursa kita hanya bisa melakukan buy/beli dan tidak bisa short, maka yang kita lakukan adalah mencari dan mengikuti trend naik. Dan seperti yang kita tahu, saat ini bursa kita sedang mengalami trend naik yang sangat luar biasa. Banyak kesempatan yang bermunculan saat ini untuk menggali keuntungan di jangka pendek hingga jangka menengah. Sekali lagi, jika kita menggunakan strategi mengikuti trend yang sedang berjalan, maka harus ada trend yang mendahului yang bisa diikuti. 

Nah jika kita mengikuti trend naik sebuah saham, maka harus didahului oleh kenaikan harga saham yang bersangkutan. Tidak mungkin kita mengatakan "follow the uptrend”, namun yang terjadi sebelumnya saham itu turun terus. Apanya yang difollow? Prinsip dasar trading dan analisis teknikal itu sederhana. Follow the uptrend untuk membeli saham. Maka, carilah trend naik. Carilah saham-saham yang didahului dengan kenaikan (secara teknikal membentuk higher high, higher low dan syarat lain). Cari saham yang uptrend, beli , simpan, dan jual ketika trend patah. Mudah dan sederhana! Namun yang seringkali terjadi, orang selalu bertanya : kenapa saya telat membeli..? ah harusnya saya membeli ketika saham itu belum naik.

Tidak ada seorang pun yang bisa mengetahui kapan sebuah saham akan naik tanpa ada sinyal seperti pembentukan trend. We are smart traders not smart gamblers. Dalam menentukan keputusan beli / jual dilakukan berdasar konfirmasi grafik. Kita tidak melakukan keputusan beli saham hanya berdasarkan duga-duga atau kira-kira atau malah perasaan. Kita tidak membeli saham hanya karena “oh .. kayaknya saham ini udah murah nih karena sudah turun banyak”. Hmm 

Sebuah saham yang mengalami tekanan jual / turun terus, bisa saja jadi turun dan turun terus. Sebuah saham yang mengalami trend turun, pesimisme lebih besar daripada optimisme. Namun ketika sebuah saham yang mengalami trend harga naik, didahului kenaikan harga, optimisme lebih besar. Membeli saham ketika trend naik, berarti kita sedang membeli “market’s confidence” ! Tapi, terkadang banyak juga orang yang tidak puas membeli saham yang sudah naik (padahal bisa naik lebih jauh lagi) ternyata karena faktor tamak :) Kunci sukses trading tidak hanya terletak pada harga masuknya tapi harga keluarnya. Mau beli ketika market bottom atau market di atas, yang terpenting adalah seberapa profit yang bisa dihasilkan(harga keluarnya). Follow the trend until its end. That simple. And do it.

Disadur dari Kultwit tentang Tips Saham - Follow The Trend oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/70790
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 12:10 AM
image Comments
image 0 Comments

Tips Trading - Perhatikan Volatilitas Harga Saham

volatilitas saham
Image Courtesy of Jaringnews.com
Volatilitas adalah besarnya jarak antara fluktuasi / naik turunnya harga saham. Saham yang naik tinggi dengan cepat, lalu tiba-tiba turun dalam dengan cepat, disebut volatilitas nya tinggi. Contoh saham yang volatilitasnya tinggi adalah ADES, ASGR, dan beberapa saham lapis 3. Biasanya saham-saham yang volatilitas nya tinggi cenderung merupakan saham lapis 2 dan 3 karena mudah digerakkan harganya. Nah ada pula saham yang cenderung “kalem”, dalam arti pergerakan harganya tidak terlalu bergejolak. Biasanya saham-saham kalem / volatilitas rendah itu adalah saham-saham blue chips, lapis pertama, yang gerakannya lebih elegan. Mana yang lebih menguntungkan, saham yang volatil atau saham yang kalem / volatilitasnya rendah?

Baik saham yang volatilitas nya tinggi ataupun rendah (kalem) keduanya sama menguntungkan, dengan perlakuan/strategi berbeda. Saham-saham yang volatilitas nya tinggi cocok untuk trader jangka pendek, dan trader yang cenderung agresif. Untuk trading saham yang volatilitas nya tinggi, trader sebaiknya sudah terlatih dan stabil dalam psikologi trading. Ketika trading saham yang volatilitas nya tinggi, trader juga harus disiplin dan punya planning sebelum bertransaksi. Jangan sampai naik turunnya harga yang tinggi malah mengaburkan akal sehat dan trading dikendalikan oleh emosi. 

Saham dengan fluktuasi harga yang tinggi disenangi oleh para trader, namun saham ini juga bisa memicu kerugian besar kalau tidak hati-hati. Saham yang volatilitas nya tinggi memiliki jarak fluktuasi harga yang lebar, mudah naik dan mudah turun. Saham yang sangat volatil seringkali dalam transaksi harian pergerakannya bisa mencapai 5-10% atau lebih. Saham yang volatilitas rendah bergerak agak lambat. Setiap kali naik sekitar 1-2% atau kurang. Saham yang volatilitas tinggi cocok untuk trader jangka pendek / swing trader. 

Saham yang volatilitas rendah cocok untuk trader jangka panjang (trend following) ataupun investor jangka panjang. Salah satu tips trading pada saham yang volatilitas nya tinggi adalah dengan melihat pola dari volume. Jangan terjebak pada saham yang tiba-tiba ramai sesaat. Pada saat suatu saham tidur sedang digerakkan, saham tersebut bisa sangat volatil. Jangan terjebak, setelah puas digoreng, saham tersebut biasanya tidur lagi, dan akhirnya yang masuk belakangan akan gigit jari.

Trading saham ber volatilitas tinggi memang sangat menggairahkan. Bisa untung puluhan persen dalam waktu singkat. Namun resiko dalam trading saham ber volatilitas tinggi sangat besar dan harus banyak berlatih dulu. Ibaratnya, kalau mau ngebut di Formula One, harus berlatih mengemudi dulu perlahan pada awalnya. Demikian juga trading. Selain memperhatikan volume, sebaiknya trading saham volatilitas tinggi juga pada saat trend harga saham tersebut naik. Trend besar harga saham ibarat ombak besar yang mendorong “ripples” atau riak-riak kecil bergerak ke arah tertentu. Dengan memperhatikan trend besar berarti kita sedang mengikuti “ombak” utama dari pergerakan saham dan meminimalkan resiko.

Disadur dari Kultwit tentang Tips Trading - Perhatikan Volatilitas Harga Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/62504
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 9:55 PM
image Comments
image 0 Comments

9 Tips Dan Trick Main Saham

main saham
Investasi saham baik secara online maupun offline, memang sangat menjanjikan. Karena kita tahu jika berinvestasi saham dengan modal sedikit, keuntungan yang didapat bisa sangat besar. Namun tidak bisa dipungkiri, jika kita tidak tahu bagaimana cara bermain saham yang baik dan benar, sudah barang tentu kerugian besar siap menghadang kita.

Nah, oleh sebab itu, bermain saham merupakan sebuah investasi "high risk high return" karena kita bisa untung besar dan juga bisa rugi besar dalam sekejap. Berikut ini 9 tips dan trick main saham yang sangat sederhana, yang bisa kita terapkan sehingga nantinya kita bisa menghindar dari kerugian, atau setidaknya dapat meminimalisir kerugian bermain saham :

1. Jangan berinvestasi pada sesuatu yang tidak kita pahami. 
Carilah informasi mengenai jenis perusahaan sebelum membeli saham. Cek siapa yang mengelola sebuah perusahaan, apa kekuatan serta kelemahan sektor dari perusahaan tersebut. Apa saja keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan, sumber bahan baku, dan pangsa pasar perusahaan tersebut. Jika tujuannya adalah untuk investasi jangka panjang, carilah saham seolah kita mencari partner bisnis. 

2. Beli saham yang harganya jauh di bawah nilai intriksinya
Jika kita adalah seorang Value Investor, belilah saham yang dijual dengan harga jauh di bawah nilai intrinsiknya. Value Investor punya kelebihan yaitu potensi keuntungan paling besar, namun punya kekurangan, yaitu rentang waktu sangat lama. 

3. Coba strategi growth investing
Jika kita ingin berinvestasi saham namun tidak ingin menunggu terlalu lama baik untuk membeli/menjual, pilihlah strategi growth investing. Strategi growth investing membutuhkan waktu sekitar satu hingga tiga tahun dan memberikan profit maksimal. Strategi growth investing dapat dipadukan dengan strategi trend following. Invest the company, trade the trend ! Jika kita ingin melakukan growth investing, kita berfokus memilih perusahaan yang labanya bertumbuh secara konsisten. 

4. Lihat pertumbuhan laba perusahaan
Melihat pertumbuhan laba selama 5 tahun dengan memperhatikan rasio EPS / earning per share adalah strategi yang sangat bagus. Kesehatan perusahaan tidak diukur dari pendapatan saja, namun juga dari laba. Kenapa? Karena perusahaan yang pendapatannya besar, belum tentu untungnya besar karena beban operasional / beban utang. 

5. Perhatikan timing yang tepat saat membeli saham
Supaya anda tidak menunggu terlalu lama supaya sebuah saham bergerak dan memberi untung/capital gain, perhatikan timing. Timing beli sangat penting karena jika salah dalam menentukan timing, investor seringkali harus menunggu lama untuk profit. 

6. Jangan terlalu banyak diversifikasi. 
Bila kita sangat yakin dengan perusahaan yang kita pilih, boleh beli saham dengan porsi lebih besar! Sering kita mendengar, jangan meletakkan telur dalam satu keranjang, atau tentang diversifikasi portofolio. Namun, terlalu difersifikasi juga tidak baik. Sebaliknya, konsentrasi pada sedikit perusahaan yang bagus akan lebih menguntungkan. Kesuksesan investasi jangka panjang tidak bergantung pada kepemilikan sebuah portofolio yang terdiversifikasi. Bila kita percaya pada bisnis yang sahamnya kita beli, kita seharusnya ingin memiliki lebih banyak lagi saham perusahaan tersebut. Alih-alih mengikuti kebijakan umum untuk "tidak meletakkan seluruh telur dalam sebuah keranjang". Warren Buffett mengatakan "Letakkan seluruh telur anda pada satu keranjang - dan awasi keranjang tersebut." Jika kita masih merasa ragu dengan 1 keranjang, pisahkan menjadi 2 atau maksimum 3 keranjang portofolio saham.

7. Konsentrasi
Ilmu / strategi terkonsentrasi ini juga baik digunakan untuk main saham, khususnya untuk trading / trend following. Strategi terkonsentrasi memberi keuntungan besar, namun juga resiko besar. Oleh karena itu kita harus ekstra hati-hati dan selektif. Jika kita tidak hati-hati strategi konsentrasi akan membuat kita mengalami kerugian berlipat.

8. Sabar dengan
Kesabaran dan waktu, adalah teman utama trader dan investor saham. Jadi, dalam bermain saham kita tidak hanya harus terlatih bagaimana cara memilih saham yang baik, namun juga harus terlatih untuk mampu sabar menunggu profit besar yang nantinya bisa kita peroleh. Ibarat menanam pohon, dari pertama kali kita mananam, kita terus sabar menunggu pohon tersebut besar sambil terus merawat pohon itu dan nantinya disaat pohon tersebut berbuah, kita bisa menikmati hasilnya yang melimpah. Dan begitu juga kesabaran yang perlu kita terapkan dalam main saham.

9. Belajar dan praktekan
Learn and practice, miracle happen. No action, nothing happen. Untuk bisa main saham dan menghasilkan profit besar, kita tentunya perlu banyak belajar dan menerapkan apa yang telah kita pelajari tersebut. Satu dua kali kita mungkin saja rugi, namun semua itu bisa kita rumah menjadi profit apabila kita mau untuk belajar dari pengalaman dan memperbaiki kesalahan yang telah kita buat dimasa lalu.

Disadur dari Kultwit tentang Tips Dan Trick Main Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/57370
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 1:06 AM
image Comments
image 0 Comments

Membeli Saham Saat Terjadi Bubble (Gelembung Ekonomi)

bubble gelembung ekonomi
Pernah dengar istilah "Bubble" ? Apa yang dimaksud dengan bubble atau gelembung perekonomian ? Bubble adalah siklus ekonomi yang ditandai dengan ekspansi yang cepat diikuti oleh kontraksi. Bubble atau gelembung ekonomi seringkali ditandai dengan naiknya harga saham, harga property dan pertumbuhan ekonomi yang cepat. 

Bubble / gelembung ekonomi nampak ketika terjadi lonjakan harga saham bahkan melebihi kondisi fundamental perusahaan. Bubble akan terus berlangsung dan harga saham terus naik, hingga pada suatu saat diakhiri dengan meletusnya "gelembung" Meletusnya gelembung / bubble ditunjukkan dengan turunnya harga saham secara tiba-tiba, seperti tahun 2008. Bubbles. They expand. They pop.

Bubble tidak hanya terjadi pada harga saham, namun juga harga properti seperti kasus subprime mortgage 2008. Bubble juga terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Apa sebenarnya yang mendorong harga saham terus naik? Indonesia semakin kaya, pendapatan per kapita meningkat, golongan menengah semakin kuat, daya beli pun meningkat. Para golongan menengah mulai membeli mobil, membeli rumah dengan KPR, mendorong sektor property dan infrastruktur. Pembangunan semakin pesat di negara berkembang,baik pembangunan jalan/infrastruktur dan juga gedung dan jembatan.

Pembangunan infrastruktur mendorong sektor infrastruktur, konstruksi, dan property juga terus melaju. Bank-bank meminjamkan uang kepada mereka, dan aset-aset mereka digunakan sebagai agunan. Ekuitas dalam properti dll. digunakan sebagai jaminan atau leverage untuk mendapatkan modal lebih. Money makes money. Bubble juga terdorong oleh capital yang masuk ke dalam pasar dan aset fund manager reksadana yang semakin meningkat. Sebagai seorang pelaku pasar, apa yang harus kita lakukan dalam menyikapi bubble atau gelembung yang sedang terjadi? Sebagian orang euphoria terhadap harga saham yang terus naik.Sebagian lagi takut berpartisipasi. Sebaiknya bagaimana? 

Membeli saham saat terjadi buble dimulai akan sangat menguntungkan untuk trader karena harganya terus naik. Namun, resiko berinvestasi selalu berbanding lurus dengan potensi keuntungan yang akan diraih. Maksudnya? Potensi imbal hasil dari berinvestasi dengan membeli saham pada masa bubble memang besar, namun resiko juga besar jika tidak hati-hati. Cara terbaik untuk dapat memetik untung dari pasar saham dan terhindar dari resiko adalah dengan mengikuti trend. Tentukan trend harga saham dengan menggunakan analisis teknikal, tahan hingga trend berakhir dan jual. 

Dengan menggunakan analisis teknikal, kita dapat mengetahui apakah sebuah trend naik masih berpotensi untuk naik ataukah sudah jenuh. Dengan demikian, kita akan mudah mengenali tanda-tanda terjadinya pembalikan arah, dan terhindar dari crash. Tidak perlu takut akan crash di pasar saham. Cukup baca sinyal-sinyal pembalikan arah, dan kurangi posisi jika sinyal tersebut muncul. Dengan menggunakan analisis teknikal, kita dapat melakukan antisipasi sedini mungkin. Analisis teknikal tidak menjamin kita untuk selalu untung, namun dapat membantu kita untuk meminimalkan kerugian dan memaksimalkan profit. "Follow the trend until its end when it bend." - Ed Seykota.

Disadur dari Kultwit tentang Membeli Saham Saat Terjadi Bubble (Gelembung Ekonomi) oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/57371
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 12:20 AM
image Comments
image 0 Comments

Menikmati Masa Optimisme Dalam Pasar Saham

optimisme pasar saham
Ketika pasar saham sedang bullish alias trend harga saham terus naik. Apa yang menyebabkannya? Apa yang harus kita lakukan? Harga saham yang terus naik menunjukkan adanya satu rasa optimis dari para pelaku pasar. Kok bisa? Optimisme dari pelaku pasar / investor mendorong buyer menjadi lebih agresif dalam membeli saham

Sikap agresif buyer nampak ketika pelaku pasar berani membeli saham di harga yang lebih mahal atau istilahnya “hajar kanan”. Sebenarnya, jumlah buyer dan seller sendiri selalu imbang. Buyer tidak lebih banyak daripada seller. Mengapa? Ya, karena jika ada yang membeli saham pasti ada yang sedang menjualnya. Itu yang disebut Zero Sum.

Optimisme pelaku pasar membuat harga saham terus naik dan naik dan naik, mendorong optimisme berikutnya. Ketika optimisme dalam pasar saham terus naik, hampir sebagian besar trader terus berpartisipasi untuk memiliki saham. Optimisme yang terdorong terus menerus, nampak sebagai trend naik pada grafik harga teknikal. Optimisme terus berkembang menjadi rasa serakah atau greedy, dan berubah menjadi euphoria yaitu optimisme yang meledak-ledak. Ketika terjadi euphoria, semua investor dan trader sudah melakukan pembelian saham. Sebagian untung sebagian masih belum untung. Ketika harga berada di puncak, dan terjadi euphoria, tidak ada lagi dana yang bisa dialokasikan untuk membeli saham. Hampir semua trader dan investor telah mengerahkan dananya untuk meraup untung besar di saham. Apa yang terjadi kemudian?

Ketika tidak ada lagi yang “sanggup” untuk membeli, dan banyak investor sudah merasa untung, tiba saatnya untuk ambil untung. Aksi ambil untung investor secara bertahap, ibarat bubble / gelembung yang terus naik dan tiba-tiba pecah. Optimisme dalam pasar saham disusul dengan Euphoria, yang terus naik seperti gelembung sabun, kemudian meletus suatu saat. Ketika gelembung itu meletus, banyak trader yang mulai keluar dari pasar, investor merealisasikan keuntungan. Bagaimana jika trader membeli di harga yang sudah tinggi? Maka bukan keuntungan yang didapat namun kerugian. 

Cara Mengambil Untung Ketika Optimisme Pasar Saham Naik

Nah untuk bisa menikmati masa optimisme pasar saham kita perlu mengetahui ciri-ciri khusus yang menunjukkan bahwa pasar saham sedang berada pada fase optimisme. Apa ciri-cirinya? Fase optimisme nampak ketika banyak harga saham terus menanjak dan melewati level tertingginya. Apa yang harus kita lakukan? Banyak trader yang takut ketika harga saham terus naik. Sebenarnya, bijakkah membeli saham ketika harganya meroket? Masa optimisme sangat menguntungkan apabila trader cermat, kita masih boleh beli saham di harga mahal. Apa syaratnya? 

1. Selalu perhatikan level resisten berikutnya dalam analisis teknikal.  Jika harga saham sudah melaju terlalu kencang dan dekat dengan resisten kuat, maka kita harus waspada untuk tidak mengejar harga. Mengejar harga ketika harga dekat resisten sangat berbahaya karena harga saham berpotensi berbalik arah.

2. Selalu perhatikan tanda-tanda pembalikan arah atau reversal sign pada grafik. Contohnya? Contoh tanda pembalikan arah/reversal sign adalah terbentuknya pola grafik seperti head and shoulders atau double tops. Contoh lain dari tanda pembalikan arah adalah indikator moving averages yang mulai dead cross. 

Semua tanda WASPADA tersebut dapat dilihat secara teknikal. kita tidak perlu panik, cukup bersikap objektif. Ketika saham yang kita beli sudah menunjukkan sinyal jual atau pembalikan arah, objektif dan disiplin untuk mulai membatasi dan mengurangi posisi. Nah demikian tips sederhana untuk tetap dapat menikmati masa optimisme dalam pasar saham. Waspada munculnya sinyal euphoria yaitu ketika terbentuk reversal sign pada grafik harga. 

Disadur dari Kultwit tentang Menikmati Masa Optimisme Dalam Pasar Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/53887
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:12 AM
image Comments
image 0 Comments

Trading Saham Online Memerlukan Persiapan Matang

persiapan trading
Sebelum kita memulai untuk trading/berinvestasi, kita harus mengutamakan kebutuhan pokok kita seperti makan, kebutuhan sekolah anak kita, membayar cicilah hutang,dan lain-lain. Jangan pernah memaksakan diri kita untuk berinvestasi / trading saham , jika kita sendiri masih belum memiliki uang dingin / uang masih digunakan untuk kebutuhan. Namun, jangan terus-terusan beralasan tidak ada uang untuk investasi. 

Mulai sekarang berusaha untuk mengumpulkan uang agar kita bisa investasi saham. Pada saat trading dan investasi, sangat penting untuk membuat sebuah catatan / pembukuan yang rapi. Apa gunanya ? Karena dengan catatan / pembukuan yang rapi, kita akan mampu memantau kinerja transaksi trading kita dengan lebih disiplin. Jika perlu, kita buat grafik performa transaksi saham kita dari bulan ke bulah, dari tahun ke tahun. Jika catatan / pembukuan trading kita selalu menunjukkan kinerja buruk, lebih baik evaluasi dulu transaksi kita!

Margin dalam trading saham yang disediakan oleh sekuritas memberikan kita power lebih besar untuk trading, tapi yang perlu diperhatikan adalah, kita juga seharusnya lebih waspada! Sebaiknya kita memiliki dana cadangan sebesar transaksi margin yang kita gunakan sebagai antisipasi. Dalam trading cash ibarat darah, dan cashflow ibarat aliran darah. Cash is the king!. Dengan memiliki dana talangan sebesar margin yang diberikan oleh pihak sekutiras, artinya kita punya persiapan seandainya nanti ada kemungkinan buruk yang bakal terjadi.

Kesalahan fatal yang seringkali terjadi adalah, trader kurang hati-hati dalam memanfaatkan margin trading yang diberikan oleh pihak sekuritas. Karena margin trading saham ini sifatnya sangat spekulatif, jadi jika kita tidak yakin sebuah saham akan mengalami kenaikan harga, lebih baik jangan gunakan fasilitas margin ini. Sebab, seperti pedang bermata dua, dengan menggunakan margin trading kita bisa untung berlipat, tapi jika rugi? tentu saja ruginyapun bisa berlipat.

Untuk itu, atur dan persiapkan dengan matang rencana trading saham yang akan kita lakukan. Investasi saham, bisa memberikan untung yang besar namun jika kita salah strategi dan kurang persiapan, kerugian yang akan kita alami sudah barang tentu akan besar pula.  High risk high return investment! Dan dengan pola seperti yang telah dijelaskan diatas, diharapkan dapat meminimalisir kerugian dan memaksimalkan untung trading saham yang akan kita peroleh. Hal ini tidak cuma berlaku hanya pada investasi saham, tapi juga pada forex trading, dan komoditas, baik trading online maupun trading secara konvensional.

Disadur dari Kultwit tentang Trading Saham Online Memerlukan Persiapan Matang oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/51074
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 1:03 AM
image Comments
image 0 Comments

Kriteria Untuk Memilih Saham Potensial Tahun 2013

kriteria saham potensial
Beberapa waktu yang lalu kami telah memposting artikel tentang saham-saham potensial di tahun 2013 ini, berdasarkan hasil analisa seorang pakar saham Indonesia, yaitu Ellen May. Kali ini akan secara lebih detail lagi kita bahas mengenai saham potensial tahun 2013 dan apa saja kriteria penting untuk memilih saham-saham potensial tersebut. 

Nah, meskipun secara garis besar prospek investasi saham di Indonesia masih dibayang-bayangi oleh perekonomian global yang terjadi di Eropa dan Amerika, untuk itu unsur kehati-hatian dalam memilih jenis saham tahun ini perlu di terapkan, sebelum akhirnya kita untuk memutuskan membeli saham/berinvestasi saham

Berikut ini kriteria penting untuk memilih saham potensial tahun 2013, yang secara gamblang telah disampaikan oleh Norico Gaman, kepala Riset BNI Securities, dalam sebuah seminar yang bertajuk "Prospek Investasi Saham 2013" di ajang Indonesia Financial Expo & Forum menjelang akhir tahun lalu :
1. Perusahaan atau emiten memiliki orientasi pasar domestik

2. Perusahaan atau emiten dengan nilai Price Earning Ratio dan Price Book Value relatif lebih rendah dari industri atau sektornya

3. Memiliki perbandingan utang bersih perusahaan terhadap ekuitasnya (net debt/equity) yang relatif lebih kecil dari nilai 0,8x

4. Perusahaan yang punya perbandingan harga saham terhadap pertumbuhan laba bersih relatif lebih kecil dari 1,0x

5. Pilih perusahaan yang tidak memiliki porsi hutang didominasi hutang dalam bentuk mata uang dollar AS dalam jumlah besar

6. Perusahaan yang punya biaya produksi dan biaya operasional efisien bila dibandingkan dengan industri atau sektornya sehingga berproduktivitas tinggi.

7. Perusahaan atau emiten yang memiliki manajemen perusahaan yang transparan terhadap investor publik/nasabahnya.

8. Pilih perusahaan/emiten yang tidak terlalu sensitif pada perubahan kondisi global sehingga masih mampu meningkatkan kinerja usaha perusahaan, meskipun kondisi perekonomian global sedang tak menentu.

9. Kita harus bisa selektif menentukan investasi di perusahaan yang berbasis sumber daya alam (SDA) karena kondisi harga komoditas yang masih bergerak fluktuatif dalam jangka pendek (kurang dari 1 tahun) sehingga dapat memberikan sentimen negatif terhadap sektor berbasis SDA

10. Perusahaan yang memiliki fokus bisnis kuat sehingga dapat menjaga kesinambungan pertumbuhan laba bersih dalam jangka panjang

Kriteria untuk memilih saham potensial tersebut bisa kita terapakan untuk mencari saham-saham potensial dan menjanjikan keuntungan kedepannya nanti. Secara umum, bisa kita lihat dari beberapa kriteria tersebut, bahwa perusahaan dengan kinerja terbaik dan manajemen terbaiklah yang paling tepat untuk kita jadikan lahan investasi saham. Oleh karena itu cara memilih perusahaan yang tepat untuk berinvestasi, sangat berpengharuh besar dalam hasil yang akan kita dapatkan kelak.

Sumber : Kontan
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 4:00 AM
image Comments
image 0 Comments

Rahasia Sukses Dalam Trading

Rahasia Sukses Trading
Rahasia sukses dalam trading forex, valas, saham dan komoditas bukan terletak pada kehebatan indikator trading yang digunakan atau system trading yang dipakai, namu terletak pada “ACTION” kita. Maksudnya? “ACTION” adalah akronim dari rahasia sukses trading yang berfokus pada psikologis trading. Apa saja pengertian akronim tersebut?

“A” adalah “Accept” yaitu bersedia menerima semua kemungkinan yang akan terjadi saat trading baik untung maupun rugi. Jika kita menyadari resiko terburuk dalam trading, maka kita pasti akan mempersiapkan sungguh-sungguh sebelumnya. Recognize and accept that each trade could be a losing one, and plan accordingly. - [Cara Membatasi Risiko Trading]

“C” yaitu ”Center”, artinya fokus pada saat melakukan transaksi. Semakin tenang kondisi kejiawaan seseorang, maka kemampuannya untuk fokus semakin besar. Lakukan relaksasi sederhana supaya fokus pada kualitas trading dapat semakin baik. Belajar untuk lebih fokus melalui relaksasi sederhana dapat dilakukan dengan meditasi, yoga, atau sekedar menarik napas dalam-dalam. Trader yang tidak fokus dan emosional sangat rentan mengambil keputusan trading yang buruk. 

“T” yaitu ”Trust”, trust yourself, trust your inner skills, trust your intuition. Percaya pada diri kita sendiri. Percayai hasil analisis dan intuisi kita lebih dari rekomendasi-rekomendasi trading yang kita peroleh dari orang lain. - [Rekomentasi Trading Harian] - Dengan mempercayai hasil analisis dan intuisi diri, akan mempertajam self confidence yang penting untuk trading. You not only have to trust the tools you use but also your intuition. If the system is suffering bad results, then perhaps it is time for a tune up. Jika kita tidak percaya pada strategi trading kita, lakukan evaluasi /pengujian. Jika hasilnya buruk silakan ganti system trading forex, trading saham, atau trading valas yang kita gunakan. Namun jika setelah dilakukan backtesting / pengujian, sistem trading kita memberi hasil 60%, then trust your system. Bagaimana caranya melakukan backtesting sebuah strategi saham banyak dijelaskan dalam buku-buku trading, salah satunya adalah buku “Smart Traders Not Gamblers” dari Ellen May. Do what it takes to make sure that the tools you use are working properly.

”I” yaitu ”Imagine”. Imagine your victory clearly ! Imagine / visualisasikan keberhasilan kita sebelum kita benar-benar meraihnya. Mengapa? Melakukan visualisasi secara detil dengan menggunakan panca indera akan mendorong tujuan kita cepat tercapai. Visualisasi secara detil dapat memanipulasi alam bawah sadar kita untuk mencari segala cara supaya ia terwujud. Proses Visualisasi secara detil juga diajarkan dalam banyak buku karangan para pakar trading. 

”O” yaitu ”Objective”. Berusahalah objektif dalam menilai sebuah saham. Rasa takut membuat trader over dalam menganalisis, ragu-ragu, tidak percaya diri dan tidak objektif. Fokuslah pada transaksi yang di depan mata, jangan terlalu banyak berandai-andai / meramal market. You cannot control what will happen, but you can have the confidence to handle what is happening.
”N” yaitu "Never stop a course of action once you have begun. Successful traders love to complete projects.” Selesaikan trading kita sesuai perencanaan awal, jangan berubah-rubah. Plan your trade (and you do have a plan, don't you?) and trade your plan.If you have doubts at the start, then don't trade.

Disadur dari Kultwit tentang Rahasia Sukses Dalam Trading oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/48684
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 9:26 PM
image Comments
image 0 Comments

Cara Membatasi Resiko Trading Saham

resiko saham
Resiko dalam trading saham itu nyata sebagaimana keuntungannya. Trader dan investor harus siap menghadapinya. Beberapa investor dan trader memilih untuk membiarkan kerugian, sebagian lain memilih untuk membatasi resiko. Ada yang beranggapan kerugian tersebut dibiarkan saja, toh suatu saat harga saham juga naik. Benarkah demikian ?

Sebagian lainnya memilih untuk membatasi kerugian dengan berbagai macam cara. Mana yang benar? Ada yang merasa puas dengan strategi yang mereka pilih, namun tidak sedikit yang menyesal. Mengapa? Trader sering menyesal karena strategi yang dipilih dianggap tidak efisien untuk pertumbuhan portofolionya. Lalu bagaimana strategi yang terbaik dalam membatasi kerugian? 

Strategi yang pertama, “membiarkan” saham yang merugi, dilakukan apabila saham tersebut turun dengan tiba-tiba dan tajam. Jika harga saham turun dengan prosentase besar, misal saham Unilever yang sempat anjlok lebih dari 20% dalam 2 hari apa yang harus dilakukan? Agak kurang bijak melakukan pembatasan resiko / stop loss dengan prosentase sebesar itu (-20%). Lalu bagaimana? Jika harga saham turun tajam karena terjadi panic selling, maka sebaiknya tunggu terjadi technical rebound. Apa artinya? Technical rebound adalah kenaikan harga saham yang sifatnya sementara akibat efek dari panic selling. Technical rebound terjadi karena trader jangka pendek memanfaatkan penurunan tajam tersebut untuk buy on weakness. Aksi beli jangka pendek yang dilakukan oleh para scalper (sebutan untuk trader dengan time frame cepat) menyebabkan Technical Rebound. Jadi, jika terjadi penurunan secara tiba-tiba dan terlambat membatasi resiko sebaiknya tetap tenang, dan tunggu terjadinya technical rebound. 

Pada saat technical rebound terjadi, kerugian mulai berkurang dan inilah saat yang tepat melakukan pembatasan resiko. Nah, sebaliknya, jika penurunan terjadi secara bertahap dan trader masih sempat melakukan pembatasan resiko, sebaiknya lakukan stop loss. Segera batasi kerugian kita segera setelah harga saham menembus suport terkuat atau patah dari trend naik. Kerugian per saham sebaiknya maksimum 5% untuk trader jangka pendek / swing trader. Untuk trader jangka panjang / positioning trader masih ada toleransi pembatasan resiko sampai maks 10% dari harga beli saham. 

Ada banyak sekali strategi untuk melakukan pembatasan resiko dalam trading saham, forex, dan komoditas. Kita bisa memilih strategi apa pun, yang terpenting adalah bagaimana kita menjalankannya. Biasanya, yang paling sulit bukanlah menentukan level pembatasan resiko namun bagaimana melakukannya. Tentukan level stop loss atau level pembatasan resiko kita sejak awal, sebelum kita memutuskan untuk membeli saham. 

Dengan memproyeksikan untung dan rugi, kita sudah siap mental seandainya hal tersebut benar-benar terjadi. Proyeksi resiko yang muncul sebaiknya tidak melebihi sepertiga dari proyeksi keuntungan yang berpotensi muncul. Pembatasan resiko sebaiknya dikombinasikan dengan ilmu analisis teknikal, suport dan resisten. Bagaimana cara melakukan proyeksi resiko dan proyeksi keuntungan dapat dilakukan dengan bantuan analisis teknikal. Jadi belajar ilmu analisis teknikal dan money management sangat penting dalam berinvestestasi saham, forex trading dan komoditas. Ingatlah, yang paling utama adalah bagaimana kita disiplin melakukannya. Plan your trade , and trade your plan.

Disadur dari Kultwit tentang Cara Membatasi Resiko Trading Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/48592
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 2:26 PM
image Comments
image 0 Comments

Saham-Saham Potensial Tahun 2013

saham potensial tahun 2013
Tahun ini Indonesia disibukkan oleh persiapan Pemilu tahun 2014, perekonomian juga masih akan terus bertumbuh. Perekonomian Indonesia masih terus bertumbuh terutama dari sektor industri dan jasa yang memiliki pangsa pasar dalam negri. Sektor saham apa saja ya yang kira-kira akan bergerak positif di tahun 2013 ini?

Pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan menjadi faktor utama sektor ini masih menarik di tahun 2013. Beberapa emiten yang termasuk sektor infrastruktur adalah produsen semen seperti Semen Gresik dan pengelola jalan tol Jasa Marga. Selain sektor infrastruktur, sektor properti dan sektor barang konsumsi juga cukup menarik di tahun 2013 ini. Perekonomian Indonesia berpotensi bertumbuh 6.2% dengan didukung sektor konsumsi dalam negeri. Bagaimana dengan pertumbuhan IHSG di tahun 2013 ini ? Jika pada tahun 2012 IHSG bertumbuh sekitar 11 %, tahun ini seberapa jauh IHSG dapat melaju? Meski kondisi perekonomian global belum sepenuhnya membaik, IHSG punya kans untuk naik sekitar 10% sampai dengan hingga akhir tahun 2013.

Pada tahun 2013 ini, nampaknya saham-saham lapis dua dan lapis tiga masih akan menjadi primadona bursa saham Indonesia. Apa saja saham yang masih berpotensi untuk bergerak dalam jangka panjang, sepanjang 2013 ini? Berdasarkan analisis Top To Down, diperoleh saham-saham di sektor infrastruktur SMGR, JSMR, dan sebagainya. Berdasar analisis teknikal Top to Down, dari sektor barang konsumsi, ICBP, CPIN, MAIN, ROTI, AISA, dan sebagainya. Berdasar analisis teknikal Top to Down, dari sektor properti yang potensial tahun ini adalah ASRI, CTRA, LPKR, dan sebagainya. 

Saham-saham tersebut di atas bukanlah rekomendasi untuk trading jangka pendek. Saham-saham tersebut di atas adalah saham-saham yang potensial untuk bergerak positif pada jangka waktu tahun 2013 ini, disclaimer on (para pembaca sekalian bisa saja mengikuti rekomendasi ini, namun dengan catatan bahwa rekomendasi ini bukan sebuah rekomendasi yang mutlak dapat memberikan keuntungan).

Disadur dari Kultwit tentang Saham-Saham Potensial Tahun 2013 oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/45859
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:41 PM
image Comments
image 0 Comments

Pentingnya Visi Jangka Panjang Dalam Trading

visi jangka panjang
Siapa yang tak kenal nama Chris John petinju yang mengharumkan nama Indonesia di dunia? Apa rahasia kesuksesannya? Selain berteknik tinggi dan bermental juara, Chris John selalu siap bertanding dalam waktu yang panjang. Teknik bagus tanpa stamina yang baik tidak ada artinya. Investor saham mirip dengan atlet. Maksudnya? Investor saham sebaiknya tidak sekedar punya teknik bagus, tapi juga “stamina” untuk bertahan lama. Banyak sekali trader yang menghasilkan profit spektakuler dalam beberapa kali trading, tapi “umurnya” tidak bertahan lama. Trader yang timbul tenggelam itu bukan ciri-ciri trader yang berhasil. Profit besar tanpa konsistensi tidak ada gunanya. 

Rahasia Sukses Trading Jangka Panjang

Seorang trader harus punya “stamina” sama seperti atlet dalam jangka panjang. Apa rahasianya? Analisis teknikal ibarat jurus-jurus tinju bagi petinju. Money Management ibarat stamina untuk bertahan lama. Dengan adanya Money Management dan Psikologi Trading yang baik, trader tidak hanya dapat untung, namun dapat konsisten. Meskipun kita seorang trader, kita tetap harus punya visi jangka panjang yaitu akumulasi profit dan konsistensi. Jangan terpancing untuk berkompetisi banyak-banyakan profits dalam jangka pendek dengan trader lain. 

Gampang aja kok meraih profit ekstravaganza dalam jangka pendek. Namun tidak gampang untuk bertahan bertahun-tahun. Evaluasi hasil trading kita setiap 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun. Jika hasil trading kita sudah melebihi pertumbuhan IHSG itu sudah bagus. Lebih bagus lagi jika hasil trading kita melebihi kinerja reksadana yang paling bagus saat ini. Jika pertumbuhan IHSG hanya 11% dalam tahun ini, dan kinerja trading kita 20-30% dari total modal, setahun, itu sudah bagus!

Mengejar profit ratusan persen dari pasar modal bisa saja, namun bagi pemula mulailah dengan target realistis.  Bagaimana dengan transaksi trading kita setahun ini, sudahkah kita melakukan evaluasi ? Berapa pertumbuhan portofolio saham kita? Apakah dapat melebihi pertumbuhan IHSG tahun ini (11%)? Apakah pertumbuhan portofolio saham kita setahun ini dapat menyamai pertumbuhan reksadana terbaik saat ini (+-40%) ? Jika masih di bawah kinerja IHSG sebaiknya evaluasi lagi kinerja kita. Apakah salah dalam strategi atau Money Management? Jika masih kurang dari kinerja IHSG, sebaiknya sebagai trader belajar lagi baik dengan membaca buku atau belajar dari trader lain. Kita dapat melewati “jalan pintas” untuk belajar trading yaitu dengan mengikuti pelatihan saham.

Disadur dari Kultwit tentang Pentingnya Visi Jangka Panjang Dalam Trading oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/43323
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 1:09 AM
image Comments
image 0 Comments

Trading Rules Saham

trading rules saham
Dalam segala aspek kehidupan terdapat berbagai macam peraturan. Bila tidak ada peraturan, betapa kacaunya dunia ini. Ada peraturan lalu lintas, peraturan sekolah, dan undang-undang dalam sebuah negara. Bagaimana dengan trading? Ya, ada undang-undang yang mengatur pasar saham sebuah negara. Namun bukan itu yang dimaksud dengan peraturan atau trading rules ini. Apakah ada peraturan yang mengatur seorang trader untuk melakukan transaksi ini dan itu / trading rules saham ? Hampir tidak ada aturan apa pun dalam dunia trading! Ya, trading memberi kebebasan luar biasa! Kita bisa bertransaksi kapan saja dan sesuka kita kecuali jika uang kita habis. Satu-satunya hal yang dapat menghalangi kita trading saham adalah jika kita tidak punya uang untuk ditradingkan. 

Karena tidak ada yang memerintah / melarang kita melakukan sesuatu, kita sebagai seorang trader cenderung tidak disiplin. Sekalipun kita sudah membuat perencanaan trading, kita seringkali mengabaikan sistem yang kita buat sendiri karena faktor emosi. Karena tidak disiplin, banyak para trader yang gagal dan tidak heran jika banyak orang yang menganggap trading sebagai judi! Kebebasan yang sangat besar tersebut membuat para trader sulit melihat trading sebagai bisnis. Oleh karena itu, kita perlu membuat sekumpulan peraturan untuk diri kita sendiri saat trading saham

Pentingnya Trading Rules Dalam Investasi Saham

Peraturan trading sangat penting agar trader dapat bertindak dengan objektif, bijak, dan tidak emosional. Trader “dipaksa” untuk bertindak berdasarkan peraturan yang dibuat oleh trader itu sendiri. Setiap trader profesional sadar betul dan mereka membuat sekumpulan peraturan bagi diri mereka. Peraturan trading / trading rules bersifat unik, sebagaimana karakter dan gaya trading masing-masing individu yang bersifat unik. Kita dapat meniru tading rules para pakar, namun kita harus tetap memodifikasi sesuai keperluan trading kita sendiri. Trading rules dibuat berdasar pengalaman dan pembelajaran dari aktivitas trading sehari-hari, melalui proses yang panjang.  Walaupun tidak saling kenal ataupun berhubungan, trading rules yang mereka buat memiliki banyak persamaan. Hal ini dikarenakan mereka semua mengikuti proses trading dengan tekun berlatih dan disiplin yang tinggi.

Kita dapat melakukan “ATM”, yaitu amati, tiru, dan modifikasi sesuai dengan pribadi kita, dan jalankan dengan disiplin. Sekalipun kita mempunyai trading rules yang bagus, tidak ada gunanya sama sekali jika kita tidak melakukannya. "If you don't know who you are, the stock market is an expensive place to find out", George Goodman. Untuk belajar dan menerapkan trading rules para trader saham sukses, bisa dibaca di buku Ellen May "Smart Traders Not Gamblers"

Disadur dari Kultwit tentang Trading Rules Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/35689
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:11 PM
image Comments
image 0 Comments

Cara Menghitung Nilai Wajar Sebuah Saham

nilai wajar saham
Nilai wajar sebuah saham / Fair Value sangat penting untuk diperhatikan oleh para investor terutama untuk investor jangka panjang. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan nilai wajar saham dan bagaimana cara menghitungnya? Perlu dipahami bahwa nilai wajar ini tidak identik dengan nilai buku (book value), dan sifatnya harus objektif.

Nilai wajar membantu investor menentukan apakah harga saham X di pasar sudah terlalu mahal (over value) atau masih murah (under value). Nilai wajar saham selalu menjadi acuan bagi investor jangka panjang dalam mengambil keputusan investasi. Keputusan investasi yang dimaksud adalah apakah ia akan membeli, menjual, atau tidak melakukan apa-apa. Nilai wajar merupakan patokan murah atau mahalnya harga saham. Harga saham dianggap mahal jika lebih besar dari nilai wajarnya. Sebaliknya, sebuah saham akan dianggap murah jika lebih rendah dari nilai wajarnya. Lalu, bagaimana cara menghitung nilai wajar sebuah saham?

Ada banyak metode untuk menghitung nilai wajar saham. Misalnya, dengan Price Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV), dll. Nilai wajar juga bisa dihitung menggunakan strategi Benjamin Graham (bapak Value Investing), yang mengkaitkan nilai wajar dengan dividend pay out ratio. Ada juga yang menghitung nilai wajar saham dengan menggunakan PER absolut. Perhitungan PER absolut ini dikaitkan dengan resiko bisnis perusahaan dan resiko keuangan perusahaan, serta visibilitas pertumbuhan laba.

Dari sekian banyak metode menghitung nilai wajar saham, yang paling sering digunakan adalah pendekatan fundamental seperti BV, PBV, dan PER. Untuk mencari nilai wajar suatu saham, buat perbandingan fundamental antara saham tersebut dengan rata-rata industri yang menjadi benchmark. Misalnya saham X punya BV sebesar Rp2.000 per saham, sedangkan harga di pasar adalah Rp4.500, maka PBV saham X adalah 2,25 kali BV. Pertanyaannya, apakah harga saham X yang sebesar Rp4.500 itu berada pada posisi over value atau malah under value?

Untuk mengetahui apakah saham X over value atau under value, perlu diketahui berapa nilai rata-rata yang menjadi benchmark industri. Artinya, jika PBV industri misalnya 3 kali BV, maka harga saham X tadi masih tergolong murah. Demikian sebaliknya. Jika harga saham X masih ditransaksikan 2,25 kali BV berarti saham tersebut masih tergolong murah dan masih layak dibeli. Demikian ilustrasi tentang nilai wajar saham. Tentu saja nilai wajar saham untuk masing-masing sektor berbeda-beda. Nah, dengan mengacu pada nilai rata-rata industri, akan dengan mudah diperoleh berapa nilai wajar sebuah saham. Begitu juga jika yang dijadikan dasar perhitungan nilai wajar adalah PER, maka harus dibandingkan antara PER sektoral dengan PER saham yang dinilai.

Disadur dari Kultwit tentang Cara Menghitung Nilai Wajar Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/35680
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 10:38 PM
image Comments
image 0 Comments

Tips Untuk Day Trading Saham

day trading
Day trading saham berarti kita melakukan transaksi beli dan jual saham / trading saham dalam waktu kurang dari sehari. Day trading biasa dilakukan oleh trader Forex, komoditas dan juga bisa dilakukan oleh trader saham. Day trading merupakan strategi trading yang memiliki tingkat resiko yang cukup tinggi. Day trading memiliki tingkat resiko yang tinggi karena frekuensi transaksi cukup sering dan diperlukan pengendalian emosi.

 Dalam day trading harus disiplin dalam membuat dan menjalankan trading plan baik area beli, profit taking, dan stop loss. Oleh karena tingkat risikonya yang cukup tinggi, maka day trading sebaiknya dilakukan oleh trader profesional. Pemula sebaiknya melakukan trading dengan rentang waktu yang lebih besar dari day trading. Day trading juga membutuhkan komitmen yang tinggi dan trader harus mau meluangkan waktu untuk mengamati monitor.  

Day trading selain menyita waktu juga membutuhkan konsentrasi dan tenaga yang cukup banyak. Gunakan money management, dengan perbandingan risk : rewards = 1:3 untuk day trading. Jadi, sebaiknya potensi rewards yang muncul adalah 3 kali lebih besar daripada level resikonya. Maksudnya ? Biasanya mendekati area resisten, potensi rewards sudah mengecil dan resiko membesar. Nah, tidak disarankan untuk membeli saham ketika dekat dengan sebuah resisten, kecuali sudah mengalami breakout. "To become a successful trader u must have the ability to move on a dime and dive into a trade within minutes, while the trend is still active". Artinya, sebagai seorang day trader, kita harus fleksibel, gesit dan cepat dalam mengambil keputusan yang objektif. Supaya bisa cepat mengambil keputusan tanpa ragu-ragu, dan bukan karena emosi, maka kita harus benar-benar terlatih.

Trader pemula ibarat orang yang baru saja bisa nyetir mobil, tidak disarankan untuk mengebut. Day trading ibarat pengemudi mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi / balapan, harus sudah terlatih! "Train Before You Enter the Big Race ! Even though you are excited about making fast money in day trading , keep in mind that you can also lose money fast". 

Master Your Trading Tools ! Maksudnya, untuk day trading harus menggunakan tools yang lengkap. Gunakan data realtime, kalau perlu gunakan yang berbayar. "Day trading can be amazingly challenging and exciting, but just like all games of RISK". Selain kecepatan, kemampuan meminimalkan risiko adalah hal yang terpenting untuk melakukan day trading . Analisis teknikal mutlak untuk dikuasai dalam melakukan day trading ! Last but not least, kita pelajari baik-baik dan latih psikologi trading yang baik pula. "Before you day trade, learn about the technical analysis , money management and psychology of trading". Trading bisa jadi judi bisa juga jadi bisnis. Supaya jadi bisnis harus punya perencanaan dan strategi. 

Disadur dari Kultwit tentang Tips Untuk Day Trading Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/35370
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 12:52 PM
image Comments
image 0 Comments

Cara Membeli Saham Saat Breakout

saham breakout
Breakout, tentunya sudah tidak asing bagi kita yang sudah belajar analisis teknikal saham. Breakout adalah momen dalam pergerakan harga saham, dimana harga saham telah melewati area atap atau lebih dikenal sebagai area resisten saham. Resisten seringkali diartikan sebagai level harga yang secara psikologis menahan pergerakan harga saham untuk naik lebih tinggi lagi.

Resisten bisa diibaratkan seperti atap. Analoginya seperti ini, jika kita melempar bola ke atas lalu mengenai atap rumah kita, maka logikanya bola tersebut tentunya akan memantul dan kembali ke bawah. Nah jika harga saham telah menyentuh area resisten, maka pada umumnya akan cenderung untuk turun. Inilah alasannya kenapa seorang pelaku pasar akan berhati-hati ketika sebuah saham telah menyentuh area resisten atau area psikologisnya. Hal ini terjadi karena, pada saat harga saham mendekati area resisten, rawan terjadi aksi profit taking yang menyebabkan harga kembali turun. Oleh karena itu, para trader atau pelaku pasar jangka pendek akan sangat waspada pada momen ini.

Apabila harga saham ternyata mampu melampaui area resisten, apa yang terjadi? Yang terjadi adalah breakout. Biasanya breakout terjadi jika disertai dengan volume perdagangan yang tinggi, dan hal ini dapat memberikan dampak yang signifikan yang dapat berlanjut terhadap penguatan harga saham.
Lalu, bagaimana cara trading saham saat breakout dan memanfaatkan momen ini untuk memperoleh profit?  Berikut ini adalah cara trading saham ketika harga mengalami breakout :
1. Beli saham sebelum terjadi breakout
Apabila kita telah mendapat sinyal akan terjadinya breakout, kita bisa membeli saham saat breakout belum terjadi. Namun cara ini cukup beresiko. Karena tentunya breakout itu sendiri belum tentu akan terjadi meskipun kita sudah melihat tanda-tandanya. Nah, sisi positifnya adalah ketika breakout benar-benar terjadi, pastinya kita akan sangat lega karena mendapat harga yang jauh lebih murah dan potensi profit lebih besar.

2. Membeli saham breakout ketika harga sudah berada di atas titik breakout
Terjadinya breakout, didukung oleh volume perdagangan saham yang tinggi. Hal ini membuat harga naik dengan cepat. Ketika ada konfirmasi bahwa telah terjadi breakout, tentunya harga sudah berada jauh diatas titik breakout itu sendiri. Keuntungannya apabila kita membeli saham pada posisi ini, kita pastinya akan dapat sahamnya, karena sebuah saham yang mengalami breakout terkadang akan bergerak cepat dan belum tentu akan mengalami retracement (harga saham kembali ke titik breakout).

Namun, resikonya adalah tentunya kita akan mendapat harga saham yang lebih mahal. Dan jarak dengan level stop loss yang telah kita tentukan (di bawah area resisten sebelum terjadinya breakout) akan semakin jauh, dan tentunya apabila titik stop loss yang kita tentukan tersebut tersentuk, sudah dipastikan kita akan mengalami kerugian yang cukup besar.

3. Membeli saham breakout ketika mengalami retracement
Retracement adalah ketika harga saham turun untuk sesaat kembali ke titik dimana breakout terjadi, yang telah menjadi titik support/alas. Titip support bekas terajadinya breakout akan menahan harga saham agar tidak turun lebih dalam. Dan inilah saat yang terbaik untuk membeli saham ketika terjadi breakout. Karena pada titik ini, saham sudah terkonfirmasi telah mengalami breakout. Keuntungan membeli saham pada posisi ini adalah, kita tentunya mendapat harga saham yang lebih murah dan jarak dengan titik stop loss tidak terlalu jauh. Tapi, sayangnya saham yang mengalami breakout tidak semuanya akan terjadi retracement atau turun lagi ke titik bekas breakoutnya. Karena saham yang breakout dengan volume tinggi cenderung berpotensi menlanjutkan penguatan.

Nah, dari ketiga cara tersebut, manakah yang terbaik dan bagaimana caranya? Yang terbaik adalah kita membeli sesuai poin 2 dan poin 3 secara bertahap. Tentunya pengaturan portofolio atau money management dengan baik berperan sangat penting. Lalu, sebaiknya cara ini dilakukan ketika pasar sedang berada dalam trend naik, bukan berada pada trend sideways (mendatar) atau malah trend menurun. Dan cara ini tidak terbatas pada trading saham, namun juga bisa digunakan pada trading forex atau komoditi.

Disadur dari tulisan Ellen May di DetikFinance.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 4:24 AM
image Comments
image 0 Comments

Cara Trading Ketika Pergerakan Pasar Sedang Sideways

market sideways
Dalam analisis teknikal, pengenalan akan trend sangat penting meskipun sangat sederhana. Trend diibaratkan seperti gelombang di lautan, ada gelombang naik dan turun, ada gelombang besar dan kecil. Trend naik baik untuk melakukan transaksi beli / long di dalam komoditas / forex, dan saham. Sebaliknya, trend turun baik untuk melakukan short sell pada forex. Bagaimana dengan trend mendatar? Trend mendatar sering disebut dengan sideways / no trend. Kondisi ini seringkali membuat trader galau. Trader yang trading pada saat sideways, seringkali bingung karena harga selalu naik turun seakan-akan tanpa arah. 

Kondisi no trend / sideways saat ini dapat pada pergerakan harga emas, yang sideways dalam kisaran cukup besar. Saat ini harga emas berjangka berada dalam fase sideways / no trend dalam range 1550 sampai dengan 1800. Jika kita adalah trader jangka pendek, maka range trading / sideways yang cukup besar ini bisa dimanfaatkan untuk tiktok. Jika kita trader, bisa manfaatkan trading di area suport 1550 - 1700 dan resisten 1800 untuk tiktok/trading pendek. Namun jika kita tidak menyukai trading super cepat, sebaiknya melakukan pembelian ketika break out. Jika range antara suport dan resisten saat sideways cukup besar bisa dimanfaatkan untuk tiktok. Namun jika range antara suport dan resisten saat sideways sangat kecil, sebaiknya jangan trading dulu. 

Trading ketika sideways dengan range kecil akan membuat kita menunggu cukup lama. Jika kita bisa sabar untuk menunggu, itu tidak masalah, namun jika kita tidak sabar sebaiknya beli saham saat break out. Sideways adalah masa indecission / pertarungan antara daya beli dan tekanan jual, sebaiknya menepi dulu. Ketika pertarungan telah usai, dan dimenangkan oleh bull/daya beli, maka kita boleh membeli saham tersebut. 

Disadur dari Kultwit tentang Cara Trading Ketika Pergerakan Pasar Sedang Sideways oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/33486
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 3:24 AM
image Comments
image 0 Comments

5 Tips Cara Membeli Saham

cara membeli saham
Cara membeli saham terkadang lumayan membingungkan bagi investor pemula yang ingin menginvestasikan modalnya di bursa saham. Seperti yang kita ketahui, berinvestasi saham memberikan peluang kepada kita untuk mendapatkan profit yang besar. Banyak orang yang sukses bermain saham dan mampu melipat gandakan aset kekayaannya melalui investasi saham. Namun, tentunya tidak semudah seperti yang kita bayangkan bahwa berinvestasi saham selalu memberikan profit, apalagi jika kita adalah pemain saham pemula. 

Seperti yang kita ketahui pula, berinvestasi saham merupakan investasi high risk high return, artinya kita bisa mendapatkan keuntungan yang besar dari investasi saham, tapi jangan lupa bahwa kitapun bisa rugi besar dalam sekejap apabila kita tidak tahu bagaimana cara berinvestasi saham. Banyak hal yang perlu kita ketahui untuk sukses berinvestasi saham. Salah satunya adalah cara menganalisa saham yang berpotensi memberi keuntungan yang besar bagi kita. Berikut ini 5 tips untuk membeli saham :

1. Belilah saham disaat harganya sedang murah
Ketika bursa saham sedang mengalami puncak pesimisme, seperti yang terjadi pada akhir tahun 2008  hingga awal tahun 2009, adalah waktu yang tepat untuk membeli saham. Karena pada saat itu banyak saham potensial yang berharga murah. Disaat itulah kita bisa membeli saham.

2. Belilah saham ketika saham sudah masuk harga target kita
Memperkirakan nilai suatu saham sangatlah penting. Karena dengan begitu, kita akan tahu apakah saham tersebut sedang dalam harga murah dan akan naik hingga mencapai harga perkiraan kita. Untuk itu, kita perlu menetapkan kisaran harga dimana kita akan membeli saham tersebut. Kita bisa memanfaatkan laporan analisis yang ada dan mempertimbangkan rata-rata opini para analis seperti apa terhadap target harga saham. Bisa kita cari informasi ini di berbagai situs keuangan, tinggal googling saja. Dan yang perlu kita ketahui, dengan menetapkan kisaran harga sebuah saham, kita dapat menentukan kapan saat yang tepat untuk membeli saham.

3. Belilah ketika saham undervalued
Untuk menentukan level overvaluation atau undervaluation sebuah saham, kita bisa menggunakan cara dengan memperkirakan prospek perusahaan tersebut dimasa yang akan dapat seperti apa. Dalam penilaian ini kunci teknisnya adalah dengan mengurangi analisa aliran kas yang mencakup aliran kas perusahaan tersebut kedepan lalu kita pangkas kembali ke masa sekarang. Nah, nilai yang ketemu merupakan kisaran harga target secara teoritis. Logikanya seperti ini, jika harga saham saat ini dibawah nilai yang kita dapatkan tadi, berarti saham tersebut memiliki prospek bagus dan layak untuk kita beli. 

Kunci teknis lainnya adalah dengan cara membandingkan harga sebuah saham dengan pendapatan yang diperoleh oleh kompetitor tersebut. Dan harga terhadap penjualan serta harga terhadap aliran kas juga kita gunakan untuk mempermudah menentukan apakah saham tersebut lebih murah dibandingkan dengan harga saham kompetitor utamanya.

4. Beli saham disaat kita punya rasa sabar ekstra
Maksudnya adalah, ketika kita sudah menentukan saham undervalued dan memutuskan untuk membelinya, jangan langsung berharap bahwa saham tersebut harganya akan segera naik pesat. Karena memperdagangkan sebuah saham hingga dapat sampai pada nilai saham yang sebenarnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Para analis yang telah memproyeksikan harga sebuah saham untuk beberapa bulan bahkan triwulan kedepan, terkadang hanya sekedar memprediksi bahwa nilai saham tersebut bisa naik dengan cepat. Padahal pada kenyataannya, membutuhkan waktu beberapa tahun bagi sebuah saham untuk bisa tumbuh mendekati kisaran harga yang ditargetkan. Jadi, alangkah baiknya jika kita mempertimbangkan untuk menahan saham yang kita miliki untuk tiga hingga lima tahun kedepan, apalagi jika hasil analisa yang kita lakukan menyimpulkan bahwa saham tersebut akan bertumbuh.

5. Kita beli saham setelah kita peroleh banyak informasi tentang saham tersebut
Kita cari informasi sebanyak-banyaknya tentang saham yang akan kita beli. Kita bisa membaca laporan tahunan perusahaan, berita-berita terbaru seputar perusahaan itu atau googling tentang presentasi terkini perusahaan ke para investornya. Intinya adalah, kita cari tahu seluk beluk saham tersebut, dari mulai sejarah hingga informasi mengenai prospek kedepannya seperti apa. Jangan kita membeli saham yang kita sendiri tidak tahu mengenai saham tersebut.

Kelima tips cara membeli saham tersebut sangat penting untuk kita ketahui. Meskipun pada dasarnya, berinvestasi saham tidak hanya sebatas mengenai cara membeli saham saja. Kita juga perlu belajar tentang bagaimana menerapkan strategi berinvestasi saham, cara menganalisa saham baik analisa teknikal maupun analisa fundamental, termasuk bagaimana cara kita mengatur mindset kita secara benar sehingga pada akhirnya kita bisa meraih profit dari investasi saham yang kita lakukan.

Sumber : DetikFinance.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:47 PM
image Comments
image 0 Comments

Tips dan Cara Profit Dalam Investasi Saham

investasi saham
Banyak orang yang ingin mendapat uang cepat dari investasi saham. Apakah itu salah ? Dalam berinvestasi saham memang sangat memungkinkan untuk mendapat profit besar dalam waktu singkat. Namun, sebenarnya, mencari “quick money” bukanlah mindset yang benar dalam trading saham. Saham bukanlah kasino yang dapat memberikan kita uang cepat dalam semalam. Banyak orang mengatakan saham itu judi, tak lain adalah karena attitude dari orang itu sendiri. Bahkan ada yang menyandingkan dunia saham dengan perjudian profesional yang juga memakai strategi? Memang dalam dunia perjudian profesional menggunakan strategi. Tapi bukan itu maksudnya. Saham bisa menjadi ajang perjudian namun bisa menjadi bisnis yang sempurna tergantung pelakunya.

Dalam trading atau berinvestasi saham, sejatinya kita harus menganalisis dan menunggu dengan sabar hingga target tercapai. Dalam mencapai target harga / resisten, pergerakan harga saham membutuhkan waktu. Kita tidak bisa memaksakan sebuah saham mencapai level harga yang kita ingini dalam sekejap. Berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi sebuah saham untuk mencapai target harganya? 

Waktu yang dibutuhkan bagi sebuah saham untuk mencapai targetnya bervariasi, dan tergantung targetnya pula. Jika target yang dipilih oleh trader adalah target pendek / target harian, maka trader harus menunggu 1 -2 minggu. Jika target yang dipilih adalah target intermediate / weekly, maka trader biasanya menunggu sekitar 2-8 minggu. Jika target yang dipilih adalah target monthly/investasi, maka pelaku pasar biasa menunggu 6 bulan - 2 tahun. Target harian tentunya lebih kecil daripada target mingguan. Demikian pula target mingguan lebih kecil daripada target bulanan. Maka bisa disimpulkan bahwa trading saham bukanlah cara cepat untuk mencapai quick money. Jika kita ingin trading dalam bingkai waktu yang lebih kecil namun mendapat profit lebih besar, pilihlah market terleverage.

Apa itu market ter-leverage? Dalam market ter-leverage, kita hanya membutuhkan sedikit uang namun bisa menghasilkan untung besar! Beberapa contoh market terleverage adalah, trading saham memakai margin/hutang, trading forex, gold, dll. Trading dengan leverage tidak hanya memberikan keuntungan berlipat namun juga kerugian berlipat! Bagi pemula sebaiknya mulai dari market normal tanpa leverage yaitu trading dan investasi saham. Trading pada market terleverage membutuhkan analisis teknikal yang kuat, serta pengalaman bertahun-tahun di market tanpa leverage.

Sekali lagi, bursa saham ,forex,dan gold bukanlah meja judi jika kita menempatkan diri sebagai pebisnis. Namun, karena forex dan gold mengandung resiko dan imbal hasil lebih besar, maka sebaiknya berlatih dulu di saham. Faktor psikologi trading sangat krusial untuk keberhasilan trading. Namun sayangnya urusan psikologi trading tidak bisa dibentuk hanya dalam waktu singkat. Psikologi trading berbicara tentang mindset, fear and greed dari pelaku pasar yang mengendalikan perilaku pasar.

Disadur dari Kultwit tentang Cara Profit Dalam Investasi Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/32783
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 3:17 PM
image Comments
image 0 Comments

Saat Yang Tepat Untuk Menjual Saham

menjual saham
Seorang investor saham terkadang merasa bahwa beli saham itu lebih gampang daripada menentukan kapan saatnya kita harus menjual saham. Ya soalnya kebanyakan investor saham, khususnya investor pemula, memutuskan untuk membeli saham karena ada rekomendasi dari berbagai sumber, bisa melalui seoarang analis dalam forum-forum, broker saham, manager investasi atau bahkan dari informasi di mailis.

Nah, kalau dipikir-pikir nih, kira-kira banyak juga nggak yang memberikan saran ke kita tentang kapan saat yang tepat untuk menjual saham kita? Dan memang kenyataannya begitu, kita mampu dengan cepat memutuskan membeli saham berdasarkan rekomendasi orang lain, tapi terkadang susah untuk memutuskan kapan waktu yang sangat pas untuk menjualnya. Sedangkan menjual saham tentunya bukan berdasarkan atas keputusan yang asal-asalan bukan. Berikut ini adalah tips mengenai waktu yang tepat untuk menjual saham :

1. Jika Sudah Mencapai Target Harga Yang Kita Inginkan
Kita bisa menjual saham kita ketika telah mencapai target harga saham yang sesuai dengan tujuan awal kita membeli saham. Jadi, sebaiknya ketika kita mebeli saham, kita juga menentukan berapa target profit yang kita kehendaki dari saham tersebut. Dan kitapun harus konsisten dengan target profit yang sudah kita tentukan itu tadi.

2. Saat Menyadari Kemunduran Fundamental Dalam Perusahaan
Ketika kita membeli saham, tentunya kita sudah melakukan analisa fundamental terhadap sebuah perusahaan sebelum kita membeli sahamnya. Pada awal analisa kita mungkin kita berkesimpulan bahwa saham perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, dan kita pun tahu bahwa tidak ada yang bisa menjamin bahwa sebuah perusahaan akan selalu menghasilkan untung, kita perlu melakukan pengecekan ulang terhadap portofolio saham yang kita miliki. Ketika kita menemukan bahwa salah satu portofolio saham kita berpotensi turun, saat itulah kita bisa menjualnya dan menggantikannya dengan saham yang lebih bagus.

3. Ada Kesempatan Baru Yang Lebih Bagus
Beban dalam kesempatan adalah keuntungan yang bisa diraih dengan memilih sebuah  alternatif lain. Sebelum kita membeli saham, kita harus selalu membandingkan dengan gain potensial yang bisa kita peroleh dengan memiliki saham lain. Jika alternatif itu lebih baik, maka masuk akal untuk menjual saham di posisi sekarang dan membeli saham lain.Memang untuk mengidentifikasi beban sebuah kesempatan secara akurat sangatlah sulit dilakukan. Kita bisa berinvestasi di kompetitor jika dia punya prospek pertumbuhan yang sama meyakinkannya namun diperdagangkan di penilaian lebih rendah. Misal, harga rendah berbanding pendapatan berlipat ganda.

4. Setelah Merger
Rata-rata premi yang berlaku dalam pengambilalihan atau harga pembelian sebuah perusahaan biasanya berkisar antara 20% hingga 40%. Apabila kita sebagai seorang investor yang cukup beruntung untuk memiliki saham perusahaan yang akhirnya diakuisisi dalam premi signifikan, langkah terbaik adalah menjual saham tersebut. Mungkin banyak keuntungan yang dapat kita ambil jika kita tetap meneruskan kepemilikan saham itu setelah merger selesai. Misal, jika posisi kompetitif gabungan kedua perusahaan telah membaik secara substansial. Bagaimanapun juga, sebuh merger hanya memiliki sedikit rekam jejak kesuksesan. Apalagi kalau proses merger membutuhkan beberapa bulan hingga kesepakatanya tuntas.

5. Setelah Kebangkrutan
Dan ini tampaknya sangat jelas sekali. Terutama karena di sebagian besar kasus kebangkrutan, perusahaan menjadi tidak berharga lagi bagi pemegang saham. Bagaimana pun juga, untuk tujuan pajak, penting menjual saham kita  atau menyadari kerugian supaya hal itu bisa digunakan untuk menutup kerugian capital gain di masa depan. Kitapun tidak mungkin untuk menahan saham kita disaat kita ketahui bahwa perusahaan tersebut mulai bangkrut.

Sumber : Detik Finance
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:13 PM
image Comments
image 0 Comments

Cara Meminimalisir Resiko Dalam Investasi Saham

tips investasi saham
Tidak dipungkiri bahwa investasi saham merupakan jenis investasi yang mengandung resiko yang cukup besar, namun kitapun semua tahu bahwa berinvestasi saham juga memberikan keuntungan yang besar, dengan syarat kita tahu cara berinvestasi saham yang baik dan benar serta tahu bagaimana caranya menghindari/meminimalisir resiko dalam investasi saham. Untuk itu, sebagai investor saham, selain kita harus banyak belajar tentang berinvestasi saham, kita juga patut mengetahui cara meminimalisir resiko investasi yang kita jalankan.

Nah, berikut ini adalah 5 cara meminimalisir resiko dalam berinvestasi saham, yang kami sadur dari artikel yang dimuat oleh DetikFinance : 

1. Perhatikan komisi broker
Kalau kita bukan tipe seorang yang sering melakukan trading (day trading), kita harus tahu berapa biaya yang harus dibayar untuk komisi broker apabila kita menggunakan jasa broker dalam investasi saham. Ada beberapa sekuritas yang meminta komisi bulanan, dan ada beberapa lainnya dibayar tiap transaksi. Kita perlu memperhatikan jumlah yang harus kita keluarkan untuk biaya ini, berapa pengeluaran dan berapa pemasukan dari imbal hasil. Dan yang perlu kita ingat, bahwa yang termurah belum tentu yang terbaik. Jadi, kalau ada broker yang memasang biaya jasa murah belum tentu kinerja bagus lo.

2. Tahu kapan saatnya kita harus keluar
Jika kita membeli dan menahan saham sampai pada batas tertentu sepertinya strategiinvestasi saham  yang bagus, tapi bukan berarti dengan sistem yang serba otomatis seperti sekarang ini kita hanya diam saja. Pantau terus pergerakan pasar dan situasi sektor serta saham yang kita pegang. Dengan begitu, kita akan tahu kapan waktu yang tepat untuk keluar dari pasar.

3. Melakukan penambahan portofolio
Pergemuk portofolio investasi kita secara rutin. Meski nilai yang ditambahkan tidak terlalu besar, tidak masalah karena sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Hal ini juga bisa dilakukan untuk melawan kondisi pasar modal yang sangat fluktuatif. Jika sudah terbiasa menambah nilai portofolio, kita tidak akan lagi mempedulikan apakah pasar sedang bearish atau bullish.

4. Pertimbangkan reksadana dan obligasi
Kita juga perlu melakukan pertimbangan untuk berinvestasi di reksadana dan obligasi, selain sebagai diversifikasi investasi kita, kita juga melebarkan portofolio investasi yang kita miliki. Atau bisa juga cari investasi dengan pendapatan yang tetap, dengan begitu kita bisa melindungi portofolio dari tekanan pasar saham yang sering naik turun.

5. Sebarkan modal kita
Seperti yang kita ketahui bahwa pasar modal adalah tempat yang tepat untuk menanam saham, tapi sangat disarankan agar kita menempatkan modal kita hanya di satu sektor atau saham. Rancang sebuah portofolio sendiri yang memuat aneka perusahaan yang kita kenal baik, bisa dipercaya dan kemungkinan bertahan lama. Dengan mengetahui perusahaan yang sahamnya akan kita beli maka risiko dari investasi tersebut semakin kecil. Kalaupun ada kerugian, biasanya sudah bisa diprediksi sebelumnya. Seperti prinsip investasi Warren Buffett ,bahwa berinvestasi itu paling tepat adalah pada perusahaan yang kita tahu dengan baik cara kerjanya.

Itu tadi adalah tips dan cara meminimalisir resiko dalam berinvestasi saham. Intinya adalah kita bisa meminimalisir resiko dalam berinvestasi saham, jika kita bisa cermat. Dan yang terpenting yang sering kali Ellen May katakan adalah, memilih strategi investasi saham yang sederhana dan tepat dengan gaya investasi kita sangatlah penting. Selain itu, kita juga harus konsisten untuk menjalankan strategi investasi kita tersebut, dan disiplin dalam trading. Termasuk disiplin dalam menetapkan cut loss dan target profit investasi saham kita. 

Disadur dari : finance.detik.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 3:46 PM
image Comments
image 0 Comments

 
Kembali ke atas