-->
Showing posts with label Strategi Investasi Saham. Show all posts
Showing posts with label Strategi Investasi Saham. Show all posts

9 Strategi Memilih Saham Potensial

memilih saham potensial
Kita sudah membahas pentingnya memiliki strategi dalam memilih saham. Dalam ulasan tersebut, sudah dijabarkan dengan lengkap semua alasan mengapa kita perlu mempersiapkan strategi untuk menentukan saham potensial sebagai instrumen investasi yang dapat memberikan keuntungan yang besar. Nah, kali ini kita akan masuk dalam pembahasan mengenai 9 strategi yang dapat kita gunakan dalam memilih saham potensial. Namun, sebelum kita masuk dalam pokok bahasan kita, ada hal penting yang harus kita ingat. Dari ke-sepuluh strategi ini tentunya tidak perlu kita terapkan semua, kita hanya memakai salah satu atau beberapa strategi memilih saham yang sesuai dengan karakter kita. Sudah barang tentu kita bakalan pusing bukan kalau harus menerapkan sepuluh strategi sekaligus? Bukannya mempermudah malah bikin ribet tentunya. Lalu, apa saja strategi yang bisa kita gunakan? Berikut ini 9 strategi saham yang bisa kita gunakan untuk memilih dan menentukan saham mana yang paling potensial :

1. Strategi Analisis Fundamental
Strategi ini digunakan untuk menganalisa fundamental perusahaan dan mengetahui nilai intrinsik saham peruhaan tersebut. Memang cara ini bakalan membutuhkan banyak waktu dan energi, karena banyak hal yang harus kita analisa guna mendapatkan saham-saham potensial. Namu, hasil yang didapatkan akan sangat memuaskan. Strategi ini dipakai untuk mencari saham yang memiliki potensi untuk dijadikan instrumen investasi jangka panjang. Baca juga: "Kelebihan dan kelemahan analisis fundamental".

2. Strategi Analisis Kualitatif
Menilai sebuah perusahaan tidak hanya melibatkan kumpulan angka-angka dan arus kas, tapi perlu melihat perusahaan tersebut secara umum dan melihat kualitas perusahaan tersebut secara subjektif. Intinya dalam analisis kualitatif kita lebih di tuntut untuk subjektif berdasarkan fakta-fakta yang ada. Untuk melakukan analisis faktor kualitatif untuk memilih saham, ada beberapa hal yang sering dipertimbangkan. Antara lain : manajemen perusahaan, cara kerja perusahaan (apa yang dihasilkan, bagaimana cara memperoleh keuntungan), sektor industri dan kompetitor di sektor terebut, merk dagangnya, dan hal-hal sederhana yang bisa meningkatkan potensi perusahaan tersebut.

Menilai sebuah perusahaan dari sudut pandang kualitatif dan menentukan apakah kita harus berinvestasi di dalamnya adalah sama pentingnya dengan melihat penjualan dan laba. Strategi ini mungkin salah satu yang paling sederhana, tetapi juga salah satu cara yang paling efektif untuk mengevaluasi potensi investasi.

3. Strategi Value Investing
Value investing adalah salah satu strategi terbaik untuk memilih saham potensial. Pada tahun 1930, Benjamin Graham dan David Dodd, profesor keuangan di Universitas Columbia, menyusun apa-apa saja yang dianggap sebagai kerangka value investing. Konsep ini sebenarnya sangat sederhana : yaitu menemukan perusahaan perdagangan di bawah nilai perusahaan tersebut.
 
Value investing mencari saham dengan fundamental yang kuat - termasuk pendapatan, dividen, nilai buku, dan arus kas - yang menjual dengan harga murah, mengingat kualitas mereka. Value investor mencari perusahaan yang tampaknya akan benar dihargai (undervalued) oleh pasar dan karena itu memiliki potensi untuk meningkatkan harga saham ketika pasar mengoreksi kesalahan dalam penilaian. Baca juga : "Value Investing - Oleh Ellen May"


4. Strategi Growth Investing
Growth investor atau investor yang menggunakan strategi growth investing, fokus pada pertumbuhan saham. Prinsip dasar investasi dengan strategi ini adalah mencari perusahaan yang terus berekspansi dan terus meningkatkan modal yang digunakan untuk menciptakan produk baru dan menggunakan teknologi baru. Biasanya harga saham dengan ciri tersebut sangat mahal. Tapi karena investor yakin bahwa pertumbuhan perusahaan yang terus melakukan ekspansi dan peningkatan di semua lini, akan menjamin bahwa investasi akan membuahkan hasil dalam jangka panjang. Baca lebih lengkap : "Growth Investing - Oleh Ellen May"
5. Strategi GARP Investing
Strategi ini adalah kombinasi antara value investing dan growth investing. Dalam penerapannya, kita mencari perusahaan yang harga sahamnya undervalued tetapi punya potensi pertumbuhan yang besar dalam jangka panjang. GARP investing bisa dibilang sebagai strategi investasi saham yang sempurna. Tapi tentunya untuk mengkombinasikan antara value investing dan growth investing tidak semudah apa yang kita dengar. Kalau kita tidak tahu dan mengerti betul bagaimana menggunakan value dan growth investing, kita bisa salah beli saham lo. Seharusnya kita bisa beli saham terbaik, tapi malah beli saham kelas bawah akibat kesalahan strategi. Tapi, investor besar seperti Peter Lynch telah membuktikan, hasil yang didapat dari penerapan strategi ini sebanding dengan waktu yang kita gunakan untuk belajar tehnik GARP. Dengan menerapkan strategi GARP, hasil jangka panjang investasi kita akan lebih manis.

6. Strategi Income Investing
Strategi ini bertujuan untuk memilih perusahaan yang memberikan profit yang tetap dan terus menerus, strategi ini dipercaya sebagai strategi paling mudah untuk diterapkan. Ketika kita berfikir tentang "pendapatan tetap" kita mungkin langsung berfikir tentang pendapatan tetap yang bisa kita dapat dari reksadana atau obligasi. Tapi nyatanya, investasi saham juga bisa memberikan pendapatan tetap dengan pembayaran deviden. Penjelasan lebih lengkap mengenai strategi ini, bisa dibaca di sini : Income investing - oleh Ellen May

7. Strategi CAN SLIM
Strategi ini sangat baik untuk digunakan karena memberikan panduan yang jelas untuk diterapkan serta meminimaliris subjektifitas kita dalam memilih saham. Bisa dibilang, strategi Can Slim adalah strategi terbaik untuk memilih saham. Karena dalam penerapannya ada kombinasi nilai (value), pertumbuhan (growth), alanisis fundamental, serta sedikit penggunaan analisis teknikal. Baca juga " Dahsyatnya Strategi Can Slim".

8. Strategi Dogs of The Dow
Strategi ini pertama kali dipopulerkan oleh Michael Higgins dalam bukunya "Beating the dow". Dog of the dow yang dimaksud disini adalah 10 dari 30 perusahaan yang tercatat pada Down Jones Industrial Average (DJIA), sebagai perusahaan yang memiliki tingkat deviden tertinggi. Jadi strategi ini digunakan untuk memilih saham-saham di bursa Dow Jones ya, bukan bursa lokal.Strategi dogs of the dow adalah strategi yang cukup simpel dan efektif berdasarkan hasil yang diberikan selama 50 tahun terakhir.

9. Strategi Analisis Teknikal
Para pengguna teknikal analisis untuk memilih saham, akan menganalisa statistik aktifitas pasar terakhir (harga dan volume transaksi) sebelum menentukan saham mana yang akan dipilih. Ada juga yang menggunakan chart dan beberapa indikator untuk memprediksi pergerakan harga selanjutnya. Nah, yang seperti ini dikenal sebagai seorang chartist. Tidak seperti strategi memilih saham lainnya, teknikal analisis punya konsep sendiri dan tentunya sangat berbeda analisis fundamental. Untuk menguasai tehnik dan strategi analisis teknikal, kita membutuhkan kedisiplinan dan kecerdasan. Baca juga : "Prinsip penting analisis teknikal".

Itulah 9 strategi yang dapat kita gunakan untuk memilih saham potensial. Tentunya dari kesembilan cara yang bisa kita gunakan tersebut, tidak semua strategi bisa cocok dengan karakter kita. Jadi, kalau mau lebih efektif menggunakan strategi memilih saham potensial, pilih strategi yang kita sendiri nyaman untuk menggunakannya. Pahami secara lengkap tentang strategi yang kita pilih. Kemampuan kita menggunakan strategi tersebut, akan menentukan hasil pemilihan saham yang akan kita dapatkan.

Sumber :Investopedia.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 2:38 PM
image Comments
image 0 Comments

Strategi Membeli Saham Terdiskon Besar-Besaran (Bottom Fishing)

bottom fishing
Bottom fishing adalah sebuah strategi membeli saham yang terdiskon besar-besaran. Strategi bottom fishing dilakukan pada saham yang jatuh tiba-tiba secara drastis. Saham-saham yang terdiskon besar-besaran secara tiba-tiba berpotensi untuk mengalami technical rebound. Technical rebound adalah kenaikan harga saham yang menyerupai efek pantulan bola yang jatuh. Technical rebound bersifat sangat cepat dan sifatnya sementara, oleh karena itu harus hati-hati dalam memanfaatkannya. Technical rebound pada saham-saham yang turun mendadak dan tajam juga seringkali disebut dengan Dead Cat Bounce. Istilah Dead Cat Bounce ini diperkenalkan oleh seorang jurnalis dari Singapore dalam sebuah tulisannya. 

Memanfaatkan technical rebound pada saham-saham yang turun drastis harus cepat dan hati-hati. Salah satu tips dalam memanfaatkan technical rebound atau Dead Cat Bounce adalah menunggu di suport-suport terkuat. Sebagai contoh, pada tgl 12 Desember saham UNVR turun tajam dengan volume besar, dilanjutkan keesokan harinya. Penurunan harga saham Unilever dalam 2 hari dengan volume besar, menyentuh area suport kuat pada hari ke 2. Suport kuat yang dimaksud adalah area MA 20 monthly, yang seringkali disentuh namun tidak ditembus turun oleh harga. Hal itu berarti, area line MA 20 monthly merupakan area yang bagus untuk dilakukan buy on weakness. Belajar dari kejadian ini, kita bisa menerapkannya pada saham lain yang terkoreksi tajam seperti SMCB. Karena penyebab yang hampir serupa dengan UNVR / Unilever yaitu tentang naiknya royalti, SMCB / Holcim Indonesia tertekan pada 28 Desember 2012.

Investor merespon negatif akan naiknya royalti yang harus dibayarkan SMCB kepada Holcim Intl.  Seperti diketahui, SMCB / Holcim Indonesia harus membayar royalti 4% pada tahun 2013 dan 5% pada tahun 2013. Hal ini dinilai investor dapat memangkas laba Holcim. Bagaimana teknikalnya? Apakah kita bisa memanfaatkan penurunan ini? Tidak tanggung-tanggung, SMCB turun 16% dari harga pembukaan 3500, ditutup di harga 2900 per lembar sahamnya. Berapa area suport-suport kuat pada saham SMCB untuk dilakukan buy on weakness atau bottom fishing? Area 2800 adalah level suport pertama yang menjadi suport kuat, dan level suport kuat berikutnya ada di angka 2200. Area 3300 adalah area resisten / atap yang harus diwaspadai untuk terjadinya profit taking pada SMCB. 

Melakukan bottom fishing pada saham-saham yang turun tajam dan mengharap teknikal rebound harus sangat hati-hati. Selain mengaktifkan trailing stop secara manual, kita juga harus disiplin melakukan stop loss. Level pembatasan resiko / stop loss sebaiknya tidak lebih dari 5% kerugian sejak level beli.

Disadur dari Kultwit tentang Strategi Membeli Saham Terdiskon Besar-Besaran (Bottom Fishing) oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/43305
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 12:11 AM
image Comments
image 0 Comments

Strategi Membatasi Resiko Investasi Saham

strategi saham
7MWHFMSNUKN7 Seorang trader yang memposisikan diri sebagai seorang pebisnis dan fokus pada visi jangka panjang, tidak terlalu emosi. Kenapa? Ketika kita fokus pada 1 atau 2 transaksi, susah untuk melakukan pembatasan resiko. Lain halnya jika fokus jangka panjang. Tidak mungkin trader tidak pernah rugi. Tidak mungkin seorang pedagang tidak mengeluarkan biaya operasional. Anggap kerugian dalam trading itu sebagai biaya operasional dalam berbisnis. Biaya itu ada, tapi harus dibatasi. Sebagai seorang pebisnis juga harus fokus pada pertumbuhan laba jangka panjang, bisa kita evaluasi setiap per 3 bulan, 6 bulan, atau per tahun. Kalkulasikan setiap biaya (stop loss) dan pendapatan (profit), setidaknya kerugian maksimal 1/3 dari keuntungan. Sistem pengaturan resiko : keuntungan = 1:3 ini merupakan strategi investasi saham yang sangat sederhana, namun jika dilakukan dengan konsisten sangat luar biasa hasilnya. 

Jika kita seorang swing trader, katakan, target profit hanya 6% per transaksi, dan stop loss maksimal 2% per transaksi maka jika kita stop loss 6x (rugi 12%), dan capai target hanya 4x (profit 24%), maka kita masih untung 12%. Meski kita hanya benar 40% dalam trading, jika kita konsisten dengan sistem 1:3, kita masih tetap net profit! 

Jika kita seorang position trader / trader bulanan, kita bisa dapat potensi keuntungan lebih besar, tapi harus sabar. Jika target trading kita 20-21%, dan toleransi kerugian maksimum 7% (sepertiga target), apa yang terjadi? Jika kita capai target 4 kali saja (untung 80-84%) dan stop loss 6 kali (rugi 42%), maka untung bersih yang kita dapat 40-42%! Jadi, faktor keberhasilan dalam trading saham/forex/gold, bukan semata-mata karena strategi memilih saham saja. 

Kedisiplinan dan money management sangat berperan penting. Tanpa kedisiplinan, bisa-bisa kita rugi lebih banyak. Dengan strategi yang sederhana saja, namun kita disiplin pada pembatasan resiko, maka kita bisa berhasil trading saham. Saham bukan judi selama kita memperlakukannya sebagai sebuah bisnis. Seperti sebuah bisnis, maka kita juga harus membuat perencanaan yang matang dan disiplin menjalankannya. Tidak ada gunanya membuat perencanaan namun tidak dilakukan dengan disiplin. Trader yang gagal biasanya bukan gagal dalam membuat perencanaan, tapi gagal dalam menjalankan rencana. Silakan mencoba strategi pembatasan resiko 1:3, dan lihat hasilnya dalam jangka panjang. Sistem yang baik adalah sistem yang sederhana, namun memberikan hasil yang maksimal.

Disadur dari Kultwit tentang Strategi Membatasi Resiko Investasi Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/32855
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 2:50 AM
image Comments
image 0 Comments

Dahsyatnya Strategi Can Slim, Metode Investasi Saham Dr William J O’Neil - by Ellen May

canslim
William J O'Neil adalah pendiri harian bisnis ternama di AS, Investor's Business Daily dan penulis buku How to Make Money In Stocks. Dalam bukunya O'Neil mengajarkan sebuah metode investasi saham yang diberi nama Can Slim yang juga sering Ellen May gunakan dalam trading saham. Metode Can Slim sangat populer di kalangan trader dan investor saham. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Can Slim ya? Slim identik dengan langsing yang sehat ! Strategi CanSlim menggabungkan Fundamental dan Teknikal untuk menciptakan portofolio yang cantik dan sehat!

Strategi Can Slim dikembangkan dari riset 500 saham yang berkinerja sangat bagus / winning stocks selama 4 dekade di AS sejak 1953. Metode Can Slim berguna untuk mencari saham istimewa sebelum harganya melejit. William J O'Neil berhasil mengubah $5000 menjadi $200.000 dalam 1 tahun dengan metode Can Slim melalui investasi saham di AS. AAII catat antara Januari 1998-Desember 2008, portofolio yang disusun dengan CanSlim memberi pertumbuhan jauh lebih tinggi dari indeks S&P 500. AAII itu American Association of Individual Investor :p (ga penting utk dihafalkan, cukup dimengerti). Bahkan metode Can Slim dapat membawa David Ryan menjadi juara kompetisi investasi di US sebanyak 3 kali!

Apa sih Can Slim itu ? CAN SLIM tak lain adalah akronim dari ciri-ciri saham pemenang menurut studi William J O'Neil. C artinya CURRENT quarterly earning per share atau EPS. EPS kuartal terkini minimal harus naik 20%. A artinya adalah ANNUAL earning per share. EPS tahunan harus memberi pertumbuhan yang signifikan selama 5 tahun terakhir. N artinya adalah NEW! New manajemennya, produknya, ekspansinya, tidak stagnan. Yang terpenting:saat harga sentuh level New High! Harga yang New High artinya : harga saham tersebut melampaui harga tertinggi yang pernah ia capai sejak terdaftar di bursa.

S dalam Can Slim artinya SHARES of common stock outstanding. Apa maksudnya ? Artinya,cari saham yang volume transaksi meningkat mengikuti harga yang bergerak naik. Jangan pilih perusahaan dengan saham yang beredar tidak terlalu besar. Hal ini akan membuat saham tersebut kurang likuid. L dalam metode Can Slim artinya LEADER / Laggard. Artinya : pilih saham yang menjadi leader / pemimpin dalam sektornya ! Untuk investasi, hindari perusahaan yang menjadi followers dalam sebuah sektor. "I" dalam Can Slim artinya Institutional sponsorhip. Beli saham yang juga dibeli beberapa investor institusi yang kinerjanya bagus. Hal ini menarik dan penting, Investor institusi yang dimaksud tak lain adalah reksadana, asuransi dan pengelola dana pensiun. Caranya bagaimana ? Sesekali mampir ke bank penjual reksadana "intip" portofolio reksadana berkinerja bagus. "M" dalam Can Slim berarti : MARKET trends --> artinya, berinvestasi sesuai trend market! Beli hanya ketika Uptrend untuk investor. Investasi (jangka panjang) beda dengan trading (jangka pendek). Traders lebih fleksibel, karena lebih "lincah" beli dan jual.

Metode Can Slim cukup akurat dan unggul dibanding metode lain karena dikembangkan dari riset jangka panjang terhadap saham berkinerja istimewa. Metode Can Slim menarik karena memadukan strategi fundamental dan teknikal untuk investasi saham.

Disadur dari Kultwit tentang Dahsyatnya Strategi Can Slim, Metode Investasi Saham Dr William J O’Neil oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/7477
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 5:56 PM
image Comments
image 0 Comments

Strategi Borong Saham Saat Bear Market - by Ellen May

Seringkali terjadi penurunan market yang sangat bearish, penurunan tajam terjadi, dan penguatan hanya sementara sifatnya. Penurunan dalam market itu memang harus terjadi sebagai balancing dari bull market, namun jarang sekali orang menyambut penurunan tersebut. Pada Bear Market, harga-harga turun tajam dan seringkali orang berat melakukan stop loss, atau terlambat stop loss. Apa pun alasannya,hingga akhirnya sahamnya nyangkut / rugi cukup dalam. Hampir semua orang mengalaminya. Tidak ada seorangpun yang suka portofolionya rugi, HAMPIR tidak seorang pun suka akan hal itu.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan Bear Market? Bear market berbeda dengan koreksi / penurunan-penurunan yang bersifat sementara. Pada Bear Market terjadi aksi jual massive, tekanan jual cukup besar. Biasanya terjadi selang waktu 3-5 tahun. Bear Market sebenarnya wajar terjadi karena siklus bisnis / sektoral pada primary cycle. Apa maksudnya ? Primary trend: stelah masa uptrend sekitar 3 tahun ,orang-orang yang melakukan aksi beli di bawah pada masa resesi 3 tahun sebelumnya, melakukan profit taking. Contoh : pada masa 2008 terjadi Bear Market cukup dalam, dan pada akhir tahun 2008 terjadi tanda reversal (permulaan primary uptrend). Pada tahun 2011–2012 market cenderung mengalami koreksi dalam siklus primary (3 tahun) karena investor yang membeli pada tahun 2008 sudah mulai profit taking. Selain aksi profit taking, koreksi tajam juga efek faktor psikologis akan kekuatiran investor akan kondisi makro Uni Eropa saat ini. 

Bear Market bisa diartikan sebagai tekanan jual / penurunan yang cukup panjang dalam market, bukan penurunan yang sementara. Pesimisme cukup besar pada Bear Market, merupakan masa Early Recessio. Sangat berbahaya jika kita ingin melawan Bear Market dan melakukan aksi beli dalam jumlah besar. Apa sebenarnya yang terjadi saat Bear Market ? Bagaimana cara mengatasinya ? Pada masa Bear Market seringkali terjadi panic selling.  Apa itu panic selling ? Pada masa panic selling, investor melakukan penjualan saham dalam jumlah besar. Panic selling biasa disebabkan oleh factor emosi (rasa takut), dan bukan karena faktor fundamental. Hampir semua crash pada market, merupakan hasil dari panic selling. System auto rejection digunakan untuk membatasi penurunan harga saham akibat panic selling. Penurunan harga secara tajam degan volume besar, yang disebabkan baik faktor fundamental atau panic selling, sangat berdampak bagi trader pemula. Seringkali investor / trader pemula merasa bahwa harga yang sudah turun tajam sudah cukup murah untuk dibeli. Namun kenyataannya masih turun lebih lanjut dan lebih lanjut dan lanjut. Contoh : saham UNTR turun tajam dari level 30000 hingga 24000 selama 3 minggu terakhir. Sebaiknya, jangan tangkap pisau jatuh, nmn tunggu terjadi tanda-tanda pembalikan arah / reversal sign. 

Apa saja tanda pembalikan arah ? Tanda pembalikan arah dalam market bisa berupa batang candle ataupun pola grafik. Contohnya ? Misal, candle doji/inverted hammer dan sebagainya, disertai 1 candle bullish setelah tanda pembalikan arah tersebut. Contohnya seperti gambar berikut ini : http://t.co/cUrC7hA5 setelah muncul inverted hammer muncul candle konfirmasi. Akan sangat baik ketika muncul bullish candle disertai dengan volume yang meningkat, hal ini berarti daya beli mulai menggeliat. Tanda pembalikan arah dari turun menjadi naik bisa juga dengan munculnya pola V(Victory) atau W(Winning). Maksudnya apa ? Artinya terbentuk sebuah pola pada dasar penurunan yang mirip dengan bentuk huruf V atau W. Contoh pola V / Victory yang muncul di dasar grafik : http://t.co/aox5ZAHQ. Contoh pola W / Winning yang muncul di dasar grafik sebagai berikut : http://t.co/GacDPDSo. Biasanya tanda pembalikan arah berupa candle sifatnya lebih minor, lemah, sementara, dan berguna untuk jangka pendek / daily. Tanda pembalikan arah berupa V atau W shape pada grafik sifatnya lebih kuat dan valid. Pola W juga muncul pada IHSG ketika mulai recovery dari krisis,bulan oktober 2008 http://t.co/7Uop7ynj. Sudahkah Anda lihat pola Victory atau Winning dalam grafik? Jika pola tersebut muncul, siap-siap borong saham pada saat Bear Market !

Disadur dari Kultwit tentang Strategi Borong Saham Saat Bear Market oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/10271
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:29 PM
image Comments
image 0 Comments

Strategi Investasi Saham untuk Pemula - by Ellen May

Mau tau strategi investasi saham termudah dan tersimple untuk dummy / pemula? Tetapi sebelum kita masuk pada penjelaskan tentang strategi investasi untuk pemula, mari kita ulas dahulu tentang pengertian trading dan investasi. Apa perbedaan antara trading dan investasi ? Trading adalah beli jual saham dalam jangka waktu pendek. Sedangkan investasi adalah strategi beli dan jual saham dalam jangka panjang, 1-5 tahun atau lebih. Trader memanfaatkan fluktuasi jangka pendek / turun naiknya saham dalam rentang waktu harian-bulanan. Jadi, fluktuasi / turun naiknya saham dalam jangka pendek adalah teman baik dari trader. Hal ini berbeda dengan investor. Investor saham tidak terlalu mementingkan fluktuasi harga, namun lebih long run. Trader bisa kaya, investor juga bisa kaya. Hanya saja, untuk pemula, disarankan untuk mulai dari investasi. Kenapa demikian? Karena, semakin kecil rentang waktu antara beli-jual, maka resiko juga semakin besar, belum lagi faktor emosi yang akan mempengaruhi. Mengapa investasi ? Dalam jangka pendek harga saham turun naik berfluktuasi,  cukup beresiko untuk pemula yang coba-coba. 

Bagaimana caranya kita mulai berinvestasi? Yang pertama, kita harus memilih perusahaan yang sehat dan bertumbuh. Untuk investor professional, biasanya menggunakan analisis fundamental untuk memilih perusahaan yang sehat tersebut. Buat investor yang sudah mengerti analisis teknikal, bisa menentukan timing beli ketika harga turun dan akan mulai trend naik. Dengan demikian mereka bisa memperoleh profit maksimal bila disiplin dalam melakukannya. Namun,bagaimana dengan pemula ? Adakah strategi investasi for dummy yang super simple ?

Ada strategi investasi yang sangat simple untuk pemula, namun strategi ini membutuhkan kesabaran dan komitmen, dan bekerja dalam waktu 1-5 tahun, bukan dalam semalam. Seperti yang kita ketahui, stock market terus naik dari tahun ke tahun meskipun dalam jangka pendek, mengalami turun naik. Maka sebagai investor (bukan trader) kita tidak perlu panik / heboh ketika harga saham dalam jangka pendek turun / naik tajam. Strategi ini memungkinkan kita memiliki reksadana sendiri, dengan fee yang lebih murah, disebut dengan ESP (Equity Saving Plan). Strategi ini juga memungkinkan kita memberikan tabungan untuk ulang tahun ke 17 untuk anak kita dengan bentuk yang lebih baik. “Tabungan” saham ini memberi return jauh lebih baik daripada deposito yang hanya memberi bunga 6-7% setahun. Bagaimana caranya ?

Langkah pertama, kita tentukan dulu jenis saham apa yang akan kita pilih untuk investasi. Sebaiknya saham yang kita pilih adalah saham-saham yang defensif dan dibutuhkan oleh banyak orang, dan bersifat monopoli. Maksudnya? Misalnya saja, meski terjadi krisis, tidak mungkin orang berhenti mandi, keramas, berobat, bahkan tidak bisa berhenti merokok. Nah, dengan demikian, kita bisa pilih saham-saham yang berada di sektor tersebut, misalnya saja saham dari perusahaan obat-obatan / farmasi yaitu Kalbe Farma atau Kimia Farma atau Indofarma. Demikian pula ketika krisis orang tidak berhenti mandi keramas, maka saham Unilever cenderung defensive. Bagaimana dengan bank? Meski tidak bisa dibilang defensive karena ada masa-masa  tertentu saham perbankan tertekan. Namun.. siapa sih yang tidak butuh bank ? Silakan pilih juga beberapa saham perbankan yang cukup menonjol seperti BMRI atau BBNI atau BBCA. Ada banyak cara keren (FA&TA) untuk milih perusahaan. “bagus”. Namun cara tersebut di atas adalah cara tersimpel dalam memilih perusahaan top untuk investasi.

Setelah pemilihan saham, sekarang kita harus menentukan strategi berikutnya yaitu kapan membeli. Strategi ESP (Equity Saving Plan) berikut ini adalah strategi yang paling simple untuk dummy / pemula. Kita bisa beli saham tersebut setiap bulan dengan jumlah yang tetap. Contohnya? Misalnya kita komitmen untuk beli 1 lot setiap bulannya, atau mungkin komitmen beli 10 lot tiap 3 bulan. Jumlah dan periode untuk membeli saham tersebut boleh kita tentukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansial kita. Jumlahnya tidak terlalu penting yang terpenting di sini adalah "komitmen". Namun biasanya perusahaan yang defensif, dibutuhkan banyak orang, sedikit saingan (apalagi monopoli), punya pertumbuhan cukup bagus. Dan menariknya, semua itu bisa diraih dengan strategi investasi yang sangat sederhana, for dummy, hampir tidak memerlukan strategi apa pun. KISS! Keep it simple & smart! kita semua pun bisa melakukan hal-hal tersebut, yang kita perlukan adalah KOMITMEN dan disiplin! 

Semua orang bisa melakukan strategi semudah itu, namun hanya sedikit yang praktek. Kenapa ? Tidak lain adalah karena susahnya disiplin dan komit! Lalu bagaimana supaya bisa komit dan disiplin? Salah satu caranya adalah “diikat”! Sistem penalty akan membuat investor lebih disiplin dalam menjalankan perencanaan investasi jangka panjang ini. Ingat, ini adalah planning untuk jangka panjang, 1,3, atau 5 tahun dan bukan sekedar spekulasi jangka pendek! Ayo segera praktek, semakin dini kita memulainya semakin bagus! Warren Buffet mulai investasi saham sejak 14 tahun lho! Selamat Mencoba!!

 Disadur dari Kultwit tentang Strategi Investasi Saham untuk Pemula oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/10190
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 12:47 AM
image Comments
image 0 Comments

Strategi Investasi Saham "Income Investing" - by Ellen May

Ada lagi strategi investasi saham selain Value Investing dan Growth Investing, yaitu Income Investing.Income investing artinya investor cenderung invest pd saham-saham yagg rajin bagi dividen. Resiko dalam Income Investing tetap ada, namun kadar resikonya termasuk rendah bila dibandingkan dengan jenis saham lain. Hal ini dikarenakan saham yang rajin bagi dividen umumnya lebih stabil dan tidak terlalu volatile. Dengan demikian saham ini cocok untuk investor yang tidak berani untuk menghadapi resiko fluktuasi saham. Emiten yang rajin bagi dividen umumnya adalah perusahaan yang konservatif, dan sudah matang. Maksudnya gimana ya? Karena mapan,perusahaan tersebut tidak banyak ekspansi sehingga profit yang dihasilkan di kembalikan lagi ke pemegang saham. Perusahaan-perusahaan yang memberi deviden tinggi umumnya dari sektor utilitas,telekomunikasi, energi, komodias, dan finansial.

Nah, perusahaan seperti apa saja yang bisa dijadikan kandidat income investing? Kapan beli dan kapan jual? Perusahaan BUMN rajin memberi deviden tinggi karena keharusan membagikan saham kepada pemerintah sebagai pemegang saham. Yang lebih menarik,karena pemerinthh ikut menikmati dividen, kadang perusahaan BUMN merugi pun tetap bagi dividen. Nah bagi yang suka dengan kepastian dan low risk, saham-saham BUMN bisa dilirik untuk income investing. Pilih juga perusahaan yang konsisten bagi deviden setidaknya selama 5-25 tahun terakhir berturut-turut. Pilih saham dengan rata-rata deviden yield terbesar. Deviden yield = deviden per lembar saham : harga saham saat ini. Semakin besar deviden yield berarti semakin besar rewards yang diperoleh investor. Asik kan? Sebaiknya, pilih saham dengan deviden yield lebih besar dari 3% dan sebaiknya deviden yang dibayarkan juga bertumbuh setiap tahun. Amati juga pertumbuhan dividen setidaknya 5 tahun terakhir. Cari yang rata-rata pertumbuhan devidennya cukup besar diatas 10%. Pilih juga emiten yang punya pertumbuhan pendapatan yang cukup. Kalau rugi tentu tidak akan bagi deviden.

Untuk melihat pertumbuhan pendapatan, cek pertumbuhan EPS. Cari saham yang rata-rata pertumbuhan EPSnya lebih dr 10%. EPS tumbuh 5 tahun terakhir, dan juga dalam 3-4 kuartal terakhir, menunjukkan pertumbuhan pendapatan perusahaan. Pilih saham yang memiliki volatilitas yang rendah untuk income investing. Saham yang dipilih untuk Income Investing sebaiknya stabil, perlahan namun pasti. Maklum bukan untuk trading tapi investasi. Jadi, berbeda dengan trader, yang memang membutuhkan fluktuasi untuk mencapai capital gain nya. 

Lalu kapan sebaiknya kita beli saham untuk Income Investing? Sebaiknya beli jauh hari sebelum jadwal pembagian deviden. Mengapa demikian? Karena biasanya mendekati pembagian deviden, harga sudah naik cukup tinggi. Kita juga bisa membeli saham untuk income investing dengan membeli bertahap / rutin tiap bulan. Untuk beli saham secara rutin, program ESP sangat cocok untuk pemula. Ibarat investasi reksadana dengan fee murah. 

Lalu kapan kita bisa jual saham untuk income investing? Karena fungsinya sebagai pendapatan rutin, bisa disimpan dlm beberapa tahun. Jual saham bila pertumbuhan pendapatan semakin kecil atau ada potensi kinerja memburuk dalam jangka panjang. Banyak yang menganggap pembagian deviden return nya tidak seberapa jika dibandingkan dengan trading saham jangka pendek. Namun benarkah trader bisa memperoleh gain yang lebih besar daripada para Income Investor? Belum tentu. Semakin sering bertransaksi dan semakin kecil rentang waktu beli-jual, resiko yang muncul semakin besar. Jika trader (baik saham,forex,komoditas) tidak terlatih dan tidak disiplin, maka bisa saja dia malah merugi dan profit kecil. Menjadi trader dan investor saham jangka panjang, sama-sama bisa untung asalkan keduanya konsisten.

Disadur dari Kultwit tentang Strategi Investasi Saham "Income Investing" oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/10049
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 6:48 PM
image Comments
image 0 Comments

Strategi Investasi Saham "Value Investing" - by Ellen May

Salah satu cara berinvestasi ketika pesimisme dalam titik puncak adalah dengan cara menggunakan strategi value investing. Value investing adalah strategi investasi dengan cara mencari saham dari emiten yang dinilai "murah". Murah disini bukan berarti murah dalam segi nominal, bisa saja harga saham Rp.20.000 per lembar lebih murah dari saham yang harganya Rp.3.000 per lembarnya. Mengapa bisa demikian? karena secara valuasi saham x yang harganya Rp.20.000 tersebut lebih murah. Value investor paling banyak dijumpai. mereka mencari saham-saham yang fundamentalnya bagus dengan harga terdiskon. Value stock juga bisa ditemui di sektor apa saja, baik saham yang berjenis blue chips atau saham yang berjenis second liner.

Nah, masa koreksi tajam seperti saat ini adalah saat yang tepat untuk berburu saham terdiskon. Biasanya saham yang valuasinya terdiskon banyak ditemukan ketika pasar saham sedang terguncang. Biasanya ketika market turut banyak terjadi panic selling karena menanggapi pasar secara reaktif. Secara fundamental sebenarnya bukan kondisi perusahaan yang terguncang sehingga valuasi menjadi lebih murah. Industri otomotif saat ini sedang tertekan selain karena market global juga karena kebijakan baru DP kendaraan. Hal ini akan menimbulkan sentimen negatif dan menurunnya permintaan dalam jangka pendek. Hal tersebut membuat salah satu perusahaan otomotif tertekan cukup dalam, seperti ASII. Namun dalam jangka panjang konsumen akan beradaptasi. Dan perlu di ingat, ASII tidak hanya bergerak pada sektor otomotif. ASII atau PT.Astra International adalah perusahaan yang memiliki fundamental sangat kuat dalam berbagai bidang usaha. Selain otomotif, ASII juga memiliki anak perusahaan dibidang pertambangan, alat berat, kelapa sawit, dll. Intinya, secara fundamental perusahaan masih sehat, dan harga terdiskon tajam. Para value investor akan sigap dalam kondisi ini, semakin terdiskon itu artinya semakin bagus untuk mereka.

Bagaimana cara menyortir 400 saham yang terdaftar di BEI ? Bagaimana mencari saham bagus yang terdiskon? Pilih beberapa sektor / industri yang kita sukai,atau yang bersifat defensif untuk investasi. Dari sector tersebut, pilih beberapa saham yang memimpin dan bandingkan PER dan PBV nya. Cari saham-saham di sektor tersebut yang punya PER dan PBV terdiskon.Bisa cek di harian Kontan. Biasanya saham yang undervalued memiliki rasio PER dan PBV yang rendah. Tips lain untuk Value Investing adalah Rasio PEG dan DER sebaiknya kurang dari1. Disarankan untuk memilih saham yang memiliki hutang lebih kecil dari modal. Lebih baik cari perusahaan yang tidak cuma murah tapi juga sehat. Bisa dilihat dari rasio utang terhadap modal. 

Saham yang undervalued umumnya adalah saham yang berfundamental baik, namun sedang tertekan. Karena itu digunakan rasio PEG dan DER untuk memfilter saham. PER dan PBV digunkan untuk mengetahui mahal tidaknya harga saham tersebut dibanding saham sejenis. Kita bisa membeli saham tersebut bila harga pasarnya lebih rendah dari harga wajar. Pada prinspnya value investing adalah membeli di harga rendah dan menjual di harga tinggi ( BUY LOW, SELL HIGH ). Kuncinya adalah kesabaran untuk menunggu momen yang tepat atau harga terdiskon. Bila menggunakan metode PER, maka biasanya kita akan membeli saham hanya beberapa kali dalam setahun. Lalu kapan kita harus menjual valued stocks tersebut ? Jual ketika harga pasar sudah melebihi harga wajarnya. 

Nah saat ini adalah masa-masa koreksi yang cukup tajam,para value investor sudah mulai berburu saham. Untuk pasar saham sendiri saat ini masih indecision, menunggu pidato Bernanke 8 Juni dan pemilu Yunani 17 Juni. Beberapa saham blue chips yang bisa dilirik untuk Value investing saat ini antara lain : ITMG,ASII,BBRI (PER 8.4-12). Sedangkan untuk saham second liner yang bisa dilirik secara valuasi adalah ANTM dan AISA (7.3). Untuk saham-saham tersebut adalah saham pilihan untuk value investing,lebih dari 1 tahun time framenya, jadi bukan untuk trading. Pemilihan saham bukan kunci keberhasilan investasi, namun KESABARAN yang membuatnya berhasil. Semoga sharing saya tentang Value Investing mencerahkan di tengah koreksi tajam hari ini. Selalu ada kesempatan dalam setiap situasi, tergantung bagaimana kita memandang.

Disadur dari Kultwit tentang Strategi Investasi Saham "Value Investing" oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/10046
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 6:10 PM
image Comments
image 0 Comments

"Growth Investing" Strategi Investasi Saham - by Ellen May

Growth investing adalah strategi investasi jangka panjang dengan mencari growth stock/saham yang bertumbuh.Nah, yang masuk ke dalam growth stock adalah perusahaan yang punya pertumbuhan dan laba cukup besar. Jika pada income stock laba digunakan untuk deviden, pada growth stock laba digunakan untuk ekspansi. Growth stock biasanya cukup menonjol dan memimpin saham-saham lain di sektorya. Growth stock ibarat negara berkembang. Perusahaan ini sedang bertumbuh dan pada umumnya belum teruji dalam jangka panjang. Saham-saham yang sedang bertumbuh tersebut tidak selamanya menjadi market leader atau belum tentu bisa konsisten. Nah, hal ini menunjukkan bahwa growth stock punya reward dan resiko setahap diatas income stock dan value stock

Saham-saham bertumbuh/growth stock yang bisa ditemui di bursa umumnya harganya sudah meningkat. Namun meskipun harganya sudah tinggi, harga saham emiten yang bertumbuh bisa menjadi lebih tinggi lagi. Saham perusahaan yang bertumbuh umumnya harganya bisa dua kali lipat dalam tempo 3-7 tahun. Tingkat pertumbuhan harga rata-rata 10 % -30 % per tahun.

Trus bagaimana caranya memilih saham-saham yang sedang bertumbuh/growth stock? Untuk memilih saham yang sedang bertumbuh, kita bisa menggunakan kriteria pemilihan saham terbaik berdasar sektornya dulu. Setelah menemukan sektor yang sedang trend/memimpin pada masa tersebut, cek laba/pendapatan perusahaan dengan cara mengecek dari rasio EPS (Earn Per Share = laba per lembar saham setelah dipotong pajak) dan ROE (Return on Equity) nya. Kedua rasio tersebut menunjukan laba/pendapatan perusahaan.

Bagaimana melihat pertumbuhan EPS? cek EPS kuartal terakhir, sebaiknya bertumbuh minimal 15 % dibanding periode yang sama tahun lalu. Contohnya : EPS kuartal I tahun 2012 dibanding kuartal I tahun 2011 sebaiknya bertumbuh rata-rata 20 %. Nah pertumbuhan EPS tersebut sebaiknya terjadi konsisten dalam waktu 5 tahun berturut-turut. Untuk ROE, sebaiknya tumbuh 15 % - 20 % selama 5 tahun terakhir berturut-turut. Angka ROE yang bagus adalah diatas 20 %. Jika ROE nya di bawah 7 % gimana ya? berarti return nya setahun hanya 7 % dan artinya return perusahaan tersebut tidak lebih dari return bunga deposito.

Nah, sebaiknya growth stock segera dibeli setelah muncul sinyal bahwa ia akan bertumbuh dimasa depan. Sinyal bahwa ia akan bertumbuh umumnya secara teknikal, saham bertumbuh/growth stock nampak sangat uptrend pada grafik. Dengan demikian, sinyal yang biasanya muncul adalah terjadinya break out. Apa itu break out? Break out artinya ketika sebuah level harga melampaui batas atas/resisten dan potensial untuk melanjutkan kenaikan. Jadi growth stock bisa dibeli dengan strategi buy high sell higher. Namun kita tetep perlu berhati-hati dalam melakukan strategi ini. Strategi buy high sell higher cocok dilakukan disaat market besar sedang mendukung. Kalau seperti saat ini bagaimana? Kalau untuk saat ini, meski ada beberapa growth stock seperti MAPI, namun tetap kurang bijak untuk melakukan buy high sell higher. Kenapa demikian? Karena pada marker bearish/trend turun seperti saat ini, harga mudah sekali turun, sekalipun fundamental perusahaan sangat bagus.

Growth stock juga bisa dibeli secara rutin/bertahap misalnya setiap bulan mencicil dengan sebagian kecil dana (metode ESP). Saham jenis ini sebaiknya dijual jika muncul tanda-tanda tidak mampu mempertahankan tingkat pertumbuhan dalam jangka panjang. Jika dalam tiap kuartal terjadi perlambatan tingkat pertumbuhan EPS saat itulah kita menjualnya. Time frame untuk growth investing biasanya berkisar 1 tahun. Nah apasih contoh saham growth stock? beberapa contoh saham bertumbuh antara lain : MAPI, SSIA, JSMR, dll. MAPI adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk (Starbucks,Giordano), JSMR adalah pengelola jalan tol PT Jasa Marga Tbk. Nah, apa lagi ya saham-saham yang bagus untuk growth investing? Coba cek sendiri ya rasio-rasionya di http://t.co/pC9vp7fG atau Reuters.

Disadur dari Kultwit tentang "Growth Investing" Strategi Investasi Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/9975
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 5:27 PM
image Comments
image 0 Comments

Strategi Investasi Saham - by Ellen May

Sebelum kita melakukan investasi saham, sangat penting untuk mengetahui profil resiko kita. Dengan mengetahui COR (Capital, Objective, Risk) kita akan lebih disiplin dalam investasi maupun trading. ketika kita harus buy  dan hold kita tidak akan mudah untuk menjualnya, begitu juga ketika kita harus cut loss kita tidak akan let loss run. Kita bisa lebih disiplin dalam investasi maupun trading karena kita tahu apa yang sedang kita lakukan dan kita tau apa tujuan dari investasi atau trading kita. Setelah kita mengetahui profile resiko kita, selanjutnya kita tentukan strategi yang paling sesuai dengan profile resiko kita. Dan strategi investasi maupun trading ada banyak, jika kita tidak menyesuaikan dengan profile diri kita dan hanya ikut-ikutan saja maka bisa bahaya. 

Jika dilihat dari analisis fundamental, ada beberapa jenis strategi investasi yang bisa kita pilih. Antara lain adalah : income investing, growth investing, dan value investing.

Income investing - adalah strategi investasi yang fokus pada pencarian income stock. Artinya income investing mencari perusahaan yang rutin membagikan keuntungan berupa deviden. Strategi ini adalah strategi yang bertujuan untuk memperoleh  pendapatan rutin dari saham dan meminimalkan resiko dari saham. Dan tentunya, untuk melakukan investasi dengan strategi income investing, kita perlu melakukan investasi pada perusahaan yang mapan. Dan perusahaan yang mapan secara fundamental menghasilkan profit yang setabil dan bertumbuh tiap tahun. Dengan demikian mereka punya alokasi dana untuk membagikan deviden tiap tahun. Contoh perusahaan yang membagikan deviden tiap tahun adalah BUMN dan saham Blue Chips seperti ASII, UNVR, PGAS, BMRI, dan JMSR. Selain membagikan deviden, perusahaan-perusahaan tersebut pertumbuhannya cukup stabil tiap tahun, dan hal ini cocok sekali untuk dijadikan investasi tahunan kita.

Growth Investing - adalah strategi investasi yang fokus dalam pencarian growth stock. Artinya dalam growth investing dicari saham-saham yang dipercaya memiliki potensi keuntungan dan pertumbuhan pendapatan yang tinggi dimasa depan. Saham-saham yang dipilih untuk growth investing punya P/E atau valuasi mahal karena dinilai sebagai barang "eksklusif" oleh market. Kelemahan dari growth investing terkadang tidak mungkin sebuah perusahaan memberi profit spektakuler terus-mererus selama 5 tahun. 

Value Investing - adalah strategi investasi yang fokus pada pencarian saham-saham yang murah secara valuasi, bukan secara nominal. Artinya, bisa saja saham yang seharga Rp.60.000 lebih murah dari saham yang seharga Rp.16.000 karena valuasinya lebih kecil. Contoh : misalnya saham ASII harga Rp.60.000/lembar saham memiliki PER 14, sedangkan IMAS dengan harga saham Rp.16.000/lembar memiliki PER 27. 

Nah, seorang value investing akan lebih memilih ASII daripada IMAS. Hal ini bukan berarti saham IMAS tidak bagus. Hanya saja jika dipilih berdasarkan kriteria value investing, ASII lebih memenuhi kriteria, sedangkan IMAS sendiri sangat bagus untuk trading. Value investor membeli jika saham tersebut berada jauh di bawah harga wajarnya (undervalued) atau dianggap murah. Umumnya saham blue chips valuasinya sudah tidak murah karena diburu banyak investor, yang tersisa tinggal saham-saham yang kurang diminati seperti saham lapis kedua dan lapis ketiga. Hal ini meningkatkan resiko karena saham lapis kedua dan lapis ketiga tersebut kadang sulit diprediksi kinerjanya dimasa depan.

Sebenarnya masih ada strategi satu lagi yang merupakan kombinasi dari growth investing dan value investing dan strategi ini dinamakan quality investing (GRAP).

Quality Investing (GRAP) - adalah strategi yang fokus mencari saham-saham yang memiliki pertumbuhan tinggi tetapi valuasinya masih murah. Namun seperti pribahasa bilang "ada harga ada rupa", sulit untuk mencari saham bagus dan memiliki valuasi murah. Meskipun quality investing merupakan strategi terbaik, tetapi mimiliki pilihan saham yang sangat sempit.

Disadur dari Kultwit tentang Strategi Investasi Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/10051
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 9:18 PM
image Comments
image 0 Comments

 
Kembali ke atas