-->
Showing posts with label Tips Keuangan. Show all posts
Showing posts with label Tips Keuangan. Show all posts

Cara Bijak Menggunakan Kartu Kredit

menggunakan kartu kredit
Kita semua tahu bahwa kartu kredit adalah pinjaman berisiko tinggi. Dengan syarat peminjaman yang tidak seperti pada umumnya, seperti tanpa perlu ada jaminan dan prosesnya mudah.  Makanya nggak heran kalau pihak bank yang menerbitkan kartu kredit membebankan nasabah dengan bunga yang cukup tinggi sebagai kompensasi apabila terjadi gagal bayar. Tau nggak, mengenai bunga kartu kredit kadang pihak Bank tidak transparan lo. Pihak Bank bisa saja menerapkan metode perhitungan bunga berbunga (compounding interest). Nah kalau tidak adanya transparansi masalah bunga, dan tau-tau perhitungannya menggunakan metode ini, sudah tentu kita bakalan punya banyak hutang bukan? Yang semakin hari bisa semakin membesar. Ngeri!!!

Nah, agar kita tidak bermasalah dengan kartu kredit kita perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1. Kita harus punya saldo
Ketika kita menggunakan kartu kredit, kita harus pastikan dulu kalau kita punya saldo yang cukup untuk berbelanja menggunakan kartu kredit tersebut. Jangan sampai kita sebenarnya tidak punya uang yang cukup tapi tetap memaksakan diri berbelanja menggunakan kartu kredit.

2. Bayar lunas sebelum jatuh tempo
Kita harus bisa membayar lunas tagihan kartu kredit kita sebelum jatuh tempo. Dengan begitu kita bisa terhindar dari bunga tagihan karena kita telat melunasi.

3. Saat tepat stop pemakaian kartu kredit
Kalau kita tidak bisa lunas beberapa tagihan kartu kredit, sebaiknya kita stop pemakaian kartu kredit itu. Lalu cepat lunasi beban tersebut, kita bayar secara bertahap tagihan kartu kredit yang bunganya tertinggi dan yang tagihannya paling besar jika bunganya sama. Dan pembayaran ini harus di atas pembayaran minimal dan dengan jumlah yang sama tiap bulan sampai lunas.

Sebenarnya tidak ada salahnya kalau kita sekali-kali menggunakan kartu kredit kita, dengan catatan kita harus menggunakan dengan bijak. Kalaupun kita memang terpaksa menggunakan kartu kredit dan berhutang, perhatikan beberapa prinsip penting berikut :

1. Gunakan utang tersebut untuk kebutuhan yang produktif, bukan yang bersifat konsumtif. Hutang produktif yaitu hutang yang kita gunakan untuk membeli aset yang akan meningkat nilainya seiring berjalannya waktu, atau aset tersebut akan menghasilkan pendapatan yang sama atau lebih besar daripada cicilan utang. Contohnya adalah, kredit pemilikan rumah (KPR), kepemilikan logam mulia (KLM), dan kredit kendaraan bermotor (KKB).

2. Rasio cicilan hutang sebaiknya tak melebihi 35% dari penghasilan utama pencari nafkah (bukan penghasilan gabungan suami + istri). Contoh, penghasilan suami Rp 8 juta, penghasilan istri Rp 5 juta. Total penghasilan Rp 13 juta. Maka, idealnya nilai utang maksimal Rp 2,8 juta (35% x Rp 8 juta), bukan Rp 4,55 juta (35% x Rp 13 juta). Hal ini untuk mengantisipasi kalau-kalau suatu waktu istri tak dapat bekerja lagi karena hamil atau PHK, hutang tidak akan membebani keuangan keluarga.

3. Gunakan kartu kredit untuk kemudahan transaksi bukan untuk kartu utang. Tau tidak, kalau kita membeli barang/jasa menggunakan kartu kredit dan mencicilnya selama 1 tahun, maka harganya akan jauh lebih mahal 1,5 kali lipatnya lo.

4. Jangan sekali-kali menukar utang kartu kredit atau utang tanpa jaminan dengan utang yang menggunakan jaminan. Utang dengan jaminan memiliki konsekuensi kita akan kehilangan aset jika kita tidak bisa membayar utang-utang kita.

Sumber : Kontan.co.id
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 2:01 AM
image Comments
image 0 Comments

Hak Dan Kewajiban Pengguna Kartu Kredit

kartu kredit
Hari gini siapa sih yang nggak mau punya kartu kredit? Dengan berbagai alasan yang malatar belangi seseorang untuk memiliki kartu kredit. Ditambah dengan banyaknya tawaran serta kemudahan syarat pengajuan kartu kredit, membuat semua orang berkeinginan untuk memilikinya. Biar keren, biar mentereng kalau pas bayar belanjaan tinggal gesek doang. Tapi, jangan lupa lo. sebagai pengguna kartu kredit kita harus paham betul soal hak (keuntungan) dan kewajiban kita. Jangan mentang-mentang keenakan gesek sana sini, kita sama sekali tidak perduli dengan hak dan kewajiban kita sebagai pemegang kartu kredit.

Hak dan keuntungan memiliki kartu kredit

1. Kita akan memperoleh potongan harga jika menggunakan/belanja di merchant-merchant tertentu; 
2. Kita bisa mendapatkan bunga 0% untuk setiap pembelian barang/ jasa tertentu; 
3. Kita tidak perlu repot-repot bawa uang kas dalam jumlah banyak; 
4. Kita berhak memperoleh informasi mengenai besar bunga kartu kredit untuk belanja sebesar 3,25% – 3,5% per bulan (39%–42% per tahun) dan bunga tarik tunai 4% per bulan atau 48% per tahun; 
5. Kita berhak memperoleh informasi tagihan kartu kredit secara lengkap, akurat, dan informatif dan dilakukan secara benar dan tepat waktu.

Kewajiban pemegang kartu kredit

1. Kita wajib membayar annual fee; 
2. Kita berkewajiban untuk melunasi tagihan kartu kredit kita sebelum jatuh tempo; 
3. Kita wajib membayar bunga kartu kredit kalau kita tidak melunasi tagihan sebelum jatuh tempo; 
4. Berkewajiban membayar bunga atas setiap biaya meterai; 
5. Wajib membayar biaya keterlambatan (penalti) pembayaran tagihan.

Kalau kita tahu tentang hak dan kewajiban pemegang kartu kredit di atas, kita bisa terhindar dari kesulitan dalam pembayaran tagihan. Tapi sangat disayangkan, diantara kita telanjur mempersepsikan bahwa kartu kredit adalah kartu utang, bukan sebagai kartu plastik yang berfungsi untuk memudahkan pembayaran. Peola pikir semacam inilah yang membuat kita semakin banyak hutang dan sulit untuk membayar pelunasan kartu kredit.

Nah, dengan tahu hak dan keuntungan memiliki kartu kredit, tentunya kita bisa memilah dan memutuskan apakah kita mau mengajukan aplikasi kartu kredit atau tidak. Pertanyaannya sudah perlukan kita memilikinya? Dan jangan lupa juga, dibalik keuntungan dan hak kita dapatkan, kita punya kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi. Kalau sudah punya, bijaklah dalam menggunakan kartu kredit.

Sumber : Kontan.co.id
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 1:39 AM
image Comments
image 0 Comments

Tips Memulai KPR Untuk Mahasiswa

kpr mahasiswa
Selain berfikir tentang target kelulusan dan segera mendapat pekerjaan, sebagai seorang mahasiswa, kita juga perlu untuk memikirkan investasi agar bisa punya rumah sendiri jika nanti kita sudah lulus kuliah dan mulai bekerja. Ini tentunya sangat penting karena faktanya setelah kelulusan dari bangku kuliah dan telah bekerja, masih banyak yang tinggal di kontrakan. Nah, dengan fakta tersebut, kenapa kita tidak memulai KPR dari sekarang meskipun kita masih anak kuliahan? Pertanyaannya, mungkinkah kredit pemilikan rumah dilakukan oleh seorang mahasiswa? Yang pasti KPR untuk mahasiswa sangat mungkin untuk dilakukan. Lalu, bagaimana cara kita untuk melakukannya? gimana caranya kita bisa memiliki rumah jika nanti sudah bekerja selama 5 tahun setelah lulus dari bangku kuliah? Berikut ini adalah 5 tips kredit kepemilikan rumah untuk mahasiswa, agar nantinya para mahasiswa mampu punya rumah sendiri dengan cara kredit pemilikan rumah (KPR) :

1. Mengalokasikan dana dari diri sendiri
Mulai dengan melakukan perencanaan keuangan pribadi. Kita mulai dengan cara mengatur alokasi dana bulanan. Kita pisah antara kebutuhan untuk kuliah dan kebutuhan yang tidak berkaitan dengan kuliah. Kita buat pos dana untuk kuliah sebagai prioritas utama (termasuk uang transport dan buku). Nah, pos kedua adalah pos dana non-kuliah yang bisa kita prioritaskan untuk KPR dan sebagai biaya makan tentunya. Untuk dana yang sifatnya untuk hiburan, liburan dan senang-senang, kita tempatkan setelah alokasi dana kredit pemilikan rumah.

2. Cari penghasilan tambahan
Meskipun kita masih diberi uang saku bulanan oleh keluarga kita, untuk bisa memulai KPR, kita perlu mencari penghasilan tambahan. Kita bisa coba dengan mencari pekerjaan paruh waktu. Tentunya yang tidak mengganggu jadwal kuliah kita. Pekerjaan ini bisa dibagi menjadi pekerjaan yang menunjang kuliah dan pekerjaan yang tidak ada kaitan sama sekali dengan mata kuliah yang kita tempuh. Dan ingat, pekerjaan ini hanya sebatas untuk mendapat penghasilan tambahan. Jadi sekali lagi, pekerjaan ini tidak boleh sampai mengganggu tugas utama kita sebagai seorang mahasiswa. Nah, penghasilan tambahan yang kita dapat bisa kita kumpulkan untuk KPR yang kita rencanakan.

3. Hitung future value (nilai rumah di masa yang akan datang)
Kita tentukan dulu harga rumah yang kita inginkan. Jangan terlalu mahal dan harus realistis. Lalu kita hitung harga rumah tersebut di masa yang akan datang dengan menggunakan rumus berikut :
FV = PV * (1 + i)^n

FV : harga rumah saat ini
PV : harga rumah dimasa yang akan datang
i : faktor kenaikan harga rumah (misal 10 persen-20 persen per tahun)
n : waktu yang tersedia untuk memiliki rumah, misalkan lama kuliah 3 tahun, ingin memiliki rumah 3 tahun setelah lulus, maka nilai 'n' menjadi 6 tahun

4. Mulai untuk merencanakan pembelian rumah
Kita rencanakan dulu kira-kira kapan kita ingin punya rumah. Maksimal adalah setelah 5 tahun kita bekerja atau setelah lulus kuliah. Tentukan kira-kira mana yang menurut kita paling cepat.

5. Mulai berinvestasi
Kita harus mulai berinvestasi, karena seberapa besar rencana KPR yang kita inginkan, pasti tidak akan pernah tercapai jika kita tidak memulai untuk berinvestasi. Untuk itu, kita perlu lakukan investasi mulai dari sekarang. Bisa mulai dari investasi reksadana saham. Adapun target return sebuah reksadana saham per tahunnya dapat kita hitung dengan asumsi returnnya sebesar 20%. Berapa besarnya dana yang harus kita sisihkan untuk investasi? Bisa dilihat di gambar tabel di bawah ini :
KPR untuk mahasiswa
Dari tabel di atas bisa kita lihat, dengan menyisihkan minimum sebesar Rp 14.757 sampai Rp 42.163 per hari, maka kita bisa punya rumah melalui KPR dengan harga Rp 350 juta hingga Rp 1 milar. Tentunya ini menjadi sebuah investasi yang bermakna buat kita. Jadi, untuk memiliki rumah melalui KPR bagi seorang mahasiswa bukan sesuatu yang tidak mungkin. Kita bisa rencanakan dan lakukan dari sekarang. Adapun tips memulai KPR ini tidak terbatas bagi mahasiswa saja, tapi untuk yang statusnya masih calon mahasiswa, juga bisa menerapkan tips ini.

Sumber :  BisnisKeuangan Kompas
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 1:00 AM
image Comments
image 0 Comments

Cara Mengatur Keuangan Keluarga Muda

keluarga muda
Awal sebuah pernikahan merupakan masa yang sangat penting untuk membangun pondasi keuangan keluarga, demi masa yang akan datang. Karena, semakin lama kebutuhan keluarga yang kita bina tentunya akan semakin kompleks dengan hadirnya buah hati, bertambahnya anak, bertambahnya usia, dan juga bertambahnya kebutuhan hidup kita. Oleh karena itu, keluarga muda harus bisa hemat dan cermat sejak awal membina rumah tangga. Sebagai pasangan keluarga muda, tentunya akan sangat menginginkan kehadiran buah hati. Karena dengan adanya buah hati dalam keluarga, sudah barang tentu akan menjadikan sebuah keluarga lebih sempurna. Tapi sebagai keluarga muda, seringkali lupa bahwa dengan hadirnya anak berarti akan ada tanggung jawab finansial yang lebih besar yang tentunya sudah harus dipersiapkan sejak jauh-jauh hari bukan? Mulai dari bertambahnya kebutuhan primer sampai kebutuhan pendidikan anak kita kelak.
Jika sebagai keluarga muda kita tidak memiliki kesadaran finansial sejak dini, bukan tidak mungkin jika nantinya kebutuhan anak justru terabaikan. Tentunya sebagai orang tua kita tidak ingin hal ini terjadi pada anak kita bukan? Untuk itu, ketika anak pertama lahir, sebagai keluarga muda harus segera menilik neraca keuangannya. Kebiasaan buruk yang seringkali dilakukan oleh keluarga muda adalah ketika anak pertama lahir, lebih mementingkan untuk membeli kebutuhan sang buah hati secara berlebihan. Misalnya saja, membeli pakaian dan perlengkapan bayi hingga menumpuk. Padahal jika dipikir, pertumbuhan anak usia dibawah lima tahun (balita) cukup pesat, sehingga pakaian yang telah dibeli sudah barang tentu tidak akan terpakai dalam waktu yang lama. Hal ini seharusnya bisa disiasati dengan cara membeli keperluan bayi secukupnya saja. Bila ada perlengkapan bayi seperti "stroller" yang ternyata ada salah satu keluarga atau family kita yang punya, mendingan pinjam saja jika memang tidak digunakan. Atau, bisa juga kita menyewa perlengkapan bayi di tempat-tempat penyewaan peralatan bayi yang saat ini memang sudah ada tempat khusus.
Nah, itu tadi cara menyiasati agar sebagai keluarga muda bisa lebih efektif untuk melakukan penghematan biaya pada hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan buah hati kita yang masih kecil. Lalu bagaimana cara mengatur keuangan keluarga muda secara lebih lengkap? Sudah tentu kita harus memperhatikan setiap pos-pos penting pengeluaran keluarga kita. Jangan terlalu pemborosan untuk hal-hal yang sifatnya sementara, mulailah dari sekarang untuk memperhatikan pos-pos kebutuhan yang berkaitan dengan buah hati kita. Nah berikut ini adalah pos-pos penting yang perlu kita perhatikan dan persiapkan :
1. Tambah Dana Darurat
Sudah barang tentu dana darurat dipersiapkan untuk dana cadangan jika sewaktu-waktu sumber pendapatan keluarga terganggu. Dana darurat wajib bagi setiap keluarga muda, sebelum memutuskan untuk membeli proteksi ataupun berinvestasi. Bagi keluarga muda yang masih belum punya anak, baiknya dana yang akan dipersiapkan sebagai dana darurat besarnya tiga sampai enam kali pengeluaran bulanan keluarga. Nah, ketika sudah punya anak, maka uang untuk dana darurat tentunya harus ditambah lagi sebanyak enam sampai sembilan kali dari total biaya bulanan. Hal ini memang berat jika kita mempersiapkan dana darurat dengan anggaran dana sebesar enak sampai sembilan kali total biaya pengeluaran bulanan kita, untuk itu, untuk permulaan kita bisa mengunpulkan sebanyak 30% dari dana darurat yang harus kita penuhi. Setelah 30% ini terpenuhi, kita bisa lanjutkan ke tahap berikutnya. Sebagai catatan, dana darurat harus likuid artinya jika sewaktu-waktu dibutuhkan, pencairannya cepat. Bisa kita siapkan dana darurat kita dalam bentuk tabungan, deposito, logam mulia, atau reksadana pasar uang.

2. Beli Asuransi Jiwa
Keluarga muda yang telah memiliki momongan, sebaiknya membeli asuransi jiwa. Membeli asuransi jiwa bertujuan untuk melindungi resiko finansial si pencari nafkah dalam keluarga. Apabila ada hal yang tidak diingkan terjadi pada si pencari nafkah dalam keluarga, asuransi jiwa diharapkan dapat menggantikan fungsi tersebut. Jika dalam keluarga antara suami dan istri masing-masing memiliki pendapatan dan pendapatan dari keduanya merupakan sumber pokok pemenuhan kebutuhan keluarga, sebaiknya keduanya membeli asuransi jiwa. Nah, apabila hanya salah satu, membeli asuransi jiwa dikhususkan untuk si pencari nafkah utama dalam keluarga. Selain membeli asuransi jiwa, disarankan juga untuk membeli asuransi kesehatan bagi sibuah hati. Untuk asuransi kesehatan, beli asuransi kesehatan kumpulan, karena premi yang harus dibayar lebih kecil.

3. Investasi Pendidikan Anak
Kita semua tahu, bahwa biaya pendidikan dari hari ke hari semakin mahal. Untuk itu, sangatlah penting bagi kita keluarga muda unduk mempersiapkan investasi pendidikan bagi anak-anak kita. Jadi, sangat disarankan ketika anak pertama lahir, kita langsung bikin pos-pos dana pendidikan, misalnya berdasarkan jenjang tingkat pendidikan (Play Group, TK, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi). Setelah itu baru kita cari investasi yang bisa kita lakukan berdasarkan jenjang pendidikan tersebut. Contohnya: Logam mulian cocok untuk investasi jangka pendek, reksadana campuran untuk jangka menengah, dan reksadana saham untuk jangka panjang. Nah, kalau kita kesulitan untuk memenuhi biaya pendidikan semua jenjang, kita bisa pilih untuk mempersiapkan jenjang pendidikan yang terjauh dulu, misalnya adalah dengan cara berinvestasi untuk memenuhi biaya pendidikan anak kita di bangku kuliah kelak. Kemudian berlanjut berinvestasi untuk pemenuhan biaya pendidikan dalam jenjang yang lebih dekat. Karena, dana investasi di jenjang pendidikan terjauh biayanya yang paling kecil.

4. Kencangkan Ikat Pinggang
Dengan persiapan untuk dana darurat, membeli asuransi, dan investasi pendidikan tentu akan membuat pengeluaran keluarga muda membengkak. Nah, kalau besarnya pendapatan kita tetap, bagaimana solusinya agar ketiga pos tersebut dapat terpenuhi sementara keputuhan pokok tidak terganggu ? Ada tiga cara, yaitu :
- Mengurangi pengeluaran.
Bisa dengan membatasi kebiasaan makan diluar, liburan tiap week end, dan pengeluaran apa saja yang selama ini sangat rutin namun bisa dihilangkan.

- Menurunkan kelas konsumsi.
Contohnya adalah kalau kita dan pasangan kita selama ini selalu bepergian menggunakan mobil, sementara kitapun memiliki sepeda motor, sebaiknya kita rubah kebiasaan ini. Jadi kita gunakan saja motor, dan ga perlu keluar pengeluaran yang lebih besar apabila kita menggunakan mobil.

- Menghilangkan kebutuhan.
Jika dua cara sebelumnya tidak berhasil juga, mau tidak mau kita harus secara tegas berkenan untuk menghilangkan kebutuhan kita yang sebenarnya memang tidak terlalu penting. Contohnya adalah apabila salah satu dari kita (suami dan istri) memiliki kebiasaan dan hobi mengoleksi barang mewah, sebaiknya di stop. Demi keamaan keuangan keuarga, dan tentunya demi pemenuhan kebutuhan dana darurat, pembelian asuransi dan dana pendidikan anak kita. Tidak ada salah kita melakukan ini, toh tujuan kita juga adalah demi kebaikan keuangan keluarga.

Sumber : (Kontan)
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 9:15 PM
image Comments
image 0 Comments

6 Cara Agar Terbebas Dari Hutang

bebas hutang
Di era konsumerisme seperti sekarang ini, banyak hal yang memancing kita untuk menjadi konsumen yang tidak cerdas. Kita pikir aja, sekarang ini apasih yang ga bisa dihutang, dicicil atau dikredit? Nah, hampir semua hal bisa di hutang, dan bisa dikredit. Karena kemudahan inilah, yang membuat kita tidak sadar kalau kita ternyata gemar menumpuk hutang. Tak heran jika kita lakukan financial check up hasilnya akan menunjukkan kalau rasio cicilan (Dept Service Ratio) kita besar. Ditambah jika ternyata kita tidak bisa memanage cash flow. Sudah barang tentu, pilihan berhutang akan kita ambil untuk memenuhi hasrat kita memiliki sesuatu. Hal ini tentunya akan sangat menghawatirkan, apabila kita terbiasa menumpuk hutang. Kita semua pastinya pernah mengalami, rasanya punya hutang itu seperti apa - tidur nggak nyeyak dan makanpun nggak enak. Apalagi jiga hutang yang kita miliki ternyata nggak lunas-lunas gara-gara kita terlalu banyak hutang. Lalu, apa solusinya? Bagaimana cara agar kita bisa terbebas dari hutang? Berikut ini 6 cara agar terbebas dari hutang :

1.) Harus Jujur Pada Diri Sendiri
Artinya, kita harus mampu mengerti kemampuan diri kita sendiri. Tidak memaksakan kemampuan finansial kita. Banyak contohnya dimana kita tidak bisa jujur pada diri sendiri mengenai kemampuan finansial kita. Misalnya, kita yang berpenghasilan 5 juta terlalu memaksakan diri untuk bergaya hidup seolah-olah kita berpenghasilan 10 juta. Dan ini yang menyebabkan seringnya cash flow tiap bulan kita minus gara-gara terlalu banyak tunggakan kartu kredit, hutang KTA, dan hutang-hutang lainnya. Kita bisa saja membohongi orang lain dengan penampilan dan gaya hidup kita, tapi apabila kita tidak jujur pada diri kita sendiri tentang kemampuan finansial kita, hal ini akan menjadi sebuah boomerang keuangan pribadi kita.

2.) Buat dan Miliki Tujuan Keuangan
Mulai untuk punya tujuan keuangan. Jangan terlalu gampang mengeluarkan uang hanya untuk hal-hal yang sifatnya tidak terlalu penting dan cenderung hanya untuk pemuas hasrat konsumerisme kita saja. Mulai pikirkan untuk mempersiapkan dana pensiun, investasi, bahkan kita perlu berfikir tentang dana pendidikan anak-anak kita kelak. Ini memang ga mudah, tapi coba bayangkan. Seandainya kita bisa sedikit-demi sedikit mengumpulkan uang untuk tujuan keuangan yang sudah kita tentukan, maka tentunya kita tak akan tergiur dengan sesuatu yang kurang penting dan tentunya hutang akan terhindari.

3.) Catat Setiap Aset Yang Kita Miliki
Banyak diantara kita yang punya aset untuk melunasi hutang tapi kita malah memilih tidak melunasi. Coba bayangkan kalau kita punya uang tunai di tabungan kita sebesar Rp 50 juta, tapi disisi lain kita juga punya hutang kartu kredit Rp 10 juta? Kita tentunya hanya akan mendapatkan return 3-4% per tahun dari bank, sementara kita harus bayar bunga 2-4% per bulan dan jika dikalkulasi, akan menjadi 24-48% per tahunnya! Untuk itu, sangatlah penting untuk menggunakan aset yang kita miliki untuk melunasi hutang, lalu kita bisa alihkan cicilan hutang kita untuk tabungan dan investasi yang benar.

4.) Belajar Untuk Berkata "Tidak"
Berapa kali dalam sehari kita menerima iklan promosi produk, usaha/bisnis, tawaran kartu kredit, investasi, asuransi, dll? Mulai dari sms, blackberry messenger (BBM), email, twitter, Facebook, dan lain sebagainya. Nah, disaat kita tertarik pada penawaran-penawaran tersebut dan kita tidak bisa untuk menolak atau mengatakan "tidak", tentunya akan menambah pengeluaran kita meskipun sebenarnya semua penawaran tersebut tidak kita butuhkan sama sekali. Jika hal ini terjadi, maka akan bertambah sulit apabila pembayaran dilakukan dengan autodebet credit card. Hutang konsumtif akan bertambah tanpa akses dari kita dan ini selalu rutin. Jadi, berani dan tegaslah untuk berkata "tidak", lakukan transaksi di mana kita sendiri yang memiliki inisiatif karena kita memang membutuhkan.

5. Belajar Untuk Mengatakan Cukup
Hal yang sering terjadi pada kita pemegang kartu kredit, khususnya kaum hawa, yaitu membeli barang  hingga dalam jumlah banyak dengan jenis barang yang sama dengan alasan "mumpung lagi ada diskon / cuci gudang". Diskon akan selalu ada, jadi nggak perlu kawatir, karena buat apa sih menumpuk barang yang belum tentu akan kita gunakan dalam waktu dekat bahkan kemungkinan malah bisa expired karena terlalu lama disimpan, ditumpuk dalam lemari atau gudang.

6. Tingkatkan pendapatan/income kita
Memang, beban berat dari hutang yang ada sebenarnya dapat membuat kita menjadi lebih kreatif untuk mencari alternatif income tambahan. Kita bisa memulainya dari usaha/bisnis yang tidak memerlukan modal besar, misalnya : bisnis online yang saat ini sedang marak, seperti jual baju online, jual pernak-pernik, dan banyak lagi produk-produk yang bisa kita pasarkan secara online berdasarkan minat para pembeli untuk saat ini. Tapi pertanyaannya, apakah kita akan lebih memilih untuk meningkatkan pendapatan karena alasan ada cicilan hutang yang harus kita bayar, dibandingkan kita meningkatkan pendapatan karena kita punya tujuan keuangan yang lebih sehat? 

Nah, kalau kita sudah bisa menyicil hutang konsumtif yang selama ini menjadi beban keuangan kita, maka sebenarnya tanpa  menyadarinya kita punya kemampuan besar untuk bisa berinvestasi dan mencapai tujuan keuangan kita dimasa yang akan datang. Jadi, kalau tanpa hutang kita bisa hidup tenang, kenapa kita lebih memilih untuk berhutang?

Sumber : (Ang/DetikFinance)
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 8:46 PM
image Comments
image 0 Comments

Ajarkan Finansial dan Berinvestasi Pada Anak

investasi dan finansial anak
Mengajarkan finansial pada anak terdengar tabu bagi beberapa orang. Tapi kenyataannya, hal itu sangat penting ! Money does make the world go around. Educating, motivating, and empowering childrend to understand and use money. Edukasi dan motivasi anak-anak sejak usia dini untuk mengenal dan menggunakan uang dengan benar, itu adalah bekal yang sangat penting bagi mereka. Kapan saatnya kita mulai bisa memperkenalkan uang pada anak? Segera ketika anak kita sudah mulai bisa menghitung. Anak-anak belajar dari observasi dan pengulangan. Jangan jemu-jemu memberi pengetahuan tentang uang meski nampaknya ia tak mengerti. Nilai-nilai apa saja yang harus kita ajarkan pada anak-anak tentang uang?

Ajarkan Anak Untuk Menabung

Nilai yang harus diajarkan yang pertama adalah bagaimana menabung, membuat uang tersebut bertumbuh, dan bagaimana membelanjakan dengan bijak. Sebagai hadiah, jika anak-anak berhasil disiplin menabung, kita bisa menambahkan bonus uang untuk mereka. Mengajarkan tentang uang pada anak bukan berarti mengajari anak mata duitan, namun supaya mereka menghargai uang dengan pas. Menabung dan mengumpulkan uang bagi anak-anak tidaklah mudah karena mereka harus mengekang keinginan untuk membeli ini itu. Ketika mereka sudah berhasil menabung, jangan larang anak-anak jika ingin menggunakan uang tabungannya untuk membeli sesuatu. Anak-anak berhak untuk menikmati "jerih payah" mereka dalam menabung, sabar, dan disiplin. Biarkan mereka menikmati tabungannya. 

Mengajarkan menabung kelihatannya sepele. Namun hal itu dapat membentuk mindset dan menjadi pondasi kuat baginya saat dewasa nanti. Ajarkan pula konsep berinvestasi pada mereka, bahwa setiap uang yang ditabung akan mendapat "bunga". Jika nominal masih terlalu kecil untuk ditabung di bank, berikan kotak penyimpanan uang untuk anak-anak, berikan pula "bunga" untuk mereka. Nah bagaimana jika si anak susah menabung ? Apa yang harus kita lakukan ketika uang saku habis melulu? Berikan pengertian tentang NEEDS,WANTS,DESIRE. Ini akan memberi pondasi pada mereka ketika mereka dewasa. Nah, kita dapat memberikan beberapa Saving Boxes untuk anak kita yang dialokasikan untuk :tabungan, spending, dan juga untuk donasi. Kita bisa memberikan rewards uang tambahan ketika ia berhasil menabung selama setahun, untuk memotivasi anak kita. Savings box untuk keperluan Donasi juga penting untuk membangunkan kesadaran sosial anak-anak. Mereka menghargai uang, namun tidak pelit. Meski nampak sepele, hal itu dapat membangun kepeduliannya terhadap keluarga, orang tua, dan saudara-saudaranya saat dewasa nanti.

Beri Pengertian Tentang Hutang Pada Anak

Ajarkan pula pada anak-anak akan "hutang" dan resiko dalam berhutang. Bagaimana caranya? Jika sang anak ingin membeli barang (WANTS) di luar kemampuannya/tabunganya, sisanya boleh hutang ke orang tua dan dikenakan bunga. Sesekali, ajak anak-anak untuk beli kado ultah bagi anggota keluarga, dengan uangnya, atau sekedar iuran beli kado untuk keluarga. Dengan memperkenalkan prinsip bunga hutang, anak akan mulai merasa bahwa membayar bunga hutang itu tidak enak. Dengan demikian, ada waktu ia dewasa, ia tidak akan menjadi orang yang sembarangan berhutang. Lalu bagaimana dengan investasi? Bagaimana memperkenalkan investasi pada anak? Ada banyak jenis investasi yang bisa diperkenalkan pada anak, namun salah satu yang paling terjangkau adalah saham.

Ajarkan Prinsip-Prinsip Berinvestasi Sejak Dini

Di ulang tahunnya yang ke 6, Ellen May mulai mengajarkan prinsip berinvestasi saham pada putri sulungnya. Caranya?? Beliau memotivasi anak untuk mengumpulkan uang supaya bisa "beli pabrik". Caranya? Ya dengan beli saham :) Ellen May mengatakan pada putrinya bahwa ia bisa turut memiliki bank, pabrik susu, toko mainan, bahkan "pabrik" rumah. Anaknya pun sangat excited dengan apa yang telah beliau jelaskan. Imajinasi si anak yang sangar fantastis, akan membuatnya sangat termotivasi untuk menabung dan menahan WANTS nya. Ellen May juga mulai membeli saham untuk "tabungan" anak jangka panjang, dengan rentang waktu tahunan, seperti saham Kalbe Farma, dll. Berinvestasi saham dapat dimulai dengan modal kecil, bahkan hanya dengan 500 ribu saja si anak sudah bisa membeli saham bagus. Untuk keperluan investasi, boleh gunakan prinsip menabung saham / beli saham secara rutin tiap bulan atau tiap 3 bulan. Jumlah nominal bukanlah hal yang terpenting, namun pertumbuhan investasi saham dari tahun ke tahun itulah yang penting untuk anak. 

Untuk investasi bertahun-tahun / jangka panjang, pilih perusahaan yang sudah mapan dan tidak bergejolak, yaitu saham-saham blue chips. Jangan pilih terlalu banyak saham untuk investasi. Pilih salah 1 saja. Ingat prinsip-prinsip investasi yang diajarkan Warren Buffett. Jika kita berkonsentrasi pada 1 jenis saham saja, maka hasilnya akan lebih besar untuk investasi jangka panjang. Beberapa emiten dari perbankan yang dapat menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang misalnya : Bank BCA/BBCA, Bank Mandiri/BMRI, B BRI. Emiten BUMN juga layak dijadikan porto investasi sang anak, misalnya PGAS/Perusahaan Gas Negara, dan perusahaan konstruksi ADHI Karya. Perusahaan yang produk barang dan jasanya dibutuhkan masyarakat, seperti susu dan obat-obatan Kalbe Farma/KLBF juga layak untuk investasi si anak.

Disadur dari Kultwit tentang Ajarkan Finansial dan Berinvestasi Pada Anak oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/50910
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 10:53 AM
image Comments
image 0 Comments

Tips Membeli Rumah Dengan Harga Super Murah

beli rumah
Rumah/tanah adalah investasi yang baik karena harganya cenderung naik sepanjang waktu. Biasanya orang berinvestasi rumah untuk kepentingan jangka panjang. Menunggu harga pasaran naik baru dijual. Proses itu butuh waktu yang lama, bertahun-tahun bahkan bisa puluhan tahun. Keburu tua, sakit-sakitan, tidak bisa menikmati hasilnya. Bagimana jika ada cara untuk mendapatkan keuntungan berlipat-lipat tanpa proses menunggu lama seperti itu? Menarik bukan? Bagaimana rasanya jika seketika setelah kita beli, rumah tersebut sudah bisa kita jual dengan keuntungan 50%-100%? Meskipun orang sering bicara tentang “harga pasaran”, sesungguhnya harga property itu tidak ada standardnya. Berbeda dengan komoditas lain seperti rokok, beras, susu, emas, dan lain-lain yang sudah ada harga standardnya, harga property sangat bergantung pada sikon. 

Nah, untuk mendapatkan hasil yang luar biasa tentu tidak bisa didapatkan dengan cara yang biasa-biasa saja. Perlu cara yang luar biasa pula. Kita tidak akan mungkin bisa membeli rumah dengan harga semurah-murahnya dengan membelinya dari developer atau dari masyarakat umum. Anggaplah bisnis property itu seperti permainan. Maka siapa yang paling menguasai aturan main, dialah yang akan memenangkannya. Kuncinya disini adalah bagaimana kita bisa membeli rumah dengan harga semurah mungkin? Jawabannya adalah pihak yang sedang kepepet butuh uang atau pihak yang terikat pada aturan-aturan tertentu untuk menjual secara murah. Nah, sampai disini solusinya mudah bukan? Kita tinggal menunggu di UGD siapa tahu ada orang sekarat yang butuh dana untuk operasi. Dengan wajah innocent kita bisa tanyakan pada pihak keluarga: “pingin jual rumah atau mati pak?” Atau kita bisa ngetem di Pengadilan Agama, siapa tahu ada pasangan yang mau bercerai dan segera urus harta gono gininya. 

Kedua cara diatas memang betul ada yang mempraktekkan, tapi tentunya terlihat kurang manusiawi. Tidak layak dilakukan! Lantas dimana kita bisa mendapatkan rumah dengan harga super murah tersebut? Jawabannya adalah di BANK! Kita pastinya tahu ya bahwa di bank selalu saja ada kasus kredit macet di bank manapun di seluruh daerah. Tidak ada bank yang tidak ada kredit macetnya! Tapi tentu saja kita tidak bisa tiba-tiba datang ke bank tersebut lalu menanyakan tentang kredit macetnya. Pasti akan dijawab tidak ada. Lalu bagaimana cara dapat infonya? Caranya, kita bisa menjalin hubungan dengan marketing kredit bank-bank atau dengan bagian kolektor bank tersebut. Pertanyaannya, mengapa kita bisa mendapatkan rumah dengan harga murah dari kredit macet di bank? Apa bank sedemikian bodohnya? Tentu saja tidak. Jawabannya adalah karena aturan-aturan perbankan dan hukum memang seringkali memaksa mereka jual murah. Untuk lebih mudah mempelajarinya, sebaiknya kita langsung masuk ke sebuah kasus saja.

Pak Luthfi (ini hanya contoh, bukan Luthfi Hasan Ishaaq mantan presiden PKS lo :) ) membeli rumah senilai 300 juta dengan dibiayai oleh Bank A untuk termin kredit selama 10 tahun. Setelah 5 tahun kredit berjalan tiba-tiba ekonomi Pak Luthfi mengalami masalah. Apa kira-kira yang akan terjadi terhadap rumah Pak Luthfi tersebut? Tentu banyak yang berpikir jika macet maka pihak Bank akan serta merta menyita rumah tersebut. Kenyataannya tidak seperti itu. Bank atau siapapun tidak diperbolehkan menyita property yang menjadi jaminan pinjaman. Jadi hati-hati meminjamkan uang dengan jaminan sertifikat ya! Yang dapat dilakukan oleh pihak Bank terhadap debitur macetnya adalah meminta kerjasama mereka untuk menjual sendiri rumah tersebut secara suka rela. Biasanya Bank memberi tenggang waktu tertentu sebelum masuk proses lelang. Ini aturan yang harus ditaati oleh bank manapun. Dari hasil penjualan tersebut, sebagian akan diambil pihak bank untuk melunasi hutang-hutangnya. Sebagian sisanya adalah hak dari debitur. 

Namun disinilah persoalannya. Rumah bukanlah asset yang likuid (mudah dijual), menjual rumah tidaklah semudah menjual emas. Disamping itu persoalan seringkali dipersulit dengan sikap greedy/serakah si debitur macet ini. Dalam kondisi harus cepat ambil sikap ini pihak debitur justru sering menghambat dengan menginginkan harga jual yang tinggi untuk rumahnya. Di satu sisi pihak Bank juga sering memperkeruh keadaan dengan cara meneror debitur dengan ancaman menyita atau lelang. Inilah sebabnya mengapa banyak kasus kredit macet yang “terpaksa” harus masuk proses lelang. Proses lelang ini seharusnya dihindari karena akan merugikan semua pihak, baik debitur maupun kreditur. Mengapa demikian? Dari sisi peminjam. Jika rumahnya harus sampai masuk proses lelang, maka resikonya adalah sebagai berikut :
1) Resiko Psikologis, debitur akan merasa malu pada keluarga atau tetangganya apabila rumahnya sampai dilelang.

2) Tidak ada kebijakan pemotongan hutang dari pihak Bank. Karena debitur yang sampai masuk proses lelang dianggap tidak kooperatif oleh pihak Bank. Perlu diingat bahwa jika sampai proses lelang, hutang debitur akan membengkak karena ada bunga berbunga dan denda.

3) Jika hasil lelang rumah tersebut terjual lebih rendah dari hutangnya maka hutang debitur masih dianggap belum lunas oleh pihak Bank. Hal ini sangat menakutkan bagi debitur macet. Bayangkan, rumah sudah hilang tapi hutang belum lunas juga.

Dari sisi Bank pun proses lelang bukanlah opsi yang populer karena mengandung resiko-resiko sebagai berikut :
1) Makin lama sebuah kredit macet terselesaikan akan menaikkan tingkat NPL (Non Performing Loan) Bank tersebut.

2) Dibutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk masuk ke proses lelang seperti; proses pengadilan, pengumuman lelang, dan lain-lain. Apabila prosedur tersebut tidak dipenuhi oleh pihak Bank maka mereka justru bisa dituntut balik oleh si debitur macet. Belum lagi upeti-upeti yang harus dikeluarkan bank dalam proses pengadilan maupun proses lelang itu sendiri. 

3) Jarang ada propetry yang laku terjual pada proses lelang pertama. Mengapa demikian? Karena ada ketentuan yang mengharuskan bank untuk menetapkan limit lelang sesuai harga penilaian wajar dari appraisal independen. 

Selain itu pembelian melalui lelang juga tidak bisa dilakukan dengan pembiayaan bank. Harus cash! Jadi jika kita ingin beli rumah lewat lelang seharusnya membeli rumah pada lelang ke 2 karena harganya akan terjun bebas. Tapi ingat, harus siap uang cash! Penting pula untuk diketahui bahwa dalam urusan kredit macet, biasanya bank melakukan tindakan “Write Off”. Write Off adalah penghapusan hutang dari pembukuan. Write off sering dilakukan untuk memperbaiki/mempercantik neraca keuangan. 

Setelah proses write off ini maka berapapun uang yang diterima dari jaminan tersebut akan dianggap sebagai keuntungan pihak bank. Jadi jelas disini bahwa bank tidak memiliki kepentingan untuk menjual dengan harga tinggi jaminan tersebut tetapi cukup kembali hutang pokoknya saja. Nah, karena kerepotan-kerepotan diataslah maka kita bisa meminta pada Bank untuk memberikan berbagai keringanan dan potongan. Syaratnya rumah harus terjual sebelum tenggat waktu proses lelang (tenggat waktu inipun bisa dinego jika kita serius mau beli). Jadi point-nya disini baik pihak Bank maupun debitur sama-sama takut jika masuk ke proses lelang. Disinilah kita bisa "bermain".

Sekarang kita masuk ke bagian paling krusial dari proses ini. Setelah mendapat info tentang nasabah yang kreditnya macet tersebut kita bisa hubungi yan bersangkutan. Kita tanyakan, berapa rumah tersebut akan dijual. Sampaikan saja bahwa kita sudah dapat info bahwa rumah tersebut segera akan dilelang bank. Sampaikan pula resiko-resiko yang akan dihadapi debitur bila rumah tersebut sampai masuk ke proses lelang. Setelah ada sikap kerjasama dari debitur ajaklah debitur untuk meminta kepada pihak bank perincian kreditnya. Proses ini harus dilakukan oleh dibitur sendiri karena kita tidak bisa meminta pihak bank memberi perincian hutang orang lain. Proses ini harus dilakukan oleh dibitur sendiri karena kita tidak bisa meminta pihak bank memberi perincian hutang orang lain. Jika selisih hasil penilaian pihak appraisal dan besar sisa hutang pokoknya cukup besar maka property tersebut layak ditindak lanjuti. Tips: Hasil penilaian appraisal terhadap rumah tersebut tdk boleh diketahui oleh debitur. Hanya kita saja yang boleh tahu.

Dalam kasus Pak Luthfi, setelah 5 tahun mencicil tentu hutang pokoknya berkurang. Disamping itu harga rumahnya pun sudah naik. Anggap saja sisa hutang pokoknya tinggal 200 juta sedangkan harga property tersebut saat ini menjadi 550 juta. Maka ada selisih yang cukup lebar disini. Jika Pak Luthfi berkeras menjual rumahnya dengan harga pasar, tentu butuh proses lama untuk menjualnya. Keburu dilelang. Tapi kita juga tidak boleh semena-mena menekan debitur demi keuntungan. Tanyakan saja apa harapan pak Luthfi dalam proses ini. Dalam kondisi tidak ada pilihan biasanya debitur akan cukup bahagia jika dia bisa memperoleh “cash back” atas rumahnya tersebut. Anggap saja pak Luthfi butuh “cash back” 100 juta atas rumah tersebut maka kita bisa membeli rumah senilai 550 juta hanya dengan harga 300 juta saja! Kalau bisa Pak Luthfi kita ajak bernegosiasi untuk menurunkan harapannya itu. Sambil ingatkan lagi tentang resikonya jika sampai lelang. 

Jadi kuncinya disini bukan tentang berapa harga rumah yang akan kita beli tapi berapa cash back yg diharapkan debitur. Jika Pak Luthfi terlalu serakah kita tinggalkan saja. Sampaikan pada beliau lebih baik kita beli di lelang saja. Bisa lebih murah. Sebagai orang awam biasanya Bank membodohi pak Luthfi dengan kewajiban terlalu tinggi yang harus dibayarkan oleh pak Luthfi. Bank tidak akan serta merta memotong bunga dan denda hutang pak Luthfi tanpa adanya negosiasi. Untuk kasus pak Luthfi tersebut bisa jadi kewajiban yang harus dibayarkan menjadi sebesar 350 juta (hutang pokok + bunga berbunga + denda). Setelah ada kata sepakat barulah kita bersama pak Luthfi menghadapi bank untuk berjuang menghapus bunga dan denda. Kita ajarkan pada Pak Luthfi untuk mengatakan pada pihak bank bahwa hanya mau menjual rumahnya jika bank bersedia menghapus seluruh bunga dan denda. Dari pengalaman kami. Selalu terjadi proses negosiasi yang sengit dengan pihak bank pada tahap ini. Kenyataannya kami selalu memenangkan negosiasi, karena kami tahu betul betapa beratnya bank jika harus masuk proses lelang. 

Kunci negosiasi: “Selama kita tidak takut kalah maka kita akan sering menang. Jika kita takut kalah maka kita akan selalu mengalah”. Sampaikan pula pada pihak bank resiko-resiko jika sampai masuk proses lelang. Sampaikan tidak ada orang yang mau beli pada lelang pertama. Sampaikan pula bahwa bagaimanapun kita akan tetap bisa membeli rumah tersebut tapi pada lelang kedua, dimana bank tentu akan rugi besar. Biasanya pihak bank akan membantah kita. Namun percayalah sesungguhnya mereka takut juga. Ini hanya bagian dari negosiasi. Jadi kuncinya disini adalah kemampuan kita bernegosiasi dengan pihak bank dan meyakinkan pak Luthfi untuk mempercayai kita.

Nah, setelah kita berhasil membeli property yang kita incar, selanjutnya kita bisa menjualnya dengan harga pasaran. Untuk menjualnyapun mudah, tinggal kita pasang saja iklan jual rumah dengan harga murah. Misal "Jual Rugi! Rumah kost-kostan senilai 500 juta hanya seharga 400 juta. BU banget, terbelit hutang!" Hasilnya nanti pasti akan cepat terjual dan semuapun senang. Pak Luthfi sudah beres urusannya dengan pihak bank, dan kita bisa mendapat margin dari penjualan property tersebut. Perlu kita catat, semakin tinggi harga property yang kita incar, semakin besar pula selisih atau potensi untung yang kita dapatkan. Loh, itu kan hanya bisa dilakukan orang kaya saja, bagaimana dengan mereka yang tidak punya uang cash? Siapa bilang harus pakai uang cash?  Proses pembelian rumah kredit macet ini bisa dilakukan dengan KPR dari bank lain. Istilahnya “Take over credit” Siapapun bisa melakukannya. Cukup dengan modal ilmu ini kita bisa hidup dengan cukup layak. Masih mau jd karyawan? Ini adalah cara mudah dan halal untuk bisa lebih kaya, tapi yang perlu di ingat, jangan lupa menyisihkan 5% dari keuntungan bisnis property ini untuk disedekahkan kepada pihak yang membutuhkan, niscaya nanti bisnisnya pasti akan semakin berkah. Selamat mencoba :)

Disadur dari Kultwit tentang Tips Membeli Rumah Dengan Harga Murah Oleh Partai Socmed
Twitter Account : @PartaiSocmed
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/46151
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:27 AM
image Comments
image 0 Comments

Cara Terbaik Mempersiapkan Pensiun

pensiun
Krisis ekonomi global seringkali disebut-sebut oleh beberapa analis / ekonom sebagai akibat dari ulah para Baby Boomers. Baby Boomers adalah generasi di Amerika Serikat yang lahir pasca perang dunia II, antara tahun 1946 - 1964. Ceritanya, setelah perang dunia kedua berakhir, angka kelahiran di Amerika meningkat pesat, jumlahnya sekitar 30 % dari total populasi. Istilah Baby Boomers muncul dan terkenal di Amerika sejak keberhasilan Bill Clinton meraih kursi kepresidenan. Di Eropa dan Amerika Utara baby boomer tumbuh dengan hak istimewa, banyak tumbuh banyak subsidi yang meningkatkan kemakmuran.

Mereka adalah generasi yang sehat, dan generasi terkaya saat itu. Generasi baby boomers mulai mengenal televisi. Mereka tahu Perang Vietnam, pembunuhan John F Kennedy, Martin Luther King Jr, dan Robert F Kennedy. Golongan ini juga mengenal musik, utamanya rock and roll, sebagai cara mengekpresikan identitas generasinya. Lalu mengapa Baby Boomers seringkali disebut sebagai generasi yang menyebabkan krisis finansial di era 2000? Baby Boomers, generasi kaya pada saat itu, adalah generasi yang terbiasa untuk bersenang-senang dan tidak terbiasa untuk berinvestasi. Memasuki era tahun 2000, generasi Baby Boomers mulai pensiun. Apa yang terjadi kemudian ? Ternyata kebanyakan dari mereka tidak punya uang yang cukup untuk masa pensiunnya. Wow !

Cara Mempersiapkan Dana Pensiun

Belajar dari fakta para Baby Boomers di atas, apa yang harus kita lakukan ? Kita bisa memilih jangka waktu mempersiapkan pensiun kita, atau bisa menjadi sama dengan para baby boomers tersebut. Lalu bagaimana caranya mempersiapkan masa pensiun dengan baik ? Menabung saja jelas tidak cukup. karena meskipun kita dibiasakan menabung sejak kecil, imbal hasil dari menabung jelas lebih kecil daripada tingkat inflasi. Cara terbaik mempersiapkan pensiun adalah dengan mulai berinvestasi saham sedini mungkin. Kita bisa memilih untuk menghabiskan penghasilan bulan demi bulan, atau memulai investasi saham. 

Investasi saham telah terbukti memberi pertumbuhan imbal hasil terbesar dalam 30-40 tahun terakhir. Banyak alasan orang tidak memulai berinvestasi, seringkali karena ingin bersenang-senang pada masa mudanya, dengan aji mumpung. Mumpung masih single, habiskan uang untuk bersenang-senang. Hmm.. apa yang akan terjadi kemudian? Setelah masa lajang berakhir, dan mulai menikah, kita akan mulai dibebani dengan berbagai biaya hidup dan pada saat itu orang mulai beralasan tidak punya cukup uang untuk berinvestasi karena habis untuk rumah tangga. Edukasi finansial dan investasi kepada anak-anak adalah sebuah solusi yang sangat penting bagi finansial mereka. Edukasi finansial tidak didapatkan di sekolah. Lalu bagaimana caranya mengedukasi anak-anak ? Mulai biasakan anak-anak menyisihkan uang saku untuk membeli sebuah saham yang defensif untuk jangka panjang. 

Boleh membeli saham secara rutin setiap bulan, sehingga menjadi sebuah kebiasaan bagi mereka untuk “menabung” saham. Untuk tujuan “menabung” saham / berinvestasi saham jangka panjang, sebaiknya pilih saham-saham defensif. Saham-saham defensif cenderung terus dibutuhkan oleh masyarakat dalam jangka panjang. Apa saja contohnya ? Saham defensif contohnya sektor konsumer dan farmasi, atau emiten pengelola jalan tol yang sangat dibutuhkan masyarakat. Untuk keperluan berinvestasi jangka sangat panjang, hindari saham-saham komoditas, CPO, dan pertambangan. Mengapa? Saham-saham sektor pertambangan dan komoditas cenderung bersifat musiman dan lebih cocok untuk trading jangka pendek.

Disadur dari Kultwit tentang Cara Terbaik Mempersiapkan Pensiun oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/46113
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 10:13 PM
image Comments
image 0 Comments

5 Cara Mengurangi Pengeluaran Bulanan

menghemat pengeluaran bulanan
Banyak kebutuhan ina-inu yang kadangkala nggak terkontrol sama sekali. Sampai-sampai secara ga sadar kita selalu saja meratapi nasib menunggu hari gajian berikutnya, karena banyaknya pengeluaran bulanan yang ternyata hampir meludeskan pendapatan kita dari gaji bulanan yang kita terima. Nah, kalau kita tidak menggunakan cara cerdas untuk mengatur pengeluaran bulanan kita, pastinya setiap bulan kegiatan rutin kita ya cuma "meratapi nasib". Inilah yang terkadang menghambat kita untuk melakukan investasi atau menyisihkan pendapatan kita untuk menabung. Untuk itu, mau tidak mau kita perlu melakukan penghematan pengeluaran bulanan. Siapa sih yang ga pengen punya tabungan? Siapa hayo yang ga pengen punya simpanan investasi? Kita semua pasti sepakat ya, jika tabungan dan investasi sangatlah penting. Mengingat biaya kebutuhan hidup yang semakin mahal saja dari hari ke hari. Untuk itu harus kita persiapkan dari sekarang!!! Memang untuk melakukan penghematan pengeluaran bulanan, sangat berat untuk kita lakukan. Tapi bukan tidak mungkin untuk kita lakukan lo. Ada bebera cara sederhana untuk mengurangi pengeluaran bulanan kita.  Berikut ini 5 cara mengurangi pengeluaran bulanan, meskipun langkah ini sepele tapi bisa berdampak besar lo.

1. Penghematan Biaya Tagihan Listrik
Langkah sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan cara mengurangi penggunaan pendingin ruangan. Kita lakukan dengan membiasakan diri untuk tidak menyalakan AC apabila ruangan tidak digunakan. Tapi terkadang, yang susah kalau kita punya kebiasaan menyalakan AC kamar sesaat sebelum kita mau tidur dengan alasan biar ruangannya dingin dulu baru kita beranjak tidur. Nah lo, padahal kebiasaan seperti ini yang membuat tagihan listrik membengkak. Jadi hentikanlah kebiasaan ini! Oh iya, penggunaan pendingin ruangan, bisa kita siasati penghematannya dengan cara mengganti penggunaan AC dengan kipas angin, khususnya kalau pas cuaca lagi dingin seperti pas musim hujan ya. Tentunya ini akan mengurangi konsumsi listrik juga kan. 

Cara lainnya? Kita bisa melakukan penghematan listrik dengan cara mengurangi penggunaan mesin cuci. Pakai mesin cuci seminggu dua atau tiga kali saja. Jangan tiap hari!!! Kita tinggal di daerah tropis lo, jadi pengering pakaian di mesin cuci tidak seharusnya kita gunakan tiap hari bukan? karena ada sinar matahari yang bisa kita manfaatkan untuk mengeringkan pakaian kita. Kita bisa menyiasati penghematan listrik dari penggunaan mesin cuci dengan cara mencuci baju dari pagi (secara manual tentunya) jadi kita bisa memanfaatkan sinar matahari untuk mengeringkan cucian kita. Lalu cara lain agar hemat listrik? Masih banyak hal-hal kecil yang bisa kita lakukan. Yang jelas intinya adalah, gunakan listrik seperlunya saja. Matikan peralatan yang mengonsumsi listrik jika tidak digunakan, seperti lampu, mengisi baterai ponsel atau laptop, penggunaan hair dryer, oven, microwave, dll. Meskipun sederhana, tapi ini mampu menekan penggunaan listrik dan tentunya mampu mengurangi pengeluaran bulanan kita untuk biaya penggunaan listrik.

2. Pengehematan Pengeluaran Telepon Seluler
Untuk berhemat, kita bisa menggunakan layanan telepon seluler termurah di daerah kita. Hentikan langganan layanan operator yang memang sebenarnya tidak perlu. Nah, kita juga bisa mengurangi pengeluaran bulanan telepon seluler kita dengan cara tidak menggunakan layanan GPRS dari operator, kalau kita bisa memakai Wi-Fi untuk koneksi internet. Lalu, daripada menelpon, kita bisa lo memanfaatkan layanan Skype, BBM, Whats App untuk berkomunikasi. Tapi kira-kira kita bisa ga ya? Harus bisa dong!!!

3. Menggunakan "Single Provider"
Banyaknya perusahaan yang menawarkan internet, telepon dan layanan komunikasi lainnya dalam satu paket dan tentunya dengan penawaran berharga diskon. Kita bisa memanfaatkan ini, daripada kita menggunakan masing-masing layanan dengan beda provider. Kalau dihitung-hitung, siasat ini bisa menghemat biaya kita hingga 20% lo.

4. Hentikan Kebiasaan "Windows Shopping"
Buat kita yang suka jalan-jalan ke mall, pasar atau pusat perbelanjaan lainnya cuma sekedar untuk cuci mata atau lihat-lihat doang (windows shopping), sudah saatnyalah  kita tobat dan kembali ke jalan kebenaran, demi masa depan keuangan kita. Jadi, dari sekarang kalau kita pergi ke pusat perbelanjaan, memang karena ada sesuatu yang harus kita beli. Soalnya, terkadang niat awal kita cuma mau sekedar jalan-jalan saja tapi pada akhirnya sebelum pulang belanja juga deh. Inilah bahayanya windows shopping, karena seringnya kita terjebak untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan gara-gara kepincut sama produk yang dipajang di etalase. Harus tobat!!!

5. Mengurangi Penggunaan Kartu Kredit
Beli baju, tinggal gesek. Beli sepatu, tinggal gesek. Beli gadget terbaru, tinggal gesek. Beli kambing buat qurban, tinggal gesek (kayaknya ada ya), pokoknya semuanya tinggal gesek. Dan pokoknya enak kalau semua tinggal gesek ya. Nah lo, tapi kalo keenakan gesek sana gesek sini trus tagihannya yang bayar siapa? Dan selama ini apa kita sadar bahwa yang membuat pengeluaran karena penggunaan kartu kredit begitu besar karena pajak yang di bebankan ke kita itu besar? Kayaknya semua pada sadar ya, tapi karena enaknya gesek sana gesek sini makanya jadi lupa sama beban. Jadi, untuk hal satu ini, usahakan kita selalu menggunakan uang tunai untuk membayar semua pengeluaran kita. Ini bisa menghemat biaya pengeluaran sebesar 2,5% lo. Dan kalaupun harus menggunakan kartu kredit, kita usahan apply kartu kredit yang memberikan point reward dan batasi apply kartu kredit hanya untuk satu bank saja. Ini sangat penting untuk penghematan biaya tahunan kita.

Itulah 5 cara mengurangi pengeluaran bulanan yang bisa kita terapkan. Sebenarnya tidak terbatas hanya dengan 5 cara itu jika kita ingin melakukan penghematan pengeluaran bulanan kita, masih banyak langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menekan anggaran bulanan kita. Contoh: kita bisa mengurangi makan di luar, tidak membeli makanan ketika kulkas kita saja masih penuh isinya, kita ga perlu berlanggakan layanan koneksi internet dengan kecepatan dewa kalau pekerjaan kita bukanlah orang yang harus setiap hari menggunakan layanan internet. Intinya adalah, untuk memangkas pengeluaran setiap bulan, bisa dengan cara mengurangi beberapa kemewahan dalam hidup kita yang memang tidak kita butuhkan. Dan kalau kita tidak mau meratapi nasib setiap bulannya, maka rencanakan mulai dari sekarang!!!

"Happiness is not something you postpone for the future; it is something you design for the present." - Jim Rohn. 

Sumber : infojkt.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:33 AM
image Comments
image 0 Comments

Strategi Manajemen Keuangan

manajemen uang
Strategi manajemen keuangan sangat penting untuk kita terapkan. Mengingat terkadang uang yang kita miliki hanya seperti angin lalu saja. Hari ini kita punya uang, besoknya ternyata sudah hilang tanpa bekas. Uang bisa kita ibaratkan juga seperti keran yang bocor, jadi jika kita tidak bisa mengelolanya dengan baik, uang yang kita miliki hanya mampir sebentar ntah itu di dompet atau tabungan lalu hilang begitu saja tanpa bekas. Bagaimana strategi keuangan yang tepat untuk manajemen keuangan kita? Berikut ini ada 5 strategi manajemen keungan dari Bryan, dia adalah Head of Business Development Kresn Securities :
1. Kit harus membuat daftar "value".
Value atau nilai yang dimiliki oleh setiap orang masing-masing berbeda. Misal, ada yang berkeinginan untuk mempunyai mobil atau membeli rumah, nah dari sini kita harus tahu apa sebenarnya yang kita inginkan dari uang yang kita miliki.

2. Menetapkan tujuan kita (mengacu pada poin 1 tadi, tentang value/nilai).
Ketika kita sudah menetapkan dan mengetahui nilai apa yang akan kita capai, selanjutnya adalah kita harus melakukan apa untuk mencapai nilai tersebut.

3. Kita tentukan pendapatan dan pengeluaran kita
Kita buat catatan pada pendapatan kita. Kita tinjau di mana uang atau pendapatan kita akan dikeluarkan. Jadi kita harus tahu pengeluaran kita untuk apa saja.

4. Rencanakan anggaran
Kita rencanakan anggaran keuangan kita. Kita buat anggaran yang mencakup keperluan terlebih dahulu, dan bukan sekedar anggaran untuk sebuah keinginan. Yang perlu diingat adalah, pengeluaran kita harus kurang atau sama besarnya dengan total pendapatan yang kita peroleh.

5. Kita kembangkan uang yang kita miliki
Sebelum kita melakukan pengembangan uang yang kita miliki, yang pertama adalah kita persiapkan dulu untuk dana darurat. Untuk dana darudat harus likuid, jadi jika kita sewaktu-waktu kita membutuhkannya, bisa cepat dicairkan. Nah kemudian kita bisa mengembangkan uang kita dengan cara melakukan investasi. Kita pilih jenis investasi yang sesuai dengan tujuan kita.

Sumber : personalfinance.kontan.co.id
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 10:11 PM
image Comments
image 0 Comments

Cara Mengatur Uang Gaji

manage gaji
Hari gajian tentunya hari yang sangat kita tunggu-tunggu bukan? Disaat hari hajian, pasti kita sudah mempersiapkan rencana ini itu, beli ini beli itu hingga secara ga sadar, ternyata rasa gembira karena kita menerima gaji terkadang tidak bertahan selama seminggu ya. Nah inilah masalah yang berkaitan dengan gaji yang selama ini sering kita hadapi, dimana kita cuma bisa merasakan kebahagiaan punya duit hanya selama seminggu saja, setelah itu sampai tanggal gajian berikutnya, murung lagi deh. Untuk menghindari semua itu termasuk menghindari minus gara-gara kita berhutang selama menunggu hari gajian berikutnya, sebaiknya kita mengatur uang gaji kita bukan.
Bagaimana cara mengatur uang gaji yang kita terima dengan baik? Caranya, begitu menerima gaji, kita harus ingat dengan kewajiban kita dulu. Langsung sisihin 2,5% untuk zakat atau 10%. Jangan buru-buru memutuskan untuk investasi dulu. Kita ada tanggungan membayar kartu kredit tidak? Punya hutang sama orang tidak? Bereskan dulu hutang konsumtif kita. Sebaiknya cicilan hutang kita tidak lebih dari 35%, dan jangan lebih dari itu  supaya kita tidak terkejut, ternyata uang gajian kita hanya cukup buat bayar hutang. Apalagi kalau hutang kartu kredit, kita harus segera melunasinya! Jangan memikirkan untuk investasi macem-macem dulu lah kalau ternyata tagihan kartu kredit kita masih menumpuk. Dan pastinya tidak akan lucu ya kalau kita investasi dengan return 10-20% per tahun; tapi bunga hutang kartu kredit kita 35-42% per tahun. 

Kalau hutang konsumtif sudah beres, kita baru bisa memikirkan untuk berinvestasi. Caranya harus kita sisihkan dari awal, tujuannya agar aman dari godaan buat beli ina inu atau habis buat keperluan ina inu yang sebenarnya tidak perlu. Makin besar yang kita investasikan tentunya makin bagus juga. Tapi kalau kita sudah bisa rutin menyisihkan minimal 15% dari uang gaji kita sebenarnya sudah cukup bagus.

Nah sebelum kita berinvestasi, sebaiknya kita tentukan tujuan investasi kita dulu! Mungkin kita bisa berinvestasi untuk dana menikah, dana liburan, atau mungkin untuk dana naik haji. Karena dengan memiliki tujuan dan target investasi, kita akan lebih bersemangat untuk berinvestasi. Harus bisa hidup bahagia sekarang dan nanti. Sisa setelah membayar hutang dan investasi, bisa kita pakai untuk kebutuhan bulanan kita. Kuncinya: Spend Less than we Earn. Pasti bisa! Sebesar apapun gaji kita, kalau kita tidak bisa mengatur uang gaji kita, pastinya akan sangat percuma.  Karena gaji besar belum tentu memiliki cashflow yang sehat. Dan cashflow yang sehat itu bukan karena seberapa banyak uang yang bisa kita hasilkan, tapi karena seberapa banyak uang yang bisa kita simpan/sisihkan dari uang gaji kita.

Disadur dari Kultwit tentang Cara Mengatur Uang Gaji oleh Financial Insight
Twitter account: @FinInsightID
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/29981
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 9:29 PM
image Comments
image 0 Comments

Money Management Dalam Trading

money management\
Courtesy : Suster Trading
“Money management itu penting” mungkin kita sudah sering dengar "petuah-petuah" dari para senior trader. Tetapi sudah sejauh mana kita menerapkan Money Management ? Meskipun money management adalah topik yang simple dan sering kita dengar, tapi masih sering juga kita ketemu trader yang mengeluh karena loss besar. Bahkan, kita sering masuk ke pasar dengan strategi yang benar dan menghasilkan profit, tapi keluar dengan posisi loss. Diluar dari skill si trader dalam menganalisa market, ternyata sisi psikologi merekalah yang sebenarnya menyebabkan mereka Loss. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Apakah pasar itu sangat sulit untuk dimengerti? Atau apa sebenarnya kesalahan simple yang bikin kita loss ? Kebanyakan trader mengalami keugian yang besar karena tidak mengerti apa itu yang dinamakan risk and reward. Artinya, kita harus mengerti dulu berapa jumlah kerugian yang akan kita hadapi untuk mendapatkan suatu keuntungan.

Pentingnya Manajemen Keuangan Dalam Trading

Tanpa pengetahuan mengenai manajemen resiko, kita seringkali menemukan trader yang terlalu lama menahan posisi floating loss. Tapi pas posisi floating profit, buru-buru untak close position. Hasilnya, posisi awal yang seharusnya profit berakhir tragis dalam keadaan rugi. Lalu kalau begitu keadaannya kita harus ngapain ? Sebelum kita melakukan open position, kita harus memperhitungkan dengan cermat berapa jumlah kerugian yang akan kita tentukan, dan juga berapa profit yang akan kita dapatkan. Untuk itu kita perlu menentukan berapa rasio Stop Loss dan Take Profit. Secara umum, rasio dari risk and reward adalah 1:2. Tapi ini bukan sebuah kewajiban menggunkan ratio 1 : 2 tergantung strategi manajemen keuangan kita. Contoh: trader A melakukan posisi buy pada currency USD/JPY pada running price 90.00 dengan menggunakan ratio risk and reward 1:2. Maka stop loss yang dipasang pada point 89.80 dan Take Profit pada point 90.40. 

Dengan perhitungan risk and reward yang cermat, maka trader akan terjaga dari open posisi yang tidak sebanding dengan profit yang akan didapat.  Dengan menggunakan Stop Loss dan Taking Profit, ini membantu kita supaya tidak  perlu lagi mantengin chart setiap hari dan khawatir terkena margin call. Dengan stop loss dan taking profit juga, membuat kita menjadi seorang trader yang disiplin dalam profit. Profit gak perlu banyak tiap hari yang penting konsisten. Stop Loss > Taking Profit, maka sistem trading nya belum bisa dikatakan sebagai bisnis. Capek-capek mengumpulkan 10x profit hilang oleh 1x loss. Stop Loss = Taking Profit, maka sistem trading nya masih sarat dengan dominasi unsur spekulatif/ untung-untungan. Lebih berkonotasi gambling sistem. Stop Loss < Taking Profit, inilah seharusnya sistem trading yang kita jalankan. Teknik ini merupakan kebiasaan dari trader-trader besar dunia. Cuma, teknik ini membutuhkan dukungan psikologi trading yang kuat karena hold floating profit lebih memicu adrenalin ketimbang hold floating loss.

Disadur dari Kultwit tentang Money Management Dalam Trading oleh Suster Trading
Twitter account: @SusterTrading
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/23735
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 2:08 PM
image Comments
image 0 Comments

Jalan Pintas Untuk Bebas Finansial

bebas finansial
Siapa sih yang tidak ingin bebas secara finansial? Nah pertanyaannya, adakah jalan pintas untuk bebas finansial meskipun kita bukan seorang penguasaha? Haruskah seorang pengusaha kecil membuat sistem untuk bebas secara finansial? Trus, untuk bisa bebas finansial apa kita harus terus menumbuhkan bisnis kita? Seorang karyawan bisa saja bebas finansial. Yang terpenting adalah jangan idealis dengan kendaraan usaha saat ini tapi idealislah pada tujuan kita. Contoh kasus : ada seorang karyawan perusahaan oli asing dengan gaji 70 juta per bulan. Apakah dia perlu keluar dari pekerjaannya saat ini untuk bebas secara finansial? Dari contoh ini, sebenarnya bukan masalah dia keluar dari pekerjaan tapi tujuannya apa. Misal, kalau tujuan seorang karyawan tadi adalah untuk berwirausaha, maka keluar dari pekerjaan saat ini adalah tepat. Sementara, apabila dia ingin bebas secara finansial, mungkin lebih cepat dengan cara tetap bekerja di perusahaan oli tersebut.

Anggap saja seorang karyawan tadi masih single, dia bisa bermewah ria dengan pengeluaran 20 juta/bulan, dan sisa gaji yang 50 juta di invetasikan ke dalam sebuah bisnis tertentu. Tiap bulan bisa saja dia investasi franchise, patungan dengan kawan-kawannya. Dalam 10 bulan bisa dipastikan dia telah punya 10 investasi. Anggap selama 3 tahun kerja, investasinya di 30 tempat, yang bisa berjalan hanya 80% maka dia akan menerima 24 aliran duit dari investasinya. Dengan asumsi rata-rata return-nya 2%/bulan: 50 juta x 24 x2 % = 24 juta/bulan. Dengan demikian dia berhasil memenuhi kata cukupnya perbulan. Dan bisa bebas secara finansial.

Untuk pengusaha Kecil (Self Employee) tidak harus membuat sistem untuk bebas finansial. Karena tak mudah untuk membuat sistem dalam bisnis. Karena sistem bukan sekedar Standard Operational Procedure (SOP), tapi perlu leadership yang kuat. Banyak contoh pengusaha kecil yang tekun, berpenghasilan besar, namun dia tak mahir memimpin tim. Daripada kita susah dan lama dalam membuat sistem, mendingan kita ambil jalan pintas untuk bebas finansial saja. Caranya kumpulkan duit secepat dan sebanyak mungkin, investasikan ke franchise atau properti. Cara kedua, jual bisnis kita saat jaya-jayanya, dapatkan capital gain yang besar, inveskan lagi. Atau kombinasikan.

Menjual bisnis yang lagi untung, apa gak sayang? Yang perlu kita perhatikan, jika bisnis kita stagnan, malah bisa menjadi penghambat finansial kita. Jadi, kita perlu sadar terhadap kekuatan dan kelemahan diri kita. Daripada frustasi tidak pensiun-pensiun, mending kita kerja cerdas. Mungkin kita hanya jagoan buat bisnis, bukan manage bisnis, ya jangan dipaksakan, kecuali mau belajar keras. 

Trus kalo sudah menjadi  seorang business owner bagaimana? Apakah tetap akan ditumbuhkan? Itu pilihan, mau tetap memiliki atau dijual, kemudian diinvestasikan lagi. Bahkan saat sudah bebas finansial, bisa saja kita obati rasa penasaran membuat sistem bisnis, why not?

Disadur dari Kultwit tentang Jalan Pintas Untuk Bebas Finansial oleh Juragan
Twitter account: @JayaYEA
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/28207
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 12:35 AM
image Comments
image 0 Comments

Cara Mempersiapkan Dana Pensiun

dana pensiun
Bagi kita yang jadi pegawai/karyawan dan pebisnis ternyata sama-sama perlu mempersiapkan masa tua. Yang jadi karyawan atau pegawai, dana pensiun biasanya dikelola dan dipotong langsung dari gaji. Karena itu kita jarang mikirin return-nya ya. Yang seorang pebisnis dan profesional, dana untuk hidup di masa tua perlu direncanakan sendiri. Perlu dihitung dan ditimbang-timbang, meskipun kebanyakan para pebisnis biasanya sudah pensiun sejak masih muda. karena bisnis sudah berjalan baik dan sudah ada passive income. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk mempersiapkan dana pensiun, yang nantinya akan menentukan bagaimana menyiapkan dana pensiun dari sekarang. 

Pertimbanhan pertama adalah biaya hidup. Coba kita bayangkan, ketika masa pensiun tiba, kita makan dari mana : tabungan, dana pensiun atau usaha dari yang sudah dirintis jauh-jauh hari? Jika kita harus hidup dari tabungan atau dana pensiun yang telah kita sisihkan dari sekarang, maka kita wajib segera konversi ke instrumen investasi yang tidak terpengaruh inflasi. Sementara jika kita rintis usaha dari sekarang, saat pensiun nanti kita tinggal menikmati hasilnya, tidak ada kekhawatiran. Jika kita hidup dari bisnis produktif. Maka penting bagi kita yang seorang pegawai untuk merintis usaha dan jadi amfibi dari sekarang. Umumnya, biaya hidup 5 juta per org per bulan, dengan asumsi biaya hidup naik 10% / tahun, 20 tahun lagi jadi 48 juta. Berarti kalau kita simpan dari sekarang bekal hari tua dalam bentuk tabungan atau dana pensiun dengan bagi hasil 6-7% - 20 tahun lagi kita bakalan 'tekor'. Trus bagaimana cara nyimpennya? Simpan dalam bentuk investasi yang tidak tergerus inflasi, bisa berupa emas.

Pertimbangan mempersiapkan dana pensiun selanjutnya : pada saat pensiun sedapat mungkin kita tidak lagi punya hutang yan harus dibayar atau dicicil. Rencanakan dari sekarang. Akan ada biaya yang turun saat masuk masa pensiun misal biaya komunikasi, transport, pakaian/ penampilan. Akan ada biaya yang naik saat pensiun yaitu kesehatan karena ketika beranjak tua, fisik kita secara kodrati akan makin lemah. Fakta juga bilang, pengelola dana pensiun selalu memiliki iming-iming indah soal return nanti yang kita terima. Makanya kita yang sudah belajar soal nilai uang harus kritis terhadap tawaran yang diberikan oleh pengelola dana pensiun. Pengelola dana pensiun akan cerita angka absolut yang kita terima nanti ketika pensiun dan tidak cerita pertumbuhan  dalam % per tahun. Disebut misal kita akan terima Rp 2 Milyar dalam 20 tahun lagi. Dengan hitungan tadi, angka itu 3% per tahun lebih rendah dari inflasi kebut pokok. 

Seorang karyawan atau pegawai memang harus menyisihkan gajinya untuk dana pensiun. Wajib itu. Persiapkan dari sekarang dari pada nanti urusannya bisa berabe. Sambil terus ambil 2 langkah untuk persiapan masa pensiun lebih matang lagi dengan cara : simpan aset yang kalahkan inflasi dan rintis bisnis mulai sekarang. 

Salah satu langkah "mempersiapkan dana pensiun secara mandiri" adalah menyimpan aset dalam bentuk emas dari sekarang. Dengan menyimpan aset dalam bentuk emas, nantinya bisa menurutkan biaya hidup kita lo. Untuk menyimpan emas sisihkan dari gaji, miliki dengan cara beli tunai, arisan emas atau murabahah emas berupa cicilan tetap. Disiplinkan diri. Hitungan di poin sebelumnya, jika sekarang biaya hidup perlu 10 gram emas, 20 tahun lagi 'turun' menjadi 2,5gr. Lalu merintis bisnis. What's wrong jika kita yang karyawan jadi amfibi? Banyak bisnis yang bisa dijalankan memanfaatkan teknologi lo. Perlu setidaknya 3 tahun bisnis kokoh. Jika kita memulainya dan baru 20 tahun lagi pensiun, kita masih muda, kuat dan cekatan untuk survive

Khusus yang pebisnis dan profesional, tinggal mempersiapkan dana pensiun dalam bentuk aset riil termasuk emas ditambah asuransi jika perlu. Dari sekarang. Pegawai punya opsi % dari gajinya berapa yang ditanam dalam dana pensiun yang disiapin kantornya. Bisa diatur, minimal sisanya harus di emas kan.

Disadur dari Kultwit tentang Cara Mempersiapkan Dana Pensiun oleh Endy Kurniawan
Twitter account: @endykurniawan
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/29128
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:41 PM
image Comments
image 0 Comments

Pentingnya Mengetahui Kesehatan Keuangan Kita

kondisi keuangan
Mengetahui kondisi kesehatan keuangan pribadi sejak dini sangat penting untuk dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa sehat kondisi keuangan kita. Ketahuilah kondisi keuangan kita!!! Untuk mengetahui kesehatan keuangan kita adalah dengan cara melakukan cek terhadap semua aset yang kita miliki, besarnya hutang, dan arus keuangan kita (cash flow), apakah sehat atau tidak?

Jika ternyata ada yang tidak sehat, perlu kita rinci dibagian manakah yang tidak sehat tersebut. Setelah kita melakukan cek dan ternyata kita tidak punya hutang, cash flow setiap bulannya positif, apakah kita yakin bahwa kondisi keuangan kita sehat? Belum tentu.

Bagaimana kondisi keuangan kita, bisa kita lihat dari sisi likuiditas. Apakah kurang likuid? Atau terlalu likuid? Jika ternyata kurang likuid, hal ini sangat berbahaya jika nantinya terjadi keadaan darurat dan kita butuh dana dengan segera, apakah mungkin kita mau jual rumah? Mana sempat! Terlalu likuid juga berbahaya. Kita sadar nggak ya, jika ternyata uang kita di"curi" sama yang namanya inflasi? Hati-hati! Kalau kita punya hutang, bisa di-cek sebenernya kita memiliki total hutang yang masih dalam batas aman atau tidak, sanggup bayar atau tidak?

Apakah kita sudah bisa menabung atau investasi? Berapa banyakkah yang kita tabung atau investasikan? Apakah kita yakin sudah cukup? Bisa di-cek juga. Dan masih banyak hal lain yang bisa kita tau tentang kondisi kesehatan keuangan kita. Penyakit di badan, semakin dini kita tahu, semakin mudah untuk ditangani bukan? Begitu juga dengan kondisi keuangan kita.

Bagaimana caranya kita tahu kondisi keuangan kita sehat atau tidak, kalau kita sendiri tidak pernah melakukan cek?  Lebih baik ketahuan tidak sehat di awal terus langsung dibenahi daripada baru di akhir ketahuan sakit parah kan? Banyak yang merasa sehat, tapi pas di-cek baru ketahuan ternyata kondisi keuangannya berdarah-darah, tentunya itu bukan yang kita harapkan bukan? Jangan tunggu sampai sakit parah baru mau berubah, cek sekarang juga! Sekali lagi, ketahuilah kondisi keuangan kita!!!

Disadur dari Kultwit tentang Pentingnya Mengetahui Kesehatan Keuangan Kita oleh Financial Insight
Twitter account: @FinInsightID
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/28713
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 1:44 AM
image Comments
image 0 Comments

Pentingnya Perencanaan Keuangan dan Berinvestasi

berinvestasi
Salah satu alasan kenapa sebuah perencanaan keuangan sangatlah penting adalah karena tingkat inflasi. Kita ambil contoh Inflasi pendidikan, dimana peningkatannya sebesar 15% tiap tahunnya, jadi kalau biaya pendidikan saat ini 160 juta, nanti setelah 17 tahun lagi, biaya pendidikan bisa menjadi 1,7 Milyar, wow! Tapi kita tidak perlu khawatir, ada yang namanya reksadana saham, kita bisa mengumpulkan 1,7 Milyar di produk investasi ini. Perbulannya cukup 532 ribu kita sisihkan untuk diinvestasikan ke reksadana saham. Reksadana Saham ini dipilih karena return investasi pertahunnya rata-rata 25%, jauh lebih besar apabila kita bandingkan dengan deposito yang kira-kira hanya sebesar 4,8%. 

Akan tetapi, sebelum kita berinvestasi, harus tahu tujuan finansial kita dulu, jangan ikut-ikutan saja. Bahkan orang yang masih single-pun punya tujuan finansial, untuk dana menikah, dana pensiun misalnya. Ketika tujuan finansial sudah diketahui, maka perlu dikenali profil resiko investor, apakah konservatif, moderat atau agresif. Mengenali profil resiko investor pasangan atau calon pasangan juga harus dilakukan, agar perencanaan keuangan keluarga sejalan. Dokumen awal untuk perencanaan keuangan adalah cash flow bulanan dan neraca yang harus direview setiap 3 bulan sekali. Dalam pembuatan dokumen cash flow, amati pos pengeluaran secara mendetail, apakah ada penyesuaian yang perlu dilakukan. Pos-pos pakaian, aksesoris, hobby, entertainment, cicilan kartu kredit, premi asuransi adalah pos-pos yang bisa di adjust. Pos-pos pengeluaran bisa diturunkan kelasnya, dengan tidak mengurangi fungsi utamanya. Keinginan jangan melebihi kebutuhan dan kebutuhan jangan melebihi kemampuan. Maksimalnya, keinginan adalah sama dengan kebutuhan.

Setelah cash flow dan neraca dibuat, bisa kita tentukan rasio keuangan kita. Antara lain, rasio likuiditas yaitu kas dibandingkan dengan pengeluaran bulanan, mengindikasikan sejauh mana kita bisa survive tanpa penghasilan. Kemudian ada rasio tabungan, yaitu jumlah tabungan dibandingkan dengan besarnya pendapatan kita, minimal 10%, akan tetapi untuk seorang yang masih sendiri (single) bisa sampe 40% loh. Ada juga rasio hutang terhadap aset, rasio ini untuk mengukur kemampuan seseorang dalam membayar hutang-hutangnya. Lalu rasio kemampuan pelunasan hutang, maksimal hutang 30% dari penghasilan pencari nafkah utama, bukan penghasilan gabungan pasanga. Dan ada lagi rasio kebangkrutan adalah total nilai bersih kekayaan dibandingkan dengan aset.

Kita juga perlu melakukan cek arus kas, cek neraca, melunasi hutang konsumtif, mempersiapkan dana darurat, membeli proteksi, investasi sesuai tujuan kita, bikin portofolio. Dana darurat adalah dana cadangan untuk kebutuhan darurat agar tidak mengganggu porsi investasi. Seorang yang masih single membutuhkan dana darurat 6 kali pengeluaran bulanan, seseorang yang sudah menikah dan memiliki 1 anak butuh 9 kali. Sedangkan yang sudah menikah dan memiliki 2 orang anak memerlukan dana darurat sebesar 12 kali. Dana Darurat harus likuid, bisa diakses sewaktu-waktu, jangan di saham atau produk investasi dengan resiko tinggi. Contoh penempatan dana darurat, 50% di tabungan ber-ATM, deposito 25%, logam mulia 25%.

Dalam perjalanan investasi, jika terjadi resiko, asuransi akan menjamin keberlangsungan investasi. Asuransi Term Life, Whole Life dan Endowment adalah asuransi tradisional, selain itu ada asuransi unitlink. Asuransi unitlink adalah produk gabungan proteksi dan investasi. Kritislah dalam membeli asuransi, jangan mudah percaya omongan, baca proposal, banyak tanya, jangan kuatir dianggap bodoh. Manfaat asuransi dikenal dengan Uang Pertanggungan(UP), cara menghitung UP ada dua  cara, yaitu dengan cara Human Life Value dan Basic Income Value. Pastikan UP memenuhi kebutuhan finansial hingga tanggungan bisa mencari nafkah sendiri. Dalam membeli asuransi, cerewetlah dalam hal premi, manfaat dan klaim, harus sejelas-jelasnya.

Mengapa kita harus berinvestasi? Penghasilan tetap, pengeluaran bertambah, adanya inflasi. Mengapa harus investasi? menabung saja tidak cukup, bunga tabungan lebih kecil daripada inflasi. Investasi bisa di produk reksadana, sebuah wadah penghimpun dana yang dikelola Manajer Investasi. Jenis-jenis reksadana, ada reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham. Investasi di reksadana bisa mulai dari 100 ribu, sebelum mulai investasi kita harus punya tujuan finansial dulu. Bagaimana memilih reksadana? Lihat prospektusnya, fund fact sheetnya, historinya, Asset Under Management/AUM-nya dan kestabilannya.

Jangan menunggu kondisi kehidupan berubah secara signifikan untuk mulai menyusun tujuan keuangan. Penundaan selama 1 tahun perencanaan, berakibat uang yang diperlukan 30% lebih besar dibanding kita memulainya hari ini. ROI Investasi berkisar antara 15% hingga 25% sementara tabungan hanya 2% (belum termasuk pajak dan biaya admin). Tentukan tujuan keuangan, cari info produk investasi yang sesuai, disiplin investasi. Enjoy the process. Nothing is instant.

Disadur dari Kultwit tentang Pentingnya Perencanaan Keuangan dan Berinvestasi oleh Pika
Twitter account: @floressya
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/25625
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 9:34 PM
image Comments
image 0 Comments

 
Kembali ke atas