-->
Showing posts with label Reksadana. Show all posts
Showing posts with label Reksadana. Show all posts

Reksadana Terbaik 2013 Periode 1 dan 3 Tahun

reksadana terbaik 2013
Penghargaan reksadana terbaik tahun 2013 masih diisi oleh beberapa pemenang tahun 2012 lalu. Akan tetapi, ada nama-nama baru yang mendapat penghargaan sebagai reksadana dengan kinerja terbaik untuk tahun ini. Diantaranya adalah Syailendra Equity Opportunity Fund (PT. Syailendra Capital) yang memenangkan penghargaan sebagai reksadana saham terbaik untuk kelas aset di atas 1 triliun rupiah dalam periode penilaian selama 1 tahun. Selain itu, ada juta PT. Emco Asset Management yang terpilih menjadi reksa dana saham terbaik (melalui produk reksadana saham Emco Mantap) untuk kelas aset di bawah 100 miliar, dengan periode penilaian selama 1 tahun. 

Selain itu ada beberapa nama baru yang muncul sebagai pemenang. Namun, di luar nama-nama baru tersebut, penghargaan reksadana terbaik tahun ini masih didominasi oleh perusahaan manajer investasi PT. Sinarmas Asset Management dan PT. Panin Asset Management.  Keduanyapun terpilih sebagai perusahaan manajer investasi yang paling banyak memperoleh penghargaan. Secara keseluruhan, PT. Sinarmas Asset Management memperoleh 11 penghargaan, sedangkan PT. Panin Asset Management memperoleh 6 penghargaan, dari total sebanyak 34 penghargaan yang diberikan. 

Untuk penghargaan kepada kelompok reksadana saham, produk reksadana PT. Panin Asset Management memperoleh empat penghargaan sekaligus. Yaitu untuk reksadana saham periode 3 tahun dengan aset di atas 1 triliun, reksadana saham periode 5 tahun dengan aset di atas 1 triliun, rekadana saham periode 5 tahun dengan aset antara 100 miliar hingga 1 triliun, dan sebagai pemenang penghargaan atas reksadana saham terbaik periode 7 tahun dengan aset di atas 1 triliun. Kalau produk reksadana Panin Asset Management mendominasi untuk perolehan penghargaan sebagai reksadana saham terbaik, produk reksadana dari Sinarmas sekuritas justru memimpin dalam perolehan penghargaan untuk kategori reksa dana pendapatan tetap dan reksadana campuran

Berikut ini reksadana saham terbaik 2013 berdasarkan periode 1 dan 3 tahun :
10 Rekasana Saham Terbaik 2013 periode 1 tahun :
1. Sam Indonesian Equity Fund
2. Millenium Equity
3. Pratama Equity
4. Emco Mantap
5. Pratama Saham
6. Batavia Dana Saham Optimal
7. Emco Growth Fund
8. Dana Pratama Ekuitas
9. RHP OSK Alpha Sector Rotation
10. Panin Dana Maksima

10 Reksadana Saham Terbaik 2013 periode 3 tahun :
1. Emco Mantap
2. Panin Dana Maksima
3. MNC Dana Ekuitas
4. Emco Growth Fund
5. Panin Dana Prima
6. Syailendra Equity Opportunity Fund
7. TRIM Syariah Saham
8. TRIM Kapital
9. TRIM Kapital Plus
10. Pratama Equity.

Penghargaan reksadana terbaik 2013 ini merupakan kali ke-12 yang telah diadakan oleh Majalah Investor. Ada sebanyak 34 penghargaan yang diberikan kepada 22 reksadana yang dikelola oleh 12 manajer investasi. Adapun penilaian yang dilakukan adalah berdasarkan Risk Adjusted Return, pertumbuhan unit penyertaan serta alokasi portofolio. Adapun periode pemeringgkatan dibagi menjadi 4 kategori untuk masing-masing jenis reksadana. Yaitu periode 1, 3, 5 dan 7 tahun.

Sumber : Ellen-May.com , Emco.co.id
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 2:23 AM
image Comments
image 0 Comments

Reksadana Campuran, Alokasi Dana Bervariasi

reksadana campuran
Reksadana campuran adalah jenis reksadana yang menginvestasikan dana/modal nasabah pada efek ekuitas (saham) dan efek utang (obligasi dan deposito) yang komposisinya bukan termasuk dalam kategori reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, maupun reksadana pasar uang.

Yang membedakan antara reksadana campuran dan jenis reksadana lainnya adalah tingkat fleksibilitas dalam mengatur alokasi penempanan dana dan pemilihan protofolionya. Sedangkan untuk jenis reksadana lainnya, memiliki keterbatasan spesifik yang tidak boleh dilanggar dalam pengalokasian dana yang dikelola. Contohnya adalah reksadana pendapatan tetap. Reksadana pendapatan tetap, pengalokasian dana pada obligasi tidak boleh kurang dari 80%. Intinya adalah, dalam rekadana campuran, untuk penempatan dana bisa di tempatkan di saham, surat utang (obligasi), deposito, dan instrumen investasi lainnya secara bebas dan jumlah/komposisinya bisa disesuaikan tidak musti dipatok berapa persen.

Pengalokasian dana pada reksa dana campuran bisa sangat bervariasi. Informasi ini bisa kita dapatkan dari setiap manajer investasi yang memang berkewajiban untuk memberikan gambaran mengenai kebijakan investasi reksadana campuran yang mereka terbitkan. Contoh : berapa porsi minimal dan berapa porsi maksimal untuk pengalokasian dana di efek ekuitas, surat utang, dan pasar uang. Dalam reksadana campuran, Manajer Investasi dapat dengan leluasa untuk mengelola dana nasabahnya. Bisa dengan leluasa menentukan kapan waktu menjual reksadana, kapan waktu membeli reksadana dan menata ulang komposisi pengalokasian dananya. Dengan syarat, apabila semua itu masih sesuai dengan kebijakan investasi yang telah ditentukan dalam prospektus reksadana.

Lalu, apa keuntungan membeli reksadana campuran? Membeli reksadana campuran artinya kita sebagai investor mendapat kesempatan untuk memperoleh imbal hasil dari berbagai macam instrumen investasi. Dan juga, keuntungan yang diperoleh bisa lebih besar dibandingkan dengan reksadana pendapatan tetap ataupun reksadana pasar uang, bahkan bisa juga hampir sama dengan imbal hasil yang diperoleh dari membeli reksadana saham, namun resikonya tidak sebesar reksadana saham. Oleh karena itu, reksadana campuran bisa kita pilih sebagai alternatif lain selain reksadana saham.

Namun, kitapun harus tetap teliti dalam memilih produk reksadana campuran. Sebaiknya kita pilih produk reksadana campuran yang punya komposisi portofolio (pengalokasian dana) yang paling sesuai dengan kebutuhan investasi dan profil resiko kita. Sebab, produk reksadana campuran yang saat ini kebanyakan beredar punya komposisi portofolio yang sangat bervariasi. Dan tentunya antara produk reksadana campuran yang satu dengan produk reksadana campuran yang lainnya bisa sangat berbeda. Contoh : apabila ada salah satu reksadana campuran yang menempatkan 50% dana pada instrumen saham, sedangkan reksadana campuran lainnya menempatkan dana di instrumen saham hanya sebesar 25% saja, sudah tentu kedua reksadana campuran tersebut akan memberikan keuntungan yang berbeda pula. Dan apabila kita sudah memahami karakteristik sebuah produk reksadana, kita sebaiknya tidak memilih reksadana campuran hanya terbatas pada hasil/keuntungan yang ditawarkan saja.

Sumber : kontan.co.id
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 1:52 AM
image Comments
image 0 Comments

Investasi Reksadana Saham

reksadana saham
Idealnya, sebelum kita memulai investasi : kita lunasi dulu semua hutang konsumtif, pastikan arus keuangan (cash flow) kita positif, menyiapkan dana darurat, dan beli asuransi. Asuransi yang dimaksud adalah asuransi perlindungan dan kerugian (bukan unitlink), rancang tujuan investasi kita, kita bisa merancang tujuan investasi kita untuk persiapan dana pensiun, tabungan pendidikan anak, atau hal lain yang menurut kita tepat.

Setelah semuanya beres, baru kita bisa memulai untuk investasi. Dan langkah-langkah tadi memang harus dipenuhi dulu sebelum kita mulai berinvestasi. Pilihan investasi yang akan kita bahas saat ini adalah investasi reksadana saham. Kenapa investasinya di reksadana saham? Karena reksadana saham merupakan salah satu instrument investasi yang cukup mudah untuk pemula.

Yang perlu kita ketahui, reksadana saham cocok untuk dijadikan investasi jangka panjang, karena pertumbuhan reksadana saham pada umumnya selalu positif dan sangat signifikan. Misal untuk dana pendidikan anak kita sekolah. Kalau di deposito pasti tidak akan tumbuh karena kita tahu bahwa hasil yang kita dapat dari deposito tergerus inflasi. Tapi untuk kebutuhan 1-2 tahun, mendingan jangan. Soalnya kalau untuk jangka pendek (<5 tahun), reksadana saham sangat fluktuatif sekali, mending kita ambil reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran. Misal inflasi 10%, maka return reksadana saham harus bisa di atas itu. 

Kita bisa cek di www.infovesta.com disitu ada daftar beberapa reksadana saham yang returnnya di atas 10%. Nah, sangat lumayankan hasilnya di tahun-tahun sekarang ini. Setahun terakhir return tertinggi reksadana saham dimiliki MNC Dana Ekuitas, sebesar 24.33%. Artinya kalau kita beli setahun lalu dengan modal Rp 10 juta, sekarang NAB (Nilai Aktiva Bersih) sudah Rp 12,4 juta. 3 tahun terakhir, return tertinggi reksadana saham dimiliki oleh Panin Dana Maksima, sebesar 154.91%. Artinya denngan dana Rp 10 juta untuk investasi kita 3 tahun lalu, sekarang sudah jadi Rp 25,49 juta. Itu baru 1-3 tahun saja, coba kalau kita investasinya belasan/puluhan tahun yang lalu.

Dengan rumus future value, hanya dengan beli reksadana saham Rp 200 ribu per bulan selama 15 tahun dan return 12% per tahun, investasi kita akan jadi Rp 90 juta. Kalo mau hasil lebih tinggi, cari reksadana saham yang returnnya lebih tinggi dan kita perbesar lagi investasi kita. Rp 200 ribu itu cuma 4-5 kali ngopi di Starbucks lo. Dengan Rp 200 ribu/bulan dan return reksadana saham sebesar 25%/tahun, selama 15 tahun sudah jadi Rp 263jt. Kalo 25 tahun jadi Rp 1,8 miliar. Lumayan kan? Itu tadi kalau kita pakai hitungan Rp 200 ribu/bulan, Na kalau kita bisa investasi sebesar Rp 1 juta/bulan? 15 tahun lagi pastinya akan jadi Rp 8 milyar! Dan bisa lebih besar lagi kalau kita menaikkan besarnya cicilan reksadana saham. Caranya? Bisa dengan minimize expense (defensive) dan increase income (offensive). 

Ada istilah latte effect: people who spend money on the little things every day don't realize how much it can add up over time. Misal ngopi Starbucks, dinner di luar, meni/pedi, rokok, dan lain sebagainya. Jika dikurangi tak terlalu berdampak di hidup kita bukan, tapi bisa save lumayan. Tentu strategi defensif tadi ada limitnya, karena kita pasti keluar expense. Maka dari itu perlu strategi ofensif juga, karena tidak ada batasnya. Strategi ofensif ini bisa macem-macem, misal cari side job, freelance, bikin usaha sambilan bareng temen, nulis buku, jual jasa, dan lain-lain yang bisa kita jadikan sumber pemasukan. Kalau cash flow kita lebih bagus, maka lebih banyak juga yang bisa diinvestasikan. Selain nilai investasi kita makin besar, bisa lebih cepet pensiun dini lo.

Disadur dari Kultwit tentang Investasi Reksadana Saham oleh Nofie Iman
Twitter account: @imanomics
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/17073
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 1:29 AM
image Comments
image 0 Comments

Tentang Reksadana Exchange Traded Fund

exchange traded fund
Pernah denger tentang Exchange Traded Fund (ETF)? Exchange Traded Fund adalah Reksadana yang diperdagangkan di bursa. Menarik? Pada negara yang sudah maju dunia finansial dan investasinya, Exchange Traded Fund lebih populer lho disbanding reksadana. Seperti apa reksadana Exchange Traded Fund tersebut? Bagaimana kita bisa membeli Exchange Traded Fund?

Asal mula Exchange Traded Fund dan reksadana indeks adalah studi historis bahwa ternyata kebanyakan reksadana AS punya kinerja di bawah pasar. Nah berdasar studi tersebut, muncul ide mengapa tidak dibuat saja reksadana yang kinerjanya sama dengan pasar? Biaya manajemen yang relatif lebih besar dalam reksadana menyebabkan fee/ biaya transaksi reksadana juga besar.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka terbentuklah reksadana indeks dan Exchange Traded Fund yang memiliki biaya transaksi rendah. Apa sih bedanya Exchange Traded Fund dan reksadana indeks ? Exchange Traded Fund bisa diperjual-belikan di BEI dan atau Manajer Investasi. Sementara Reksa Dana Indeks hanya melalui MI saja. Buat sebagian orang, hal ini merupakan keunggulan, namun bagi sebagian yang lain hal ini justru menjadi kelemahan. Kenapa ya?

Exchange Traded Fund memberikan kemudahan beli dan jual / likuiditas. Memang bagus karena praktis. Namun juga bisa jadi kekurangan. Kenapa? Konsep reksadana sebenarnya untuk investasi jangka panjang, nah jika mudah dalam beli dan jual akan membuat investor terpancing cepat menjual. Dinamika dan fleksibilitas, Exchange Traded Fund bisa menjadi pertimbangan, namun investor harus tetap disiplin pada investment plan nya. Jangan sampai karena mudah dalam bertransaksi, maka fleksibilitas Exchange Traded Fund membuat investor menaati emosi dan tidak disiplin. Karena bisa ditransaksikan di bursa, maka bursa Exchange Traded Fund cukup aktif dan likuid. Sehingga Exchange Traded Fund tidak akan menemukan kesulitan yang cukup berarti ketika ingin menjual sahamnya. 

Yang menjadi kendala Exchange Traded Fund di Indonesia : pasar sekunder untuk ETF di Indonesia termasuk kurang aktif, maka investor yang sudah memiliki ETF cukup kesulitan menjual  Exchange Traded Fund pada pasar sekunder di Bursa Efek Indonesia meskipun sudah ada dealer partisipan. Kode untuk melihat harga Exchange Traded Fund di bursa adalah R-LQ45X (ETF saham) dan R-ABFII (ETF Obligasi). 

Perbedaan Exchange Traded Fund dan Reksadana Konvensional :
1.) Reksadana konvensional dan Indeks hanya memiliki satu harga yang dihitung oleh Bank Kustodian. Sementara Exchange Traded Fund memiliki 2 harga, yaitu harga yang dihitung oleh Bank Kustodian dan harga yang terbentuk dari transaksi pasar. Kedua harga tersebut bisa sedikit berbeda dengan harga yang dihitung oleh Bank Kustodian.

2.) Jika dalam reksadana konvensional, pihak yang terlibat adalah Manajer Investasi dan Bank Kustodian, maka dalam Exchange Traded Fund ada lagi satu pihak yang disebut dengan Dealer Partisipan. Fungsinya adalah mewujudkan likuiditas di pasar modal. Dalam bahasa yang lebih sederhana, mereka menjadi “market maker”.Caranya bagaimana? Caranya, mereka memasukkan bid dan offer untuk Exchange Traded Fund dalam jumlah lot tertentu. Hal itu dilakukan supaya investor bisa melakukan transaksi apabila tidak ada pembeli. 

3.) Pada reksadana konvensional, pembelian unit penyertaan dikenal dengan istilah Subscription. Pada Exchange Traded Fund pembelian unit penyertaan disebut Unit Creation atau kreasi unit. 

4.) Jika pada pembelian reksa dana, minimum pembelian cukup kecil, maka pada  Exchange Traded Fund cenderung lebih sulit. Hal itu dikarenakan Manajer Investasi wajib membentuk portofolio yang menyerupai indeks. Oleh karena itu, bagi investor yang ingin langsung membeli dari Manajer Investasi, minimum investasi yang dibutuhkan cukup besar. Contoh:pada Exchange Traded Fund LQ45, kreasi unit minimum 1 juta unit, dengan indeks Exchange Traded Fund sekitar 600 maka minimum pembelian adalah Rp 600 juta. Belakangan ini ada rencana untuk menurunkan kreasi unit menjadi 100.000 unit agar lebih bisa dijangkau pembeli perorangan. Sementara nominal  Exchange Traded Fund obligasi bisa jauh lebih besar sebab untuk membeli 1 unit obligasi saja minimal diperlukan Rp 1 Milliar.

5.) Transparansi. Untuk hal ini, reksadana konvensional bisa dikatakan kalah jauh. Garis besar informasi portofolio dan unit Reksadana konvensional diterbitkan 1-3 minggu setelah suatu bulan berakhir. Sebaliknya, isi portofolio Exchange Traded Fund bisa diketahui secara jelas untuk seluruh instrumen investasi. Sebagai contoh bisa anda buka situs Bursa Efek Indonesia di ETF LQ-45 dan ETF-Obligasi. Meski tidak membeli, tidak ada salahnya kita pelajari instrumen ini lho..Siapa tau suatu hari nanti Exchange Traded Fund bisa lebih merakyat di Indonesia. 

Disadur dari Kultwit tentang Tentang Reksadana Exchange Traded Fund oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/11132
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:24 PM
image Comments
image 0 Comments

 
Kembali ke atas