Banyak produk investasi ditawarkan dan bentuknya ada yang "mirip" dengan produk pasar modal. Ada investasi yang memberi iming-iming keuntungan berlipat-lipat, bahkan mengalahkan rasio dan perhitungan investasi yang wajar. Pemasaran dan penawaran yang dilakukan juga tak kalah "wah" lewat internet hingga door to door / MLM. Luar biasa, yang terpikat, lalu menanamkan dana tidak sedikit. Ada yang berharap untung malah buntung. Ironisnya kejadian tersebut selalu berulang. Kenapa hal itu bisa terjadi? Jawabnya jelas, karena yang menjadi landasan berinvestasi adalah memperoleh keuntungan yang maksimal. Investor punya dua pilihan untuk menanamkan uangnya. Pilihan pertama : menabung di bank untuk memperoleh bunga. Namun jika bunga bank rendah seperti saat ini, menyimpan uang di bank lebih tepat untuk tujuan savings bukan investing. Pilihan kedua adalah melakukan investasi (membuka usaha/menanamkan modal).
Harapan melakukan investasi adalah memperoleh tingkat pengembalian (rate of return) yang tinggi. Karenanya jangan heran, banyak sekali produk investasi ditawarkan, mulai dari yang logis hingga yang tidak. Apapun pilihan investasi yang dipilih , hendaknya kita selalu ingat bahwa dalam investasi ada keuntungan dan resiko. Cek resiko vs untungnya, sebab risiko investasi merupakan persentase kemungkinan usaha itu mengalami kerugian. Untuk jangka panjang, dana diharapkan bisa berkembang dengan hasil selalu maksimal dan berdaya beli tinggi. Sedangkan untuk investor jangka pendek biasanya lebih membutuhkan likuiditas / kemudahan mencairkan dana investasi. Likuiditas : dana yang ditanamkan terhadap sebuah produk investasi sewaktu-waktu harus bisa dijual tanpa harus berkurang.
Sarana investasi harus mampu menjawab 2 faktor: aspek jangka panjang (pertumbuhan) dan aspek jangka pendek (likuiditas). SBI misalnya, waktu yang dibutuhkan investor untuk bertransaksi surat berharga ini sepekan sekali. Sebagaimana kita tahu Surat Berharga Bank Indonesia (SBI) dilelang tiap pekan. SBI memang berpendapatan tetap, namun kecil peluangnya untuk memperoleh SBI sebab butuh dana besar. Surat berharga lain, semisal comercial paper (CP), juga bukan "makanan" investor individu yang modalnya kecil. Membeli tanah dan bangunan, tidak saja butuh waktu dalam membeli, tapi investasi ini kurang likud. Bagaimana dengan karakteristik produk pasar modal?
Pasar modal adalah “tempat” mempertemukan pihak-pihak yang butuh dana jangka panjang dengan pemilik modal. Pihak yang butuh modal adalah perusahaan atau emiten. Sedangkan pemilik modal adalah investor (atau masyarakat). Pasar modal merupakan sarana utk investasi dalam jangka pendek (likuid) dan juga jangka panjang (growth). Bisnis pasar modal sangat bermanfaat bagi para investor dan dunia usaha pada umumnya. Manfaat pasar modal bagi investor: memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memiliki perusahaan yang sehat bertumbuh. Dengan karakteristik yang demikian itu, produk yang ditawarkan pasar modal merupakan bukti kepemilikan. Saham dan obligasi, selain bisa dibeli juga bisa dijual. Demikian dengan produk-produk lainnya.
Karakteristik produk pasar modal yang juga khas adalah begitu membeli juga bisa dijual kembali. Selain memperoleh capital gain, investor juga dapat dividen atau hak lain yang melekat pada instrumen tersebut. Dividen untuk saham, bunga untuk obligasi. Demikian pula dengan produk-produk derivatif lainnya, seperti right, opsi, waran.
Perlu diingat bahwa pengelola pasar modal memperoleh izin dari Bapepam-LK bukan dari yang lain. Bila ia pengelola dana maka yang ditawarkan adalah unit penyertaan reksa dana. Reksadana tersebut bisa berupa reksa dana indeks, reksa dana syariah, reksa dana campuran, reksa dana saham, reksa dana fixed income atau reksa dana pasar uang. Lalu kalau ia perusahaan pialang atau broker maka ia akan menawarkan saham, obligasi dan efek derivatif di pasar modal.
Apa saja produk yang ditawarkan dipasar modal ?
Produk pertama adalah : Saham , yang merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan.
Produk kedua adalah Obligasi. Apa itu ? Obligasi adalah surat pengakuan hutang jangka panjang yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dengan tujuan memperoleh dana. Pemegang obligasi akan memperoleh bunga secara periodik dan akan menerima pokok pinjaman pada tanggal jatuh tempo.
Produk ketiga adalah : Reksa dana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah uang. kepada pengelola reksa dana utk modal berinvestasi di pasar modal, pasar uang atau lainnya.
Disadur dari Kultwit tentang investasi saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/11572