Value investing adalah sebuah metode investasi saham dengan mencari saham-saham yang “murah” atau undervalued. Istilah “murah” dalam Value Investing bukan dinilai berdasar nominal, namun berdasar nilai wajar sebuah saham. Mudahnya seperti ini, sebuah rumah kumuh di area perkampungan, meski harganya hanya 500 juta namun dianggap kemahalan. Dengan demikian “nilai” atau value dari rumah kumuh itu berarti di bawah Rp 500 juta. Nah sebaliknya, sebuah bungalow di kawasan perumahan elite, dijual dengan harga Rp 2 Miliar, namun masih dianggap murah ! Nah, nilai wajar bungalow tersebut berarti di atas Rp 2 Miliar, karena harga Rp 2 M masih dianggap murah. Demikian pula dalam saham, harga yang tertera pada saham tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya. Sebuah saham dikatakan undervalued / murah secara valuasi jika berada di bawah nilai wajarnya. Namun ternyata, dalam dunia saham,banyak orang yang membeli “rumah kumuh” dengan harga mahal. Apa maksudnya ?
Banyak investor/pelaku pasar yang berinvestasi tanpa meneliti dulu nilai sebenarnya dari sebuah saham. Akibatnya, banyak investor yang terjebak di dalam membeli saham-saham berfundamental kurang baik dengan nilai mahal! Oleh karena itu,tidak heran mengapa banyak investor yang gigit jari. Maksud hati menyimpan uang beberapa tahun untuk berbunga namun apa daya, ternyata uang bukan berbunga tapi menyusut sampai 90% (ini nyata!). Apa contohnya ? Seorang rekan membeli saham BUMI tahun 2008 dan berencana melakukan investasi 5 tahun supaya asetnya berlipat. Namun karena tidak diteliti dulu sebelum membeli, saham yang dimilikinya turun dari 6ribu an menjadi 6ratus an (hampir 90%)! Nah cerita-cerita seperti ini banyak sekali terjadi di pasar saham dan banyak pelaku pasar yang akhirnya kapok.
Investor saham masuk dan keluar, berhenti karena putus asa merasa dipermainkan market dan menganggap saham arena judi. Kenapa? Sederhana saja, teliti sebelum membeli. Seperti kita mau beli sebuah property, mobil, dll, pasti melakukan survei dulu kan? Seorang value investor idealnya membeli sebuah saham sehat yang nilainya terdiskon besar-besaran dan menyimpan sampai overvalue. Nah, momen diskon besar-besaran ini tidak terjadi setiap hari, namun seorang value investor harus sabar menunggu momen tersebut tiba. Setelah momen tersebut tiba, value investor membeli dan kembali bersabar, menunggu hingga overvalue untuk menjual. Proses sebuah saham dari kondisi undervalued menjadi overvalued itu butuh waktu lama dan sabar ! Seringkali juga, seorang value investor sudah bisa membeli pada momen yang pas, namun tidak sabar menunggu saat menjual.
Dalam menjalankan sebuah strategi investasi, dibutuhkan kesabaran yang luar biasa, bahkan hingga bertahun-tahun. Waktulah yang akan membuktikan apakah seorang investor berhasil / tidak dalam menciptakan profit ratusan sampai dengan ribuan %. Prinsip penting dalam berinvestasi saham jangka panjang, jangan fokus pada uang/profit, namun pada perlipatan aset. Ada banyak strategi investasi baik dengan membeli ketika harga diskon besar-besaran/mengikuti trend ketika harga naik. Apa pun strategi investasi kita, sebaiknya pelajari dengan baik sebelum melakukannya, jangan telan mentah-mentah. Bertindak tanpa belajar akan sangat berbahaya. Belajar tanpa bertindak, kita hanya akan menjadi ahli teori. Mari belajar berinvestasi dengan benar sebelum kita berniat untuk berinvestasi jangka panjang. Berinvestasi jangka panjang butuh komitmen dan persiapan matang, karena jika salah pilih saham akan sangat time consuming ! Learn and practice and pray, miracle happen ! No action nothing happen !
Disadur dari Kultwit tentang Value Investing Dalam Investasi Saham oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/20643
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/20643