First jobber adalah golongan yang baru saja mendapatkan pekerjaan pertamanya. Itu kata kebanyakan orang. Namun dalam pengertian yang lebih tepat, first jobber adalah mereka yang baru saja mmperoleh pendapatan pertama. Dan tidak harus pekerjaan tetap.
Salah satu dilema terbesar dari seorang first jobber adalah memiliki penghasilan, yang sebelumnya belum pernah ia dapatkan. Sebenarnya hal tersebut adalah sebuah langkah maju. Namun jika kita tidak hati-hati, bisa sangat royal untuk sesuatu yang bukan kebutuhan. Dan ketika hal ini telah menjadi sebuah kebiasan rutin, tentu bisa mempengaruhi kondisi finansial kita. Mumpung perjalanan mengelola keuangan baru saja akan dimulai, lebih baik mempersiapkan dari sekarang bukan?
Salah satu dilema terbesar dari seorang first jobber adalah memiliki penghasilan, yang sebelumnya belum pernah ia dapatkan. Sebenarnya hal tersebut adalah sebuah langkah maju. Namun jika kita tidak hati-hati, bisa sangat royal untuk sesuatu yang bukan kebutuhan. Dan ketika hal ini telah menjadi sebuah kebiasan rutin, tentu bisa mempengaruhi kondisi finansial kita. Mumpung perjalanan mengelola keuangan baru saja akan dimulai, lebih baik mempersiapkan dari sekarang bukan?
Berikut ini adalah beberapa tips mengatur keuangan bagi para first jobber :
1. Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara pajak.
Dari yang diwajibkn oleh negara, sampai yang diwajibkan oleh lingkungan sekitar kita. Salah satu pajak yang diwajibkan lingkungan sekitar : Pajak Penghasilan/Gaji Pertama. Anggap saja pajak ini sebagai investasi yang bisa jadi wadah untuk kumpul sama teman-teman. Yang mungkin kedepannya akan lebih longgar karena kesibukan masing-masing. Jadi anggap saja sebagai investasi! Hanya saja sesuaikan besar pajak penghasilan pertama ini dengan penghasilan kita. Jangan lupa juga jatah min. 2,5% disalurkan kepada yang berhak. Trust it, Investasi ini lebih dahsyat.
Dari yang diwajibkn oleh negara, sampai yang diwajibkan oleh lingkungan sekitar kita. Salah satu pajak yang diwajibkan lingkungan sekitar : Pajak Penghasilan/Gaji Pertama. Anggap saja pajak ini sebagai investasi yang bisa jadi wadah untuk kumpul sama teman-teman. Yang mungkin kedepannya akan lebih longgar karena kesibukan masing-masing. Jadi anggap saja sebagai investasi! Hanya saja sesuaikan besar pajak penghasilan pertama ini dengan penghasilan kita. Jangan lupa juga jatah min. 2,5% disalurkan kepada yang berhak. Trust it, Investasi ini lebih dahsyat.
2. Beberapa dari kita, saat bisa punya penghasilan sendiri, pasti ada yang ingin membuktikan diri kepada pihak-pihak tertentu. Pihak-pihak tersebut bisa orangtua, teman-teman, lingkungan sekitar atau yang lainnya. Pembuktian itu bisa berupa kendaraan, rumah, gadget, dan lainnya. Alasannyapun bisa bermacam-macam. Tapi sedikit atau banyak, salah satu alasannya adalah EGO. Tapi coba dipikirkan lagi. Apakah pembuktian diri yang dikejar memang bermanfaat bagi kita? Kalau tidak, cari pembuktian lain. Kalau iya, kejarlah! Memuaskan ego penting. Tapi lebih baik jika dsertai manfaat, untuk diri sendiri, apalagi untuk sekitar.
3. Kita catat semua penghasilan dan pengeluaran yang kita lakukan.
Dengan melakukan pencatatan semua pendapatan dan pengeluaran kita adalah fondasi utama dalam melakukan perencanaan keuangan. Mencatat penghasilan itu mudah. Tapi mencatat pengeluaran luar biasa sulitnya. Agar lebih mudah, kita dapat memanfaatkan fungsi teknologi.
Dengan melakukan pencatatan semua pendapatan dan pengeluaran kita adalah fondasi utama dalam melakukan perencanaan keuangan. Mencatat penghasilan itu mudah. Tapi mencatat pengeluaran luar biasa sulitnya. Agar lebih mudah, kita dapat memanfaatkan fungsi teknologi.
4. Tentukan impian yang ingin kita capai.
Sebuah impian adalah motivasi terbaik. Tapi akan tetap jadi sebuah impian apabila tidak kita rencanakan dan kejar. Untuk itu, ubahlah impian tersebut menjadi tujuan. Tujuan adalah impian yang telah memiliki target secara spesifik. Target spesifik itu minimal ada harga dan kapan waktu pemenuhannya. Contoh Tujuan => 1 tahun berpenghasilan : Menikah dengan budget Rp 50 juta. Contoh Tujuan => 6 tahun berpenghasilan : Berangkat haji dengan ONH plus.
Sebuah impian adalah motivasi terbaik. Tapi akan tetap jadi sebuah impian apabila tidak kita rencanakan dan kejar. Untuk itu, ubahlah impian tersebut menjadi tujuan. Tujuan adalah impian yang telah memiliki target secara spesifik. Target spesifik itu minimal ada harga dan kapan waktu pemenuhannya. Contoh Tujuan => 1 tahun berpenghasilan : Menikah dengan budget Rp 50 juta. Contoh Tujuan => 6 tahun berpenghasilan : Berangkat haji dengan ONH plus.
5. Buatlah perencanaan keuangan untuk mengejar semua tujuan kita. Makin segera makin baik. Kita dapat membuatnya sendiri atau gunakan jasa perencana keuangan bersertifikat. Jangan ragu! Sudah banyak first jobber, yang berani bayar jasa financial planner. Biaya sangat kecil dibanding manfaatnya.
Mulailah untuk merencanakan keuangan kita dari sekarang! Buat rencana keuangan dan terapkan, saatnya kita untuk berfikir tentang berinvestasi secara cerdas demi masa depan finansial yang terbaik.
Disadur dari Kultwit tentang Tips Perencanaan Keuangan Untuk Para First Jobber oleh Financial Insight
Twitter account: @FinInsightID
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/26036
Twitter account: @FinInsightID
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/26036