Breakout, tentunya sudah tidak asing bagi kita yang sudah belajar analisis teknikal saham. Breakout adalah momen dalam pergerakan harga saham, dimana harga saham telah melewati area atap atau lebih dikenal sebagai area resisten saham. Resisten seringkali diartikan sebagai level harga yang secara psikologis menahan pergerakan harga saham untuk naik lebih tinggi lagi.
Resisten bisa diibaratkan seperti atap. Analoginya seperti ini, jika kita melempar bola ke atas lalu mengenai atap rumah kita, maka logikanya bola tersebut tentunya akan memantul dan kembali ke bawah. Nah jika harga saham telah menyentuh area resisten, maka pada umumnya akan cenderung untuk turun. Inilah alasannya kenapa seorang pelaku pasar akan berhati-hati ketika sebuah saham telah menyentuh area resisten atau area psikologisnya. Hal ini terjadi karena, pada saat harga saham mendekati area resisten, rawan terjadi aksi profit taking yang menyebabkan harga kembali turun. Oleh karena itu, para trader atau pelaku pasar jangka pendek akan sangat waspada pada momen ini.
Resisten bisa diibaratkan seperti atap. Analoginya seperti ini, jika kita melempar bola ke atas lalu mengenai atap rumah kita, maka logikanya bola tersebut tentunya akan memantul dan kembali ke bawah. Nah jika harga saham telah menyentuh area resisten, maka pada umumnya akan cenderung untuk turun. Inilah alasannya kenapa seorang pelaku pasar akan berhati-hati ketika sebuah saham telah menyentuh area resisten atau area psikologisnya. Hal ini terjadi karena, pada saat harga saham mendekati area resisten, rawan terjadi aksi profit taking yang menyebabkan harga kembali turun. Oleh karena itu, para trader atau pelaku pasar jangka pendek akan sangat waspada pada momen ini.
Apabila harga saham ternyata mampu melampaui area resisten, apa yang terjadi? Yang terjadi adalah breakout. Biasanya breakout terjadi jika disertai dengan volume perdagangan yang tinggi, dan hal ini dapat memberikan dampak yang signifikan yang dapat berlanjut terhadap penguatan harga saham.
Lalu, bagaimana cara trading saham saat breakout dan memanfaatkan momen ini untuk memperoleh profit? Berikut ini adalah cara trading saham ketika harga mengalami breakout :
1. Beli saham sebelum terjadi breakout
Apabila kita telah mendapat sinyal akan terjadinya breakout, kita bisa membeli saham saat breakout belum terjadi. Namun cara ini cukup beresiko. Karena tentunya breakout itu sendiri belum tentu akan terjadi meskipun kita sudah melihat tanda-tandanya. Nah, sisi positifnya adalah ketika breakout benar-benar terjadi, pastinya kita akan sangat lega karena mendapat harga yang jauh lebih murah dan potensi profit lebih besar.
2. Membeli saham breakout ketika harga sudah berada di atas titik breakout
Terjadinya breakout, didukung oleh volume perdagangan saham yang tinggi. Hal ini membuat harga naik dengan cepat. Ketika ada konfirmasi bahwa telah terjadi breakout, tentunya harga sudah berada jauh diatas titik breakout itu sendiri. Keuntungannya apabila kita membeli saham pada posisi ini, kita pastinya akan dapat sahamnya, karena sebuah saham yang mengalami breakout terkadang akan bergerak cepat dan belum tentu akan mengalami retracement (harga saham kembali ke titik breakout).
Namun, resikonya adalah tentunya kita akan mendapat harga saham yang lebih mahal. Dan jarak dengan level stop loss yang telah kita tentukan (di bawah area resisten sebelum terjadinya breakout) akan semakin jauh, dan tentunya apabila titik stop loss yang kita tentukan tersebut tersentuk, sudah dipastikan kita akan mengalami kerugian yang cukup besar.
Namun, resikonya adalah tentunya kita akan mendapat harga saham yang lebih mahal. Dan jarak dengan level stop loss yang telah kita tentukan (di bawah area resisten sebelum terjadinya breakout) akan semakin jauh, dan tentunya apabila titik stop loss yang kita tentukan tersebut tersentuk, sudah dipastikan kita akan mengalami kerugian yang cukup besar.
3. Membeli saham breakout ketika mengalami retracement
Retracement adalah ketika harga saham turun untuk sesaat kembali ke titik dimana breakout terjadi, yang telah menjadi titik support/alas. Titip support bekas terajadinya breakout akan menahan harga saham agar tidak turun lebih dalam. Dan inilah saat yang terbaik untuk membeli saham ketika terjadi breakout. Karena pada titik ini, saham sudah terkonfirmasi telah mengalami breakout. Keuntungan membeli saham pada posisi ini adalah, kita tentunya mendapat harga saham yang lebih murah dan jarak dengan titik stop loss tidak terlalu jauh. Tapi, sayangnya saham yang mengalami breakout tidak semuanya akan terjadi retracement atau turun lagi ke titik bekas breakoutnya. Karena saham yang breakout dengan volume tinggi cenderung berpotensi menlanjutkan penguatan.
Retracement adalah ketika harga saham turun untuk sesaat kembali ke titik dimana breakout terjadi, yang telah menjadi titik support/alas. Titip support bekas terajadinya breakout akan menahan harga saham agar tidak turun lebih dalam. Dan inilah saat yang terbaik untuk membeli saham ketika terjadi breakout. Karena pada titik ini, saham sudah terkonfirmasi telah mengalami breakout. Keuntungan membeli saham pada posisi ini adalah, kita tentunya mendapat harga saham yang lebih murah dan jarak dengan titik stop loss tidak terlalu jauh. Tapi, sayangnya saham yang mengalami breakout tidak semuanya akan terjadi retracement atau turun lagi ke titik bekas breakoutnya. Karena saham yang breakout dengan volume tinggi cenderung berpotensi menlanjutkan penguatan.
Nah, dari ketiga cara tersebut, manakah yang terbaik dan bagaimana caranya? Yang terbaik adalah kita membeli sesuai poin 2 dan poin 3 secara bertahap. Tentunya pengaturan portofolio atau money management dengan baik berperan sangat penting. Lalu, sebaiknya cara ini dilakukan ketika pasar sedang berada dalam trend naik, bukan berada pada trend sideways (mendatar) atau malah trend menurun. Dan cara ini tidak terbatas pada trading saham, namun juga bisa digunakan pada trading forex atau komoditi.
Disadur dari tulisan Ellen May di DetikFinance.com