Banyak yang bilang, kalo mau profit besar dan ga mau cape, investasi reksadana aja. Maksudnya? Berdasar risk vs rewards, kalau deposito ibarat mobil, saham ibarat pesawat, reksadana itu ibarat kereta! Artinya, dari segi rewards vs resiko reksadana berada di atas deposito, namun 1 level di bawah saham. Reksadana adalah produk investasi yang dikemas olehh perusahaan Manajer Investasi dan Bank Kustodian, sehingga investor bisa investasi walau dengan dana yang relatif kecil. Dengan dana mulai Rp. 100 ribu masyarakat sudah dapat berinvestasi di saham, obligasi serta produk investasi lainnya, melalui reksadana. Kita bisa membeli reksadana di bank dan sekuritas yang memang menjual produk reksadana tertentu.Reksadana ada bermacam-macam antara lain adalah Reksadana Pasar Uang, Reksadana Pendapatan Tetap, Reksadana Campuran, dan Reksadana Saham. Apa maksudnya jenis-jenis reksadana tersebut?
Reksadana pasar uang itu bukan seperti namanya, ia tidak memperjual belikan mata uang/valas. Reksadana pasar uang time horizon jangka pendek (di bawah 1 tahun) dan investasinya di surat hutang/obligasi jangka pendek. Reksadana Pasar Uang ciri khususnya harga/unitnya selalu Rp.1.000,- tidak ada biaya pembelian/penjualan dan jumlah unitnya slalu bertambah tiap harinya. Reksadana Pasar Uang resiko paling rendah namun return rata-rata sekitar 5% – 7% saja per tahun. Reksadana Pasar Uang dan reksadana Pendapatan Tetap sama-sama menginvestasikan uang di obligasi, bedanya hanya pada timeframe.
Reksadana Pendapatan Tetap menempatkan investasinya pada obligasi, cocok untuk investasi jangka menengah sekitar 3-5 tahun. Reksadana Pendapatan Tetap tingkat resikonya diatas reksadana pasar uang, dapat memberikan rata-rata return sekitar 7% – 15% per tahun. Tahun 2005 sempat heboh soal reksadana pendapatan tetap ini lho, karena orang-orang salah persepsi dengan kata 'tetap' ini. Mereka menyangka reksadana Pendapatan Tetap memberikan “pendapatan yang tetap” setiap bulannya. Sedangkan reksadana pada tahun 2005 sempat turun dalam, jadi heboh deh waktu itu :p Alhasil investor panik dan berlomba-lomba melakukan pencairan dana reksadana / redemption. Nama Reksadana Pendapatan Tetap bukan berarti pendapatannya tetap sama, namun karena diinvestasikan pada obligasi.
Reksadana Campuran berisikan produk investasi yang terdiri dari Obligasi, Saham serta produk investasi lainnya. Reksadana campuran ini dibagi menjadi reksadana campuran konservatif, moderat /agresif, tergantung dari produk investasi yang membentuknya. Rata-rata return reksadana campuran adalah sebesar 15% – 20% per tahun dan dapat digunakan untuk investasi jangka menengah. Tingkat imbal hasil dan resiko reksadana Campuran setahap di atas Reksadana Pendapatan Tetap.
Jenis Reksadana berikutnya adalah Reksadana Saham, dimana tingkat imbal hasil dan resiko paling tinggi dari jenis Reksadana lainnya. Reksadana Saham ini menempatkan investasinya pada saham. Investasi pada reksadana saham biasanya digunakan untuk tujuan investasi jangka panjang dengan periode diatas 5 tahun. Target imbal hasil rata-rata untuk reksadana saham adalah sebesar 20% – 30% per tahun.
Lalu bagaimana kita memilih reksadana yang baik? Simak tips berikut ini :
- Dana yang dikelola pada reksadana tersebut (AUM – asset under management) lebih besar dari Rp25 Miliar. AUM adalah dana kelolaan di satu reksadana bukan dari keseluruhan dana yang dikelola Manajer Investasi tersebut.
- Tips kedua memilih reksadana adalah : rata-rata imbal hasil beberapa 3-5 tahun ke belakang lebih baik dibandingkan reksadana lainnya.
- Tips ketiga memilih reksadana yang baik adalah Profil Manajer Investasi yang mengelola dana. Pilihlah Manajer Investasi reksadana yang punya reputasi baik. Caranya? Googling aja nama Manajer Investasi tersebut.
Disadur dari Kultwit tentang Keuntungan dan Resiko Pembelian Reksadana oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/11235