Bagaimana caranya berinvestasi saham dengan lebih “aman” dengan tujuan untuk memperoleh deviden ? Deviden adalah imbal hasil yang tidak digunakan untuk ekspansi, Akan tetapi dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham. Investasi saham yang bertujuan untuk memperoleh deviden disebut dengan income investing. Apakah ada resiko dalam Income Investing? Resikonya tetap ada, namun termasuk rendah bila dibandingkan dengan jenis strategi investasi lainnya. Karena saham yang rajin membagi dividen ke pemegang saham umumnya lebih stabil dan tidak terlalu fluktuatif.
Income Investing sangat sesuai bagi investor yang bisa bersabar tapi tidak berani untuk menghadapi resiko fluktuasi saham. Emiten yang rajin membagikan dividen umumnya adalah perusahaan yang konservatif dan sudah mapan. Perusahaan yang sudah mapan (bukan growing) tidak banyak melakukan ekspansi sehingga profit dapat di kembalikan lagi ke pemegang saham.
Income Investing sangat sesuai bagi investor yang bisa bersabar tapi tidak berani untuk menghadapi resiko fluktuasi saham. Emiten yang rajin membagikan dividen umumnya adalah perusahaan yang konservatif dan sudah mapan. Perusahaan yang sudah mapan (bukan growing) tidak banyak melakukan ekspansi sehingga profit dapat di kembalikan lagi ke pemegang saham.
Nah, perusahaan apa saja yang bisa dijadikan kandidat income investing? Kapan harus membeli dan menjual? Perusahaan-perusahaan BUMN sangat rajin memberikan deviden tinggi, hal ini karena keharusan membagikan saham kepada pemerintah sebagai pemegang saham. Yang membuat lebih menarik, karena pemerintah ikut menikmati dividen, kadang perusahaan BUMN merugi pun tetap bagi dividen lho. Nah bagi kita yang suka dengan kepastian dan low risk dalam investasi saham, maka saham-saham BUMN bisa dilirik untuk income investing. Lebih bagus lagi jika perusahaan konsisten bagi deviden setidaknya selama 5-25 tahun terakhir berturut-turut. Pilih saham dengan rata-rata deviden yield terbesar.
Deviden yield = deviden per lembar saham : harga saham saat ini. Nah, semakin besar deviden yield berarti semakin besar rewards yang diperoleh investor. Asik kan ? Sebaiknya, pilih saham dengan deviden yield lebih besar dari 3% dan sebaiknya deviden yang dibayarkan juga bertumbuh setiap tahun. Amati juga pertumbuhan dividen setidaknya 5 tahun terakhir. Cari yang rata-rata pertumbuhan devidennya cukup besar diatas 10%. Pilih juga emiten yang punya pertumbuhan pendapatan yang cukup. Kalau merugi tentu tidak akan bagi deviden.
Deviden yield = deviden per lembar saham : harga saham saat ini. Nah, semakin besar deviden yield berarti semakin besar rewards yang diperoleh investor. Asik kan ? Sebaiknya, pilih saham dengan deviden yield lebih besar dari 3% dan sebaiknya deviden yang dibayarkan juga bertumbuh setiap tahun. Amati juga pertumbuhan dividen setidaknya 5 tahun terakhir. Cari yang rata-rata pertumbuhan devidennya cukup besar diatas 10%. Pilih juga emiten yang punya pertumbuhan pendapatan yang cukup. Kalau merugi tentu tidak akan bagi deviden.
Untuk melihat pertumbuhan pendapatan, cek pertumbuhan EPS.Cari saham yang rata-rata pertumbuhan EPS lebih dari 10%. EPS tumbuh 5 tahun terakhir, dan juga dalam 3-4 kuartal terakhir, menunjukkan pertumbuhan pendapatan perusahaan. Pilih saham yang memiliki volatilitas yang rendah untuk income investing. Kira-kira kenapa ya ? Income stock tidak diharapkan bergerak liar, karena kita akan menyimpan dalam waktu lama. Saham yang dipilih untuk Income Investing sebaiknya stabil, perlahan namun pasti. Maklum bukan untuk trading tapi investasi. Beda dengan trader yang memang membutuhkan fluktuasi untuk mencapai capital gain nya. Kadang saham income investing bisa cenderung lelet.
Lalu kapan sebaiknya kita beli saham untuk Income Investing? Sebaiknya beli jauh hari sebelum jadwal pembagian deviden. Mengapa demikian? Karena biasanya mendekati pembagian deviden, harga sudah naik cukup tinggi. Kita juga bisa membeli saham untuk income investing dengan membeli bertahap / rutin tiap bulan. Nah,untuk beli saham secara rutin, program ESP cocok banget buat pemula. Ibarat investasi reksadana dengan fee murah. Lalu kapan kita bisa jual saham untuk income investing? Karena fungsinya sebagai pendapatan rutin, bisa disimpan dalam beberapa tahun. Jual saham bila pertumbuhan pendapatan semakin kecil atau ada potensi kinerja memburuk dalam jangka panjang. Beberapa saham yang bisa dijadikan kandidat untuk income investing dan rajin
bagi dividen adalah : UNVR, BMRI, BBRI, SMGR,JSMR,ASII,PGAS,PTBA,dll.
Banyak yang menganggap pembagian deviden return nya tidak seberapa jika dibandingkan dengan trading saham jangka pendek. Namun benarkah trader bisa memperoleh gain yang lebih besar daripada para Income Investor? Belum tentu lho. Semakin sering bertransaksi dan semakin kecil rentang waktu beli-jual, resiko yang muncul semakin besar. Jika trader (baik saham, forex, komoditas) tidak terlatih dan tidak
disiplin, maka bisa saja ia malah merugi dan net profit kecil. Menjadi trader atau investor saham jangka panjang, sama-sama bisa untung asalkan keduanya konsisten.
Disadur dari Kultwit tentang Cara Investasi Saham Yang Aman Untuk Memperoleh Deviden oleh Ellen May
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/21311
Twitter account: @pakarsaham
Untuk selengkapnya bisa dilihat disini : http://chirpstory.com/li/21311