Seorang investor saham terkadang merasa bahwa beli saham itu lebih gampang daripada menentukan kapan saatnya kita harus menjual saham. Ya soalnya kebanyakan investor saham, khususnya investor pemula, memutuskan untuk membeli saham karena ada rekomendasi dari berbagai sumber, bisa melalui seoarang analis dalam forum-forum, broker saham, manager investasi atau bahkan dari informasi di mailis.
Nah, kalau dipikir-pikir nih, kira-kira banyak juga nggak yang memberikan saran ke kita tentang kapan saat yang tepat untuk menjual saham kita? Dan memang kenyataannya begitu, kita mampu dengan cepat memutuskan membeli saham berdasarkan rekomendasi orang lain, tapi terkadang susah untuk memutuskan kapan waktu yang sangat pas untuk menjualnya. Sedangkan menjual saham tentunya bukan berdasarkan atas keputusan yang asal-asalan bukan. Berikut ini adalah tips mengenai waktu yang tepat untuk menjual saham :
Nah, kalau dipikir-pikir nih, kira-kira banyak juga nggak yang memberikan saran ke kita tentang kapan saat yang tepat untuk menjual saham kita? Dan memang kenyataannya begitu, kita mampu dengan cepat memutuskan membeli saham berdasarkan rekomendasi orang lain, tapi terkadang susah untuk memutuskan kapan waktu yang sangat pas untuk menjualnya. Sedangkan menjual saham tentunya bukan berdasarkan atas keputusan yang asal-asalan bukan. Berikut ini adalah tips mengenai waktu yang tepat untuk menjual saham :
1. Jika Sudah Mencapai Target Harga Yang Kita Inginkan
Kita bisa menjual saham kita ketika telah mencapai target harga saham yang sesuai dengan tujuan awal kita membeli saham. Jadi, sebaiknya ketika kita mebeli saham, kita juga menentukan berapa target profit yang kita kehendaki dari saham tersebut. Dan kitapun harus konsisten dengan target profit yang sudah kita tentukan itu tadi.
Kita bisa menjual saham kita ketika telah mencapai target harga saham yang sesuai dengan tujuan awal kita membeli saham. Jadi, sebaiknya ketika kita mebeli saham, kita juga menentukan berapa target profit yang kita kehendaki dari saham tersebut. Dan kitapun harus konsisten dengan target profit yang sudah kita tentukan itu tadi.
2. Saat Menyadari Kemunduran Fundamental Dalam Perusahaan
Ketika kita membeli saham, tentunya kita sudah melakukan analisa fundamental terhadap sebuah perusahaan sebelum kita membeli sahamnya. Pada awal analisa kita mungkin kita berkesimpulan bahwa saham perusahaan tersebut memiliki prospek yang baik. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, dan kita pun tahu bahwa tidak ada yang bisa menjamin bahwa sebuah perusahaan akan selalu menghasilkan untung, kita perlu melakukan pengecekan ulang terhadap portofolio saham yang kita miliki. Ketika kita menemukan bahwa salah satu portofolio saham kita berpotensi turun, saat itulah kita bisa menjualnya dan menggantikannya dengan saham yang lebih bagus.
3. Ada Kesempatan Baru Yang Lebih Bagus
Beban dalam kesempatan adalah keuntungan yang bisa diraih dengan memilih sebuah
alternatif lain. Sebelum kita membeli saham, kita harus selalu membandingkan dengan gain
potensial yang bisa kita peroleh dengan memiliki saham lain. Jika
alternatif itu lebih baik, maka masuk akal untuk menjual saham di posisi
sekarang dan membeli saham lain.Memang untuk mengidentifikasi beban
sebuah kesempatan secara akurat sangatlah sulit dilakukan. Kita bisa berinvestasi di
kompetitor jika dia punya prospek pertumbuhan yang sama meyakinkannya
namun diperdagangkan di penilaian lebih rendah. Misal, harga rendah
berbanding pendapatan berlipat ganda.
4. Setelah Merger
Rata-rata premi yang berlaku dalam pengambilalihan atau harga pembelian sebuah perusahaan
biasanya berkisar antara 20% hingga 40%. Apabila kita sebagai seorang investor yang cukup
beruntung untuk memiliki saham perusahaan yang akhirnya diakuisisi dalam
premi signifikan, langkah terbaik adalah menjual saham tersebut. Mungkin
banyak keuntungan yang dapat kita ambil jika kita tetap meneruskan kepemilikan saham itu setelah merger
selesai. Misal, jika posisi kompetitif gabungan kedua perusahaan
telah membaik secara substansial. Bagaimanapun juga, sebuh merger hanya memiliki sedikit rekam jejak kesuksesan. Apalagi kalau proses merger membutuhkan beberapa bulan
hingga kesepakatanya tuntas.
5. Setelah Kebangkrutan
Dan ini tampaknya sangat jelas sekali. Terutama karena di sebagian besar kasus
kebangkrutan, perusahaan menjadi tidak berharga lagi bagi pemegang
saham. Bagaimana pun juga, untuk tujuan pajak, penting menjual saham kita atau menyadari kerugian supaya hal itu bisa digunakan untuk menutup
kerugian capital gain di masa depan. Kitapun tidak mungkin untuk menahan saham kita disaat kita ketahui bahwa perusahaan tersebut mulai bangkrut.
Sumber : Detik Finance
Sumber : Detik Finance