-->

Kesalahan Fatal Dalam Trading Saham

kesalahan trading saham
Mengambil keputusan dan menentukan waktu yang tepat kapan saham harus terjual menjadi hal yang tersulit dalam trading saham. Dan ini dialami oleh semua investor saham, entah itu investor jangka panjang maupun investor jangka pendek. Tentunya tidak ada ilmu pasti yang dapat digunakan untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk menjual saham, selain memanfaatkan indikator-indikator yang biasa digunakan oleh para trader profesional.

Yang terpenting adalah, kita mau belajar dari kesalahan orang lain, ini sangat berguna bagi kita khususnya bagi para trader saham pemula untuk menghindari kesalahan yang sama yang pernah terjadi. Contohnya : sebelum memutuskan untuk membeli saham kita harus pastikan alasan kita membeli saham tersebut. Misal, ada perusahaan yang menurut kita memiliki fundamental bagus, tapi ternyata mengalami penurunan harga saham secara spiral, untuk itu kita perlu petunjuk, berita, atau kabar terkini untuk mengetahui kenapa hal itu terjadi dan apa pengaruh yang akan terjadi pada sektor saham tersebut. 

Nah, penjelasan diatas adalah sebuah gambaran singkat tentang masalah yang seringkali kita alami sebagai seorang trader. Lalu apa sebenarnya kesalahan fatal yang seringkali dilakukan oleh para trader saham? Berikut ini kesalahan fatal dalam trading saham yang perlu di hindari :

1. Membeli Saham Bagus Di Sektor Yang Terpuruk

Sebuah saham dari perusahaan besar yang memiliki keuntungan besar dan nilai hutang yang kecil, akan menjadi sebuah saham buruk ketika sektor saham tersebut terpuruk. Dalam kondisi sektor terpuruk, sebuah perusahaan baguspun tidak bisa menjamin bahwa saham yang dimiliki dalam keadaan aman untuk kita beli. Artinya, dalam keadaan bearish, sebuah saham bagus dari perusahaan berfundamental baguspun dapan menjadi sebuah saham yang bayaha. Meskipun kita ketahui, disaat pasar sedang bearish banyak saham yang ditawarkan dengan harga murah. Namun, kita perlu berhati-hati dan tahu cara dan strategi membeli saham ketika market sedang bearish, untuk menghindari kerugian akibat kesalahan fatal dalam mengambil keputusan. 

2. Sering Melibatkan Emosi Dalam Setiap Transaksi

Melibatkan emosi dalam transaksi saham maksudnya adalah ketika kita sangat mengagungkan sebuah saham karena alasan tertentu, sehingga kita sangat jatuh cinta (terlalu fanatik) terhadap saham tersebut dan saking cintanya kita nggak perduli dengan pergerakan pasar, mau naik atau turun kita tetap berkeyakinan bahwa saham tersebut bagus. Hal ini akan menjadi boomerang bagi kita sekaligus akan menjadi sebuah perangkap. Karena tentunya kita tak akan mampu merealisasikan keuntungan dan meminimalisir kerugian kalau kita sendiri ogah-ogahan untuk melepas saham kita, padahal kita tahu bahwa harga sedang bagus ataupun harga sedang turun.

Sebenarnya kita boleh dan sah-sah saja untuk fanatik dengan satu saham, namun dengan catatan : fanatiklah ketika saham tersebut masih terus menghasilkan uang untuk kita, dan kalau tidak, buat apa ditahan, lebih baik di jual saja.

3. Tidak Siap Mengambil Keuntungan Ketika Ada Kesempatan

Seringkali kita cenderung untuk menahan semua saham kita ketika pergerakan pasar sedang naik. Hal ini memang bagus, tapi yang perlu diingat, tidak selamanya saham itu akan naik terus. Adakalanya saham akan turun. Untuk itu, tidak ada salahnya kita melepas sepertiga atau setengah dari saham yang kita miliki ketika harga saham naik secara cepat dan siknifikan. Dengan begitu kita bisa mendapat keuntungan tanpa harus kehilangan seluruh portofolio saham kita.

Sumber : Detik Finance
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 4:55 AM
image Comments
image 0 Comments

 
Kembali ke atas