-->

7 Indikator Analisis Teknikal Forex Terbaik

indikator analisis teknikal forex
Image courtesy of Investopedia.com
Indikator yang seringkali digunakan dalam trading forex secara umum digunakan sebagai tolak ukur untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut atas penawaran (sell) dan permintaan (buy) yang terjadi dalam pasar valas. Oleh karena itu, indikator yang ada seringkali digunakan sebagai alat analisis teknikal oleh para trader. Indikator tersebut (sebagai contoh : indikator volume) digunakan dan dimanfaatkan untuk menganalisis pasar forex dan mendapatkan konfirmasi pergerakan harga, dan probabilitas yang lebih jelas, bahwa pergerakan harga yang sedang diamati saat ini (naik/turun) akan memiliki trend yang terus berlanjut. Indikator ini juga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perdagangan forex, karena indikator-indikator tersebut dapat mengindikasikan sinyal beli/jual. Pertanyaannya, makanah indikator analisis teknikal forex terbaik yang bisa mempermudah kita untuk mengambil keputusan open position?

Nah, pada artikel ini akan kita ulas mengenai indikator analisis teknikal terbaik yang biasanya dan secara umum digunakan oleh para trader dalam forex trading. Berikut ini adalah 7 indikator terbaik tersebut :

1. On-Balance Volume (OBV)
OBV (dibuat dan diperkenalkan pertama kali oleh Joseph Granville, pada tahun 1963) adalah indikator forex yang digunakan untuk mengukur pergerakan positif atau negatif (naik/turun) dari volume transaksi yang terjadi dalam pasar. Pengukuran ini relatif terhadap pergerakan harga dari waktu ke waktu. Menggunakan OBV merupakan cara sederhana untuk mengetahui total volume transaksi, dengan cara mengurangi atau menambahkan volume dalam setiap periode transaksi, yang disesuaikan dengan pergerakan harga yang terjadi. Cara ini memperluas pengukuran volume dasar karena mengombinasikan besarnya volume transaksi dengan pergerakan harga. Ide dasar dari indikator On-Balance Volume ini adalah bahwa volume mendahului pergerakan harga. Jadi, apabila kita mendapati grafik indikator OBV meningkat, maka akan terlihat bahwa volume transaksi juga akan membesar diikuti dengan pergerakan harga yang naik ke atas. Begitupula jika OBV turun, maka akan terlihat volume turun dan pergerakan harganya juga turun.

2. Accumulation/Distribution Line (A/D Line)
Indikator A/D Line merupakan salah satu indikator yang paling umum digunakan untuk menentukan aliran uang dalam pasar. Indikator ini hampir sama dengan indikator On-Balance Volume. Tapi, Indikator ini bukan tidak hanya memberikan informasi mengenai harga penutupan dalam sebuah periode transaksi, melainkan juga memperhitungkan tingkat perdagangan yang sedang terjadi. Indikator ini diyakini lebih bisa memberikan gambaran arah aliran uang yang terjadi dibandingkan volume transaksi. Nah, apabila kita lihat A/D Line cenderung menurun, artinya sedang terjadi peningkatan tekanan jual dalam pasar.

3. Average Directional Index (ADX)
ADX merupakan indikator trend yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan momentum trend yang sedang terjadi saat ini. Indikator ini tidak hanya fokus pada arah trend yang, tapi fokus pada momentum yang sedang ada di pasar. Saat ADX di atas angka 40, maka trend akan lebih kuat. Apakah akan naik atau turun, tergantung dari arah trend saat ini. Namun biasanya, trend naik akan jarang terlihat dibandingkan sinyal trend turun. Nah, apabila ADX terlihat dibawah angka 20, trend akan cenderung lemah atau bahkan malah tidak ada trend naik/turun sama sekali. Bisa dibilang pasar sedang mengalami sideways.

4. Aroon Indicator
Aroon indicator atau aroon osciallator merupakan indikator teknikal yang digunakan untuk mengukur pasti atau tidaknya sebuah trend, dan kuat atau lemahnya trend tersebut. Dan indikator inipun bisa digunakan untuk mengetahui trend baru akan segera terjadi. Indikator ini terdiri dari dua garis, garis atas (Aroon Up-Line) dan garis bawah (Aroon Down-Line). Aroon Indicator akan mengindikasikan sinyal trend naik apabila Aroon Up Line (garis atas) diatas angka 70, dan berada jauh diatas garis bawah (Aroon Down Line). Indikasi akan terjadinya trend turun, apabila kita lihat Indikator Aroon, garis bawah (Aroon Down Line) berada di bawah angkat 70 dan di bawah garis atas.

5. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD atau moving average convergence divergence adalah indikator yang memang sudah sangat umum dan dikenal dengan baik oleh kebanyakan trader forex untuk melakukan analisis teknikal. Indikator ini menggambarkan kepastian trend dan momentum yang terjadi. MACD terdiri dari dua EMA (exponential moving averages), mencakup 2 periode berbeda, yang bisa membantu kita untuk melihat momentum pasar dengan jelas. Ide utama yang mendasari dibuatnya indikator ini adalah untuk menentukan arah trend dengan cara membandingkan dan mengukur momentum jangka pendek dan momentum jangka panjang. Secara sederhana, MACD adalah melihat perbedaan antara dua Moving Average (MA) secara bersamaan. Pengaturan MACD umumnya menggunakan periode 12 pada salah satu MA dan periode 26 pada MA lainnya.

6. Relative Strength Index (RSI)
RSI adalah indikator untuk mengetahui overbought/oversold pada pasar. Indikator ini memiliki kisaran antara 0-100. Dimana angka 100 menunjukkan kondisi overbought tertinggi, sedangkan angka 0 menunjukkan kondisi oversold tertinggi. RSI memudahkan kita untuk mengukur kekuatan pergerakan harga naik dan turun. RSI juga membantu kita untuk melihat apakah pasar sedang mengalami tekanan jual atau sedang mengalami tekanan beli. 

7. Stochastic Oscillator
Stochastic Oscillator merupakan salah satu indikator momentum yang sangat dikenal dan banyak digunakan oleh para trader sebagai indikator teknikal analisis. Pada indikator ini, jika saat trend naik, maka harga penutupan harus mendekati harga penutupan tertinggi dalam sebuah rentang waktu perdagangan. Dan pada trend turun, maha harga penutupan harus mendekati harga penutupan terendah dalam sebuah rentang waktu perdagangan. Dan apabila ini terjadi, maka sinyal akan melanjutkan momentum dan kekuatan trend yang saat ini sedang terjadi. Stochastic Oscillator memiliki rentang antara 0-100. Sinyal yang menunjukkan terjadinya overbought terlihat apabila pergerakan harga di atas angka 80. Sedangkan sinyal yang menunjukkan terjadinya oversold terlihat apabila pergerakan harga di bawah angka 20. 

Nah dari ke- 7 indikator tersebut mana yang menurut kamu mudah untuk diaplikasikan dalam trading? Yang jelas, kita semua patut mengetahui bahwa tujuan dari semua trader khususnya trader yang melakukang trading jangka pendek (short term trading) adalah untuk menentukan arah pergerakan pasar sehingga nantinya kita bisa memperoleh profit sesuai yang kita targetkan. Ada ribuan indikator yang memang dibuat dengan tujuan tertentu. Dan pembahasan kita di atas mengenai 7 indikator analisis tenikal forex terbaik merupakan sebuah gambaran sekilas yang bertujuan untuk membantu para trader khususnya para trader pemula untuk mengenal lebih dekat lagi mengenai indikator teknikal analisis yang secara umum banyak digunakan oleh trader dunia. 

Lalu? Tentunya setelah kita tahu sedikit mengenai indikator yang bisa digunakan untuk melakukan teknikal analisis forex,  kita bisa mempelajari dan mendalaminya lagi. Kita cari dan tetapkan mana indikator yang bisa mempermudah kita dalam melakukan analisis teknikal, dan cocok dengan strategi trading yang kita pilih. Jika kita sudah menemukan indikator terbaik yang bisa kita jalankan dengan mudah, pastinya akan sangat berpengaruh terhadap transaksi trading yang akan kita lakukan. Semoga dengan artikel ini, kita semua bisa meningkatkan kualitas trading forex kita. Selamat mencoba !

Sumber : investopedia.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 9:22 PM
image Comments
image 0 Comments

0 comments:

 
Kembali ke atas