-->
Showing posts with label Belajar Forex. Show all posts
Showing posts with label Belajar Forex. Show all posts

Konsep Dasar Forex Market

konsep forex market
Kita tidak perlu menjadi seorang day trader untuk memperoleh keuntungan dari forex market. Dengan bepergian ke luar negeri dan menukar uang kita ke mata uang asing, kita sudah berpartisipasi dalam pasar forex. Tapi faktanya, pasar forex merupakan raksasa keuangan, yang jauh melebihi pasar modal yang ada di seluruh dunia. Meskipun ukurannya yang besar dalam aliran dana yang keluar dan masuk pasar, ketika kita mencoba untuk terlibat dalam bisnis jual/beli mata uang, sebenarnya konsepnya cukup sederhana. Mari kita ulas beberapa konsep dasar forex market, yang tentunya setiap investor forex harus tahu dan memahaminya.

1. Delapan Negara Utama
Tidak seperti pasar saham, di mana investor bisa memiliki ribuan saham, di pasar forex, kita hanya perlu mengikuti perkembangan perekonomian delapan negara utama. Kemudian kita tentukan mata uang mana yang akan memberikan kesempatan terbaik dalam memberikan keuntungan. Berikut ini adalah delapan negara yang menguasai sebagian besar perdagangan di pasar mata uang :

- Amerika Serikat
- Zona Eropa (Jerman, Perancis, Italia, dan Spanyol)
- Jepang
- Inggris
- Swiss
- Kanada
- Australia
- Selandia Baru
 
Perekonomian negara-negara diatas memiliki pasar keuangan terbesar dan paling canggih di dunia. Dengan berfokus pada delapan negara tersebut, kita dapat memperoleh keuntungan. Data perekonomian dari negara-negara tersebut di keluarkan hampir setiap hari. Hal ini memungkinkan bagi kita untuk tetap up to date mendapatkan informasi yang berkaitan dengan perekonomian negara-negara tersebut.

2. Hasil dan Pengembalian Modal
Ketika kita terjun dalam perdagangan mata uang, kunci yang harus diingat adalah bahwa hasil yang kita dapatkan menentukan pengembalian modal kita.
Bila kita trading di pasar spot valuta asing, kita membeli dan menjual dua mata uang yang mendasari. Semua mata uang dikutip dalam pasangan, karena setiap mata uang nilainya berkaitan dengan yang lain. Misalnya, jika pasangan EUR / USD dikutip 1,3500 ini berarti dibutuhkan $ 1,35 untuk membeli satu euro.

Dalam setiap transaksi valuta asing, kita secara bersamaan membeli satu mata uang dan menjual mata uang lainnya. Sehingga, kita akan menggunakan hasil dari mata uang yang kita jual untuk membeli mata uang yang kita beli. Selain itu, setiap mata uang di dunia ini memiliki tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank sentral negara mata uang tersebut. Dan kita berkewajiban untuk membayar bunga atas mata uang ketika kita menjualnya, namun kita juga memiliki hak istimewa mendapatkan bunga pada mata uang yang kita beli

Sebagai contoh, pasangan mata uang dolar Selandia Baru dan yen Jepang (NZD / JPY). Mari kita berasumsi bahwa Selandia Baru memiliki tingkat bunga 8% dan Jepang memiliki suku bunga sebesar 0,5%. Di pasar forex, suku bunga dihitung dalam basis poin. Yaitu 1/100 atau 1%. Jadi, tarif mata uang Selandia Baru adalah 800 basis poin setangkan yen Jepang 50 basis poin. Jika kita memutuskan berinvestasi jangka panjang pada pasangan mata uang NZD / JPY, kita akan mendapatkan 8% bunga tahunan, tetapi harus membayar 0,5%. Sehingga kita akan mendapatkan pengembalian bersih sebesar 7,5%, atau 750 basis poin. 

3. Memanfaatkan Leverage
Pasar forex (forex market) juga menawarkan leverage yang luar biasa - sering setinggi 100:1 - yang berarti bahwa kita dapat mengontrol $ 10.000 aset dengan modal hanya $ 100 saja. Namun, leverage bisa menjadi pedang bermata dua, yang dapat menciptakan keuntungan besar ketika keputusan yang kita ambil benar kita benar, tetapi juga dapat menghasilkan kerugian besar ketika kita salah.


4. Carry Trades
Nilai mata uang yang tidak pernah tetap diam dan dinamis ini yang melahirkan salah satu strategi trading yang paling populer sepanjang masa, carry trade. Dengan carry trader, kita tidak hanya berharap untuk mendapatkan perbedaan suku bunga antara dua mata uang, tetapi juga mencari posisi mereka untuk menghargai nilai.


5. Strategi Carry Trade  Yang Tepat
Kunci untuk menerapkan strategi carry trade yang sukses dan tepat tidak hanya untuk pasangan mata uang dengan suku bunga tertinggi terhadap mata uang dengan tingkat suku bunga terendah. Agar carry trade yang kita terapkan bekerja dengan baik, kita perlu membeli mata uang dengan suku bunga yang dalam proses perluasan terhadap mata uang dengan suku bunga stasioner atau mengontrak. Intinya adalah jika kita ingin menerapkan carry trade yang menguntungkan tidak hanya dari hasil yang positif dan berkembang, tetapi juga memiliki potensi untuk menghargai nilai. Hal ini penting karena hanya sebagai apresiasi mata uang dapat meningkatkan nilai pendapatan carry trade kita, depresiasi mata uang dapat menghapus semua keuntungan carry trade kita.


6. Mengenal Suku Bunga
Mengetahui suku bunga mata uang tertentu sangat penting dalam perdagangan forex. Namun membutuhkan pemahaman yang baik tentang ekonomi yang mendasari negara yang bersangkutan. Secara umum, negara-negara yang berkinerja sangat baik, dengan tingkat pertumbuhan yang kuat dan meningkatkan inflasi mungkin akan menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi dan pertumbuhan kontrol. Di sisi lain, negara-negara yang menghadapi kondisi ekonomi yang sulit mulai dari penurunan luas dalam permintaan untuk resesi penuh akan mempertimbangkan kemungkinan menurunkan suku bunga.


Berkat ketersediaan luas jaringan perdagangan elektronik, trading forex kini lebih mudah diakses daripada sebelumnya. Pasar keuangan terbesar di dunia menawarkan peluang bagi investor yang meluangkan waktu untuk bisa memahami dan belajar bagaimana untuk mengurangi risiko trading forex. Nah, konsep dasar forex di atas, bisa kita jadikan acuan untuk lebih dalam lagi memahami seluk beluk pasar valuta asing.

Sumber : Investopedia.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 8:23 PM
image Comments
image 0 Comments

Triple Candlestick Pattern Forex Trading

Seperti halnya single candlestick pattern dan dual candlestick pattern, pola triple candlestick juga sangat populer dikalangan trader. Triple candlestick pattern terdiri dari 3 buah candlestick. Tiga buah candlestick tersebut memiliki pola khusus, yang dapat dijadikan patokan dan seringkali digunakan oleh para trader sebagai dasar dalam menentukan open position buy/sell trading forex. Adapun pola atau pattern yang paling populer adalah morning star, evening star, three white soldiers dan three black crows.

1. Morning Star Dan Evening Star
Kemunculan morning star dan evening star pada candlestick chart, umumnya diikuti dengan terjadinya koreksi dalam periode yang lebih panjang dibandingkan dengan pola-pola yang lainnya. Morning star merupakan indikator bullish, sedangkan evening star adalah indikator bearish. 
Morning Star Evening Star Candlestick

Morning star yang merupakan indikator bullish, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Candlestick yang pertama adalah candlestick bearish, dan merupakan bagian dari sebuah downtrend.

2. Candlestick yang ke-dua dengan ukuran badan candle lebih kecil, bisa berupa candlestick bullish ataupun bearish. Ini menggambarkan mulai terjadi “keragu-raguan” di pasar.

3. Candlestick ke-tiga merupakan candlestick bullish, dengan panjang body candle lebih panjang dibanding candlestick yang ke-dua. Sebenarnya panjang body nya tidak harus sama dengan candlestick yang pertama, akan tetapi posisi harga penutupan-nya (close price) harus melebihi setengah dari body candlestick pertama. Dan ini merupakan sinyal terbentuknya morning star pattern.

Evening star merupakan indikator bearish, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Candlestick yang pertama adalah candlestick bullish, yang merupakan bagian dari sebuah uptrend.

2. Sedangkan candlestick ke-dua adalah candlestick dengan ukuran body lebih kecil, bisa candle bullish maupun candle bearish.

3. Untuk candlestick ke-tiga, merupakan candlestick bearish yang ukuran bodynya harus lebih panjang jika dibandingkan dengan candlestick ke-dua. Dan panjang bodynya tidak harus sama dengan panjang body candlestick pertama, akan tetapi posisi harga penutupannya harus melebihi setengah dari body candlestick pertama. Dan ini merupakan indikasi terbentuknya pola evening star.

Nah, baik antara morning star dan evening star, kadang untuk candlestick ke-2 berbentuk doji. Dan apabila yang terbentuk pada candle kedua tersebut adalah doji, maka polanya akan menjadi morning doji star atau evening doji star.

2. Three white soldiers & three black crows
three white soldiers and three black crows candlestick
Kemunculan triple candlestick bullish secara berurutan pada saat terjadi downtrend, disebut dengan three white soldiers. Dan pola ini adalah pola yang mengindikasikan sinyal bullish. Pola three white soldiers adalah salah satu pola yang diyakini sebagai indikator sinyal bullish yang kuat, terutama apabila kemunculannya terjadi pada saat downtrend sedang atau telah memasuki fase konsolidasi. Apa itu fase konsolidasi? Fase konsolidasi adalah fase dalam sebuah trend ketika harga cenderung bergerak sideways.

Lalu bagaimana ciri-ciri pola three white soldiers? Berikut ini ciri-cirinya :
1. Candlestick yang pertama harus berupa candlestick bullish.

2. Demikian juga dengan candlestick kedua, harus berupa candlestick bullish juga, yang panjang body-nya lebih panjang dibandingkan dengan candlestick yang pertama. Disamping itu, jarak antara harga penutupan dan high candlestick ke-2 ini juga tidak boleh terlalu jauh. Bayangan atas (upper shadow) harus sangat pendek atau sama sekali tidak upper shadow-nya.

3. Candlestick yang ke-3 merupakan candlestick yang panjang body-nya tidak saya atau lebih panjang jika dibandingkan dengan panjang body candlestick ke-2. Begitu juga dengan shadow atau bayangannnya, harus sangat pendek atau bahkan tidak ada sama sekali. Dan akan semakin baik apabila candlestick ketiga merupakan candle white marubozu. Dengan kemunculan candlestick ke-3 maka pola three white soldier akan lengkap dan trend bullish akan semakin kuat.

Selanjutnya adalah pola three black crows. Pola ini merupakan lawan atau kebalikan dari three white soldiers. Three black crows merupakan pola bearish, dan ditandai dengan munculnya 3 candlestick bearish yang berurutan saat terjadinya uptrend. Apa ciri-ciri dari three black crows? Berikut ini ciri-cirinya :
1. Candlestick pertama tentunya sebuah candlestick bearish.

2. Demikian juga dengan candlestick ke-2, juga merupakan candlestick bearish yang memiliki panjang body lebih panjang dibandingkan dengan panjang body candlestick pertama. Memiliki lower shadow (bayangan bawah) yang sangat pendek atau tidak kelihatan sama sekali.

3. Nah, candlestick ke-3 merupakan konfirmasi pola three black crows. Panjang body candlestick ke-3 tidak sama dengan panjang body candlestick ke-2 atau panjangnya lebih panjang dibandingkan dengan panjang body candlestick ke-2. Bayangan bawah (lower shadow) juga harus sangat pendek, atau sama sekali tidak ada. Nah, pola three black crows akan semakin bagus apabila candlestick ke-3 merupakan candle black marubozu.

Penjelasan diatas merupakan sedikit ulasan mengenai triple candlestick patter forex trading, yang merupakan salah satu pola yang seringkali digunakan oleh para trader forex untuk membaca arah pergerakan trend pasar. Sebenarnya masih banyak lagi candlestick pattern yang bisa kita pelajari dan kita jadikan rujukan dalam menentukan keputusan open position, namun secara garis besar dan yang paling sering digunakan adalah pola-pola yang sebelumnya pernah kita bahas dan pola candlestick kembar tiga ini.

Semoga penjelasan diatas dapat memberikan wawasan dan informasi baru mengenai pola-pola yang ada dalam candlestick chart. Dan dapat dijadikan masukan dan pembelajaran bagi kita semua agar dapat melakukan transaksi forex trading yang berkualitas, sehingga nantinya kita mampu meraih profit sesuai yang kita targetkan. Salam Sukses!

Sumber : mysmartfx.com (untuk ide artikel dan gambar)
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:21 PM
image Comments
image 0 Comments

7 Indikator Analisis Teknikal Forex Terbaik

indikator analisis teknikal forex
Image courtesy of Investopedia.com
Indikator yang seringkali digunakan dalam trading forex secara umum digunakan sebagai tolak ukur untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut atas penawaran (sell) dan permintaan (buy) yang terjadi dalam pasar valas. Oleh karena itu, indikator yang ada seringkali digunakan sebagai alat analisis teknikal oleh para trader. Indikator tersebut (sebagai contoh : indikator volume) digunakan dan dimanfaatkan untuk menganalisis pasar forex dan mendapatkan konfirmasi pergerakan harga, dan probabilitas yang lebih jelas, bahwa pergerakan harga yang sedang diamati saat ini (naik/turun) akan memiliki trend yang terus berlanjut. Indikator ini juga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perdagangan forex, karena indikator-indikator tersebut dapat mengindikasikan sinyal beli/jual. Pertanyaannya, makanah indikator analisis teknikal forex terbaik yang bisa mempermudah kita untuk mengambil keputusan open position?

Nah, pada artikel ini akan kita ulas mengenai indikator analisis teknikal terbaik yang biasanya dan secara umum digunakan oleh para trader dalam forex trading. Berikut ini adalah 7 indikator terbaik tersebut :

1. On-Balance Volume (OBV)
OBV (dibuat dan diperkenalkan pertama kali oleh Joseph Granville, pada tahun 1963) adalah indikator forex yang digunakan untuk mengukur pergerakan positif atau negatif (naik/turun) dari volume transaksi yang terjadi dalam pasar. Pengukuran ini relatif terhadap pergerakan harga dari waktu ke waktu. Menggunakan OBV merupakan cara sederhana untuk mengetahui total volume transaksi, dengan cara mengurangi atau menambahkan volume dalam setiap periode transaksi, yang disesuaikan dengan pergerakan harga yang terjadi. Cara ini memperluas pengukuran volume dasar karena mengombinasikan besarnya volume transaksi dengan pergerakan harga. Ide dasar dari indikator On-Balance Volume ini adalah bahwa volume mendahului pergerakan harga. Jadi, apabila kita mendapati grafik indikator OBV meningkat, maka akan terlihat bahwa volume transaksi juga akan membesar diikuti dengan pergerakan harga yang naik ke atas. Begitupula jika OBV turun, maka akan terlihat volume turun dan pergerakan harganya juga turun.

2. Accumulation/Distribution Line (A/D Line)
Indikator A/D Line merupakan salah satu indikator yang paling umum digunakan untuk menentukan aliran uang dalam pasar. Indikator ini hampir sama dengan indikator On-Balance Volume. Tapi, Indikator ini bukan tidak hanya memberikan informasi mengenai harga penutupan dalam sebuah periode transaksi, melainkan juga memperhitungkan tingkat perdagangan yang sedang terjadi. Indikator ini diyakini lebih bisa memberikan gambaran arah aliran uang yang terjadi dibandingkan volume transaksi. Nah, apabila kita lihat A/D Line cenderung menurun, artinya sedang terjadi peningkatan tekanan jual dalam pasar.

3. Average Directional Index (ADX)
ADX merupakan indikator trend yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan momentum trend yang sedang terjadi saat ini. Indikator ini tidak hanya fokus pada arah trend yang, tapi fokus pada momentum yang sedang ada di pasar. Saat ADX di atas angka 40, maka trend akan lebih kuat. Apakah akan naik atau turun, tergantung dari arah trend saat ini. Namun biasanya, trend naik akan jarang terlihat dibandingkan sinyal trend turun. Nah, apabila ADX terlihat dibawah angka 20, trend akan cenderung lemah atau bahkan malah tidak ada trend naik/turun sama sekali. Bisa dibilang pasar sedang mengalami sideways.

4. Aroon Indicator
Aroon indicator atau aroon osciallator merupakan indikator teknikal yang digunakan untuk mengukur pasti atau tidaknya sebuah trend, dan kuat atau lemahnya trend tersebut. Dan indikator inipun bisa digunakan untuk mengetahui trend baru akan segera terjadi. Indikator ini terdiri dari dua garis, garis atas (Aroon Up-Line) dan garis bawah (Aroon Down-Line). Aroon Indicator akan mengindikasikan sinyal trend naik apabila Aroon Up Line (garis atas) diatas angka 70, dan berada jauh diatas garis bawah (Aroon Down Line). Indikasi akan terjadinya trend turun, apabila kita lihat Indikator Aroon, garis bawah (Aroon Down Line) berada di bawah angkat 70 dan di bawah garis atas.

5. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD atau moving average convergence divergence adalah indikator yang memang sudah sangat umum dan dikenal dengan baik oleh kebanyakan trader forex untuk melakukan analisis teknikal. Indikator ini menggambarkan kepastian trend dan momentum yang terjadi. MACD terdiri dari dua EMA (exponential moving averages), mencakup 2 periode berbeda, yang bisa membantu kita untuk melihat momentum pasar dengan jelas. Ide utama yang mendasari dibuatnya indikator ini adalah untuk menentukan arah trend dengan cara membandingkan dan mengukur momentum jangka pendek dan momentum jangka panjang. Secara sederhana, MACD adalah melihat perbedaan antara dua Moving Average (MA) secara bersamaan. Pengaturan MACD umumnya menggunakan periode 12 pada salah satu MA dan periode 26 pada MA lainnya.

6. Relative Strength Index (RSI)
RSI adalah indikator untuk mengetahui overbought/oversold pada pasar. Indikator ini memiliki kisaran antara 0-100. Dimana angka 100 menunjukkan kondisi overbought tertinggi, sedangkan angka 0 menunjukkan kondisi oversold tertinggi. RSI memudahkan kita untuk mengukur kekuatan pergerakan harga naik dan turun. RSI juga membantu kita untuk melihat apakah pasar sedang mengalami tekanan jual atau sedang mengalami tekanan beli. 

7. Stochastic Oscillator
Stochastic Oscillator merupakan salah satu indikator momentum yang sangat dikenal dan banyak digunakan oleh para trader sebagai indikator teknikal analisis. Pada indikator ini, jika saat trend naik, maka harga penutupan harus mendekati harga penutupan tertinggi dalam sebuah rentang waktu perdagangan. Dan pada trend turun, maha harga penutupan harus mendekati harga penutupan terendah dalam sebuah rentang waktu perdagangan. Dan apabila ini terjadi, maka sinyal akan melanjutkan momentum dan kekuatan trend yang saat ini sedang terjadi. Stochastic Oscillator memiliki rentang antara 0-100. Sinyal yang menunjukkan terjadinya overbought terlihat apabila pergerakan harga di atas angka 80. Sedangkan sinyal yang menunjukkan terjadinya oversold terlihat apabila pergerakan harga di bawah angka 20. 

Nah dari ke- 7 indikator tersebut mana yang menurut kamu mudah untuk diaplikasikan dalam trading? Yang jelas, kita semua patut mengetahui bahwa tujuan dari semua trader khususnya trader yang melakukang trading jangka pendek (short term trading) adalah untuk menentukan arah pergerakan pasar sehingga nantinya kita bisa memperoleh profit sesuai yang kita targetkan. Ada ribuan indikator yang memang dibuat dengan tujuan tertentu. Dan pembahasan kita di atas mengenai 7 indikator analisis tenikal forex terbaik merupakan sebuah gambaran sekilas yang bertujuan untuk membantu para trader khususnya para trader pemula untuk mengenal lebih dekat lagi mengenai indikator teknikal analisis yang secara umum banyak digunakan oleh trader dunia. 

Lalu? Tentunya setelah kita tahu sedikit mengenai indikator yang bisa digunakan untuk melakukan teknikal analisis forex,  kita bisa mempelajari dan mendalaminya lagi. Kita cari dan tetapkan mana indikator yang bisa mempermudah kita dalam melakukan analisis teknikal, dan cocok dengan strategi trading yang kita pilih. Jika kita sudah menemukan indikator terbaik yang bisa kita jalankan dengan mudah, pastinya akan sangat berpengaruh terhadap transaksi trading yang akan kita lakukan. Semoga dengan artikel ini, kita semua bisa meningkatkan kualitas trading forex kita. Selamat mencoba !

Sumber : investopedia.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 9:22 PM
image Comments
image 0 Comments

4 Jenis Indikator Trading Forex

Indikator Forex Trading
Image courtesy of Investopedia.com
Banyak trader forex menghabiskan banyak waktunya untuk menentukan kapan saat yang tepat masuk pasar dan mencoba membaca tanda-tanda yang dapat dipakai sebagai indikasi bahwa saat inilah waktu yang pas untuk melakukan tansaksi open position (OP) buy/sell. Sementara itu, terkadang meskipun kita sangat bersemangat untuk melihat pergerakan harga, hasilnya selalu sama. Kalau nggak untung karena faktor "luck", ya tentunya rugi. Karena kita telah salah dalam mengambil keputusan. Nah, apa kita akan selalu mengandalkan faktor keberuntungan dalam setiap transaksi trading forex yang kita lakukan? Ingat! Dalam forex trading, tidak ada sebuah cara yang pasti yang bisa kita gunakan untuk meraih profit dari perdagangan pasar forex. Untuk itu, jika kita ingin sukses bisnis forex, kita harus belajar lagi untuk mengenali berbagai jenis indikator yang bisa membantu kita untuk menentukan moment terbaik melakukan buy/sell.

Berikut ini adalah 4 jenis indikator dalam trading forex yang wajib kita ketahui : 
1.  Indikator Untuk Trend Following
Sangat memungkinkan bagi kita untuk bisa mendapat profit yang besar jika kita memanfaatkan arah pergerakan harga sebagai patokan dalam trading. Melihat trend utama pergerakan harga sebelum melakukan OP mengikuti trend pasar, adalah cara termudah untuk memperoleh keuntungan dalam bisnis forex. Misal, ketika kita melihat pergerakan harga cenderung naik, maka kita ambil OP buy, dan ketika kita melihat trend utama sedang turun, kita ambil OP sell. Nah, inilah gunanya kita memahami indikator trend following. Namun, yang perlu kita perhatikan, meskipun indikator trend following bisa saja kita terapkan pada semua trading system yang kita gunakan, tujuan utama dari penggunaan indikator ini adalah untuk membantu kita menentukan apakah kita akan melakukan buy atau sell.

Salah satu cara yang tergolong sangat sederhana dalam metode trend following ini adalah dengan memperhatikan perpotongan yang terjadi pada indikator moving average.

2. Indikator Sebagai Konfirmasi Trend
Kadang kita membutuhkan konfirmasi apakah indikator yang kita pakai sudah menunjukkan arah trend yang pasti. Nah, dalam hal ini kita butuh yang namanya indikator yang dapat memberikan konfirmasi tepat bahwa pergerakan harga yang saat ini sedang terjadi adalah benar, bukan jebakan. Meskipun indikator ini bisa saja kita gunakan sebagai patokan OP. Namun, sebelum kita mengambil aksi buy/sell, sebaiknya kita pastikan dahulu apakah antara indikator ini dan indikator yang kita gunakan dalam trend following telah memberikan konfirmasi yang jelas. Nah, apabila kita telah mendapatkan konfirmasi arah trend secara pasti, tentu kita akan lebih percaya diri untuk melakukan OP buy/sell.

Salah satu indikator yang sangat berguna dan secara umum digunakan oleh para trader untuk mendapatkan konfirmasi trend harga yang tepat adalah indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence). 

3. Indikator Yang Menunjukkan Overbought/Oversold
Disaat kita sebagai seorang trader yang telah terbiasa trading dengan mengikuti trend, kita juga harus tepat dalam mengambil setiap keputusan yang membuat diri kita nyaman dalam melakukan OP dengan segera ketika trend terkonfirmasi akan naik/turun atau ketika kita sudah melihat tanda-tanda pembalikan arah. Dengan kata lain, ketika trend telah terkonfirmasi akan bullish, kita bisa segera mengambil posisi buy disaat harga masih turun atau OP disaat harga sudah mulai naik. Jika kita memutuskan untuk melakukan OP sesegera mungkin, kita bisa memutuskan untuk OP disaat uptrend ataupun downtrend telah terkonfirmasi dengan pasti. Namun, kita juga bisa menunggu sampai harga mulai berbalik arah. Dengan harapan resiko akan lebih kecil karena harga akan turun/naik dulu lebih jauh sebelum akhirnya akan berbalik arah. Nah, untuk itu indikator yang bisa menunjukkan overbough/oversold sangat berguna sekali.

Ada banyak indikator trading yang bisa menunjukkan overbought/oversold, salah satunya adalah indikator RSI (Relative Strength Index). 

4. Indikator Untuk Profit Taking
Indikator terakhir yang perlu kita ketahui adalah indikator yang bisa membantu kita untuk menentukan kapan saat yang pas meraih profit. Sebenarnya banyak indikator yang bisa kita gunakan, salah satunya adalah indikator Relative Strength Index (RSI). Indikator lain selain RSI yang bisa kita gunakan adalah Bollinger Bands. Bollinger bands termasuk kedalam indikator yang populer dikalangan trader. Indikator ini menampilkan data perubahan harga yang terjadi dari periode rata-rata harga penutupan. Kebanyakan para trader memang menggunakan bollinger bands sebagai acuan entry mereka. Selain sebagai indikator untuk profit taking, masih banyak lagi kegunaan indikator ini. Bisa kita pakai juga sebagai acuan pergerakan harga dan trend harga yang sedang terjadi saat ini.

Nah, mungkin selama ini kita masih seringkali menunggu entry poing yang jelas untuk melakukan OP. Dan tidak jarang kita selalu ragu dalam mengambil keputusan. Dengan mengenali jenis-jenis indikator trading forex tersebut, akan sangat bermanfaat sekali lo. Karena dengan mengetahui kegunaannya dan cara kerjanya, kita bisa mendapat kepercayaan diri dalam setiap keputusan transaksi trading yang kita ambil. Selain itu, dengan memahami setiap indikator, kita juga akan mendapat sinyal yang kuat yang akan mengarahkan kita pada keputusan yang tepat, apakah akan melakukan buy atau sell. Dan cara ini adalah salah satu cara untuk menganalisa dalam forex trading. Jika analisis yang kita lakukan benar, tentunya kita bisa menghindari resiko dan meraih profit lebih banyak lagi.

Sumber : Investopedia.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 11:07 PM
image Comments
image 0 Comments

Dual Candlestick Pattern

Pada artikel sebelumnya telah kita bahas mengenai beberapa pola dasar yang ada pada candlestick chart atau single candlestick pattern yang bisa kita baca untuk menentukan apakah trend forex market sedang naik atau turun. Kali ini yang akan kita bahas adalah mengenai dual candlestick pattern. Dual candlestick pattern adalah pola kembar yang terdapat pada candlestick chart. Sama halnya seperti single candlestick pattern, pola kembar ini juga mampu memberikan indikasi pergerakan harga dalam pasar forex.

Nah, pola seperti apa sajakah yang ada dalam kategori dual candlestick pattern? Pola candle yang termasuk kedalam kategori ini antara lain : engulfing, dark cloud cover, piercing line dan tweezer.
1. Engulfing pattern
Engulfing pattern terdiri dari bullish engulfing dan bearish engulfing. Bullish engulfing menunjukkan trend pasar yang sedang naik, sedangkan bearish engulfing menunjukkan trens yang sedang turun.
Engulfing Pattern

Patter atau pola engulfing dapat dikenali apabila ada candlestick yang lebih panjang dibandingkan dengan candlestick sebelumnya. Tapi nggak sebatas lebih panjang saja lo. Tapi juga bisa dilihat seolah-olah candle tersebut mencakup/meliputi candle sebelumnya.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pola bullish engulfing adalah pola candlestick yang memperlihatkan adanya potensi terjadinya bullish. Jika kita lihat pada gambar di atas (sebelah kiri - bullish engulfing), sangat kelihatan dengan jelas bahwa candle bullish lebih panjang dan meliputi candle bearish sebelumnya. Bagaimana dengan bearish engulfing? Bearish engulfing adalah pola engulfing candle yang memberikan sinyal potensi terjadinya trend bearish. Bisa dilihat pada gambar diatas (sebelah kanan). Untuk bisa disebut sebagai bullish engulfing atau bearish engulfing, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Berikut ini syarat-syaratnya :
- Bullish Engulfing
a. Body bullish candle lebih panjang jika dibandingkan dengan body bearish candle sebelumnya
b. Harga low dari bullish candle tidak harus lebih rendah dibanding harga low bearish candle sebelumnya, tapi harga high-nya harus lebih tinggi dibanding harga high candle sebelumnya.
c. Harga close dari bullish candle sebaiknya lebih tinggi dibanding harga high candle sebelumnya, tapi ini tidak mutlak.

- Bearish Engulfing
a. Body bearish candle lebih panjang jika dibandingkan dengan body bullish candle sebelumnya
b. Harga low bearish candle lebih rendah dibanding harga low bullish candlestick sebelumnya
c. Harga close bearish candle lebih rendah dari harga low bullish candle sebelumnya, tapi tidak mutlak.

2. Harami Pattern
Pola harami bisa juga dikatakan sebagai kebalikan dari pola yang ada pada engulfing. Yang membedakan adalah, ukuran candle yang terlihat/muncul adalah candle yang ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran candle sebelumnya.

Harami Pattern
Jika kita lihat pada gambar di atas,  kemunculan bullish harami terlihat dengan adanya bullish candle yang ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan ukuran bearish candle sebelumnya. Sedangkan untuk bearish harami, terlihat dengan adanya bearish candle yang ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan bullish candle sebelumnya. Sesuai namanya, bullish harami adalah pola harami yang mengindikasikan akan terjadinya trend bullish, dan bearish harami adalah pola harami yang mengindikasikan akan terjadinya trend bearish.

3. Dark Cloud Cover & Piercing Line
Pola dual candlestick ini juga merupakan salah satu candlestick pattern yang lumayan popular dikalangan trader. Dark cloud cover diartikan sebagai pola yang menandai terjadinya trend bearish, sedangkan piercing line diartikan sebagai pola yang menandakan terjadinya trend bullish.
Dark Cloud Cover & Piercing Line

Dari gambar diatas (sebelah kiri), terlihat bahwa piercing line terjadi di lembah. Adapun syarat agar dapat disebut sebagai pircing line adalah sebagai berikut :
- Harga low candlestick bullish lebih rendah dibanding harga low candlestick bearish sebelumnya.
- Harga close candlestick bullish lebih tinggi dibanding harga close candlestick bearish sebelumnya.
- Panjang body candlestick bullish minimal setengahnya panjang body candlestick bearish sebelumnya.

Dark cloud cover (gambar di atas - kanan), terjadi di puncak. Syaratnya :
- Harga high candlestick bearish lebih tinggi dibanding harga high candlestick bullish sebelumnya.
- Harga close candlestick bearish lebih rendah dibanding harga close candlestick bullish sebelumnya.
- Panjang body candlestick bearish minimal setengahnya panjang body candlestick bullish sebelumnya.

4. Tweezer Pattern
Pola tweezer terdiri dari tweezer top dan tweezer bottom. Pola tweezer sangat jarang muncul dalam candlestick chart. Pattern atau pola ini disebut tweezer karena bentuknya yang menyerupai penjepit. Tweezer merupakan sebutan sebuah penjepit dalam bahasa Inggris.
Tweezer Pattern

Tweezer bottom terlihat seperti hammer yang berdampingan dan terletak di lembah. Sedangkan tweezer top terlihat seperti inverted hammer (shooting star) yang berdampingan dan terletak di puncak.

Keempat pola diatas merupakan pola yang dikategorikan sebagai dual candlestick pattern dan dapat dijadikan acuan apakah pergerakan harga pasar akan mengalami trend bullish atau trend bearish. Nah, apakah cuma pola single dan dual yang ada pada chandlestick chart yang bisa kita jadikan acuan atau patokan bahwa pasar forex akan pengalami trend naik atau trend turun? Tidak. Masih banyak pola candle yang bisa kita pelajari yang bisa membantu kita untuk memberikan gambaran yang lebih jelas akan trend selanjutnya dari sebuah pergerakan harga di pasar forex. Untuk pola-pola candlestick lainnya, akan kita bahas pada artikel berikutnya.

Sumber : bahan artikel dan gambar kami sadur dari mysmartfx.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 2:24 AM
image Comments
image 0 Comments

Cara Menganalisa Dalam Trading Forex

analisis forex
Image Courtesy of forexya.net
Bagaimana cara mengetahui pergerakan harga dalam forex market? Kita bisa memprediksi arah market dengan cara menganalisa pasar. Nah, apabila kita mampu menganalisa arah market tentu akan mempermudah dalam memutuskan open posisi buy/sell. Sebuah analisa mendalam sangat dibutuhkan sebelum kita memutuskan untuk melakukan transaksi buy/sell. Karena, apabila kita melakukan open posisi (OP) tanpa menganalisa market, sama halnya kita berjudi/gambling dalam setiap transaksi trading forex yang kita lakukan. Apabila kita selalu berjudi dalam setiap keputusan trading yang kita ambil, tentu kita tidak bisa berharap bahwa forex trading merupakan sebuah bisnis yang mampu memberikan keuntungan besar. Karena ketidak tepatan kita dalam mengambil keputusan dalam setiap transaksi yang disebabkan oleh "judi" itu tadi, artinya kita telah memposisikan modal yang kita gunakan dalam sebuah resiko yang besar.

Apa tujuan dari analisa ini? Tak lain dan tak bukan adalah untuk memprediksi pergerakan forex market kedepan. Apakah nantinya market akan naik atau akan turun. Dan dari hasil analisa tersebut, baru kita bisa melakukan transaksi buy/sell. Dengan lebih percaya diri tentunya, ketimbang memprediksi pergerakan forex tanpa analisa terlebih dahulu. Dalam menganalisa forex market, tentu kita perlu objektif.  Karena dengan keobjektifan kita, tentu hasil analisa yang kita dapatkan akan lebih logis tanpa adanya campur tangan emosi di dalamnya. 

Bagaimana cara menganalisa dalam trading forex? Ada beberapa hal yang kita perlukan untuk melakukan analisa. Antara lain :
1. Indikator Pengukur Keramaian Pasar.
Salah satunya yang bisa kita gunakan untuk mengukur keramaian yang sedang terjadi di pasar forex adalah dengan menggunakan indikator bollinger band.

2. Indikator Pengukur Kejenuhan Pasar.
Untuk mengetahui apakah pasar sedang mengalami kejenuhan atau sedang dalam kondisi bergairah, salah satu indikator yang bisa kita manfaatkan adalah indikator stochastic oscilator.

3. Indikator Pengukur Tenaga Pasar.
Kita bisa menggunakan indikator volume untuk mengukur seberapa besar tenaga buy/sell yang sedang terjadi. Dari situ kita bisa mengetahui bagaimana kekuatan dari sisi buyer dan seller. Apakah sedang banyak trader yang sedang OP buy atau OP sell.

4. Garis Trend.
Garis trend digunakan untuk mengetahui apakah trend pasar saat ini tetap atau telah mengalami perubahan arah.

5. Garis Support dan Resistence.
Garis ini berfungsi untuk mengetahui apakah pergerakan harga telah mencapai batasnya atau masih tetap akan berlanjut.

Kelima hal atau perangkat di atas adalah peralatan analisa yang bisa kita gunakan untuk menghasilkan sebuah prediksi pergerakan harga yang akurat. Meskipun pada dasarnya ada lebih dari ratusan indikator yang bisa kita gunakan. Namun, karena kita hanya ingin mengetahui apakah market saat ini sedang bergerak lurus atau mungkin malah sedang balik arah, dengan 5 perangkat tersebut sudah cukup.

Jika selama ini untuk menganalisa forex kita  telah terbiasa menggunakan indikator lain selain dari 5 perangkat yang disebutkan diatas, tentu tidak jadi soal. Selama hasil yang didapatkan telah sesuai dengan yang kita harapkan.

Nah, cara menganalisa forex dengan menggunakan perangkat diatas adalah termasuk dalam cara analisis secara teknikal. Trader yang cenderung sebagai day trader, short term trader (trader jangka pendek), scalper dan bahkan pemula, sering menggunakan analisis teknikal untuk menganalisa pergerakan market. Namun, tak menutup kemungkinan bagi seorang long term trader (trader jangka panjang), juga menggunakan analisis teknikal dalam kegiatan tradingnya.

Kembali lagi pada analisis teknikal. Ada beberapa pertanyaan dasar yang harus kita jawab dalam analisis teknikal forex yang kita lakukan. Antara lain :
1. Bagaimana kondisi pasar forex saat ini?
Kita harus tahu kondisi yang sedang terjadi pada market forex. Apakah sedang volatile atau sedang jenuh. Karena dengan mengetahui kondisi pasar, kita akan bisa menentukan apakah kita akan langsung melakukan transaksi atau mau menunggu signal yang lebih kuat dulu sebelum kita melakukan OP.  Ada beberapa tanda-tanda yang bisa kita lihat untuk dijadikan patokan tentang kondisi pasar saat ini, yaitu :
- Pasar sedang sepi : ditandai dengan pergerakan bollinger band yang mendatar, volume transaksi kecil, dan body candle (pada candlestick chart) cenderung berukuran kecil-kecil. Nah, dalam kondisi pasar yang sedang sepi, sebaiknya kita tunggu sampai munculnya signal entry yang jelas.

- Pasar sedang volatile : ciri-cirinya adalah bollinger band yang melebar, dan volume transaksi yang semakin besar. Dan apabila kita lihat, body candle berukuran relatif panjang. Kondisi seperti ini, kita bisa langsung melakukan transaksi.

- Pasar sedang jenuh : jika pasar sedang mengalami kejenuhan, ditandai dengan nilai indikator yang berada pada nilai tertentu. Dan transaksi sebaiknya dilakukan jika signal balik arah telah muncul.

2. Pola grafik seperti apa yang telah dibentuk pasar?
Kita lihat, bentuk seperti apa yang telah dibuat oleh grafik. Lalu kita cocokkan dengan pola grafik yang telah diyakini dan dirumuskan sebagai tanda tertentu. Nah, apabila kita gemar menandai/mencatat pergerakan grafit, kita bisa pelajari catatan kita untuk melihat apakah yang akan terjadi jika muncul pola pergerakan grafik tertentu.

Kalau pola grafik yang terbentuk kelihatan sebagai pola yang sempurna, misalnya double top, kita bisa langsung melakukan OP. Nah, kalau ternyata grafik membentuk pola yang tidak beraturan atau tidak sempurna, kita bisa gunakan imajinasi kita untuk membentuknya menjadi pola sempurna dengan cara membayangkan pola grafik yang akan terbentuk beberapa saat lagi, turun atau naik. Dengan begitu, kita bisa memprediksi pola grafik sempurnanya akan terbentuk beberapa saat lagi. Dan kita tinggal menunggu signal entry untuk melakukan OP.

3. Apa yang sedang ditunggu?
Setiap kali melakukan analisis, seringkali kita tidak menemukan kapan saat yang tepat untuk masuk pasar. Untuk itu, kita perlu menunggu. Yang kita tunggu jelas signal entry kuat yang bisa kita jadikan patokan untuk melakukan OP buy/sell. Lalu, seperti apa bentuk signal yang kita tunggu? Bisa saja berupa signal breakout, signal balik arah, signal trend yang sedang dimulai, atau signal penyimpangan yang sedang terjadi di market. Semua signal tersebut bisa kita jadikan patokan sebagai entry point OP yang akan kita lakukan.

4. Dimana seharusnya stop loss dan target profit ditentukan?
Kalau kita sudah yakin telah menentukan entry point, selanjutnya kita tentukan exit point-nya yaitu menentukan stop loss dan target profit. Cara menentukan stop loss bisa dilakukan dengan menghitung besarnya resiko kerugian yang bisa kita tolerir/terima. Misalnya 3-5% persen dari modal trading yang kita gunakan. Dari 3-5% tersebut akan dicapai oleh berapa pips. Misal akan dicapai oleh 20 pips, maka stop loss kita adalah 20 pips dari harga OP yang kita lakukan. Begitu pula untuk menentukan target profit kita. Berapa persen keuntungan dari modal yang kita inginkan dalam setiap transaksi. 

Keempat pertanyaan dasar tersebut sangat penting. Karena apabila kita menjawab semuanya, kita bisa mempunyai gambaran yang lebih jelas kemana pergerakan arah pasar selanjutnya. Kapan akan masuk pasar dan kapan kita akan keluar pasar. Begitu pula kita akan bisa menentukan stop loss dan target profit. Tentunya semua itu adalah untuk kualitas trading yang kita lakukan.

Penjabaran diatas adalah cara menganalisa dalam trading forex yang bisa kita lakukan sebelum transaksi buy/sell. Cara ini bisa kita lakukan untuk meningkatkan kualitas trading kita. Sehingga kita bisa mencapai profit yang kita inginkan dan menghindari resiko yang lebih besar. Untuk pembahasan mengenai analisis yang lebih mendetail, kami akan coba ulas dalam artikel-artikel selanjutnya.

Sumber : siembah.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 12:58 AM
image Comments
image 0 Comments

Membaca Single Candlestick Pattern (Pola Dasar Candlestick)

Candlestick chart merupakan salah satu jenis chart yang sangat populer dikalangan trader. Banyak trader yang menggunakan candlestick pattern sebagai dasar analisis teknikal forex. Dengan kata lain, candlestick telah dijadikan sebagai indikator untuk menentukan open posisi buy dan sell dalam forex trading. Karena dalam chart ini terdapat pola-pola tertentu yang dapat mengindikasikan kemana arah pergerakan harga pasar selanjutnya. 

Nah, terdapat berbagai macam pola yang ada dalam candlestick. Salah satunya adalah single candlestick pattern atau pola dasar yang membentuk candlestick. Dengan kemampuan untuk bisa membaca candlestick dan berbagai macam pola/pattern yang ada di dalamnya, diharapkan kita mampu untuk menentukan saat yang tepat kapan kita harus ambil posisi buy/sell, atau menahan diri untuk tidak terburu-buru masuk sebelum kita mendapat konfirmasi pola candlestick berikutnya. Lalu, apa saja pola dasar yang terdapat dalam candlestick?

Pola Dasar (Single Candlestick Pattern)
Pola dasar yang terdapat dalam candlestick terdiri dari : marubozu, long candle, spinning tops, doji, hammer/hanging man dan inverted hammer/shooting star.

a.) Marubozu
Jika kita melihat padat chart batang lilin (candlestick) terdapat candlestick yang tidak memiliki bayangan/ekor (shadow), inilah yang disebut dengan Marubozu. Jikapun ada bayangan/ekornya, akan terlihat sangat pendek atau sekilas tampak seperti tidak ada ekornya. Dan ciri khususnya adalah body candle yang relatif panjang. Adanya marubozu pada chart candlestick dapat diartikan sebagai keadaan bearish atau bullish sedang terjadi pada saat itu dan kekuatannya sangat besar.

Marubozu sendiri ada 2 jenis, yaitu : bearish marubozu dan bullish marubozu. bearish marubozu tampak sebagai candle bearish yang memiliki body panjang dan tak berekor. Sedangkan bullish marubozu tampak sebagai candle bullish berbody panjang dan tak berekor pula. Bearish marubozu umumnya terlihat sebagai candle panjang berwarna hitam, disebut juga sebagai black marubozu. Sedangkan bullish marubozu umumnya terlihat sebagai candle panjang berwarna putih, makanya disebut juga sebagai white marubozu. 
Marubozu Candlestick
Jika pola marubozu muncul, artinya ini adalah tanda apakah pergerakan harga pasar akan bearish atau bullish.

2. Long Candle
Jika kita melihat pada chart candlestick terdapat candle dengan body panjang, itulah yang disebut dengan long candle. Namun yang perlu kita tekankan disini adalah, jika pada penjelasan sebelumnya tentang Marubozu yang tampak sebagai candle dengan body panjang, begitu pula dengan long candle. Yang membedakan adalah ekor/bayangan (shadow) pada long candle lebih terlihat jelas ketimbang pada marubozu yang samar-samar. Long candle juga ada 2 jenis, yaitu : long bearish candle dan long bullish candle.
Long Candle

3. Spinning Tops
Spinning tops akan tampak dengan ekor yang panjang dibagian atas dan bawah, dan memiliki ukuran body yang kecil. Candle jenis ini dikenal sebagai candle netral. Karena kemunculan candle ini menunjukkan sedang terjadi keragu-raguan dalam pasar apakah harga akan naik atau turun. Warna yang terdapat dalam spinning tops tidaklah penting.
Spinning Tops
Body yang kecil yang ada pada candle ini terjadi karena ada kekuatan bearish dan bullish yang sama besar. Nah, trus kalau candle ini muncul di chart, apa yang akan terjadi? Kalau candle ini muncul di ujung terjadinya up trend, kemungkinan pergerakan harga akan berbalik arah menuju down trend. Begitu pula sebaliknya. Tapi yang perlu diingat adalah, sebelum kita memperkirakan pergerakan harga selanjutnya, tunggu kemunculan candle setelah spinning tops ini. Artinya pergerakan harga kemungkinan akan naik ketika kemunculan spinning tops diikuti oleh kemunculan candle bearish panjang dan kuat. Dan sebaliknya.

4. Doji
Seperti halnya spinning tops, doji juga merupakan pola candle netral atau candle yang penuh keragu-raguan. Doji juga butuh konfirmasi candle berikutnya untuk bisa dijadikan patokan dalam memprediksi pergerakan pasar. Sama seperti spinning tops. Yang membedakan antara doji dan spinning tops adalah tidak adanya body atau body sangat kecil dan sepintas body tidak terlihat pada candle doji. Karena doji terbentuk oleh harga pembukaan (open) dan harga penutupan (close) yang sama. Ada 4 jenis doji, yaitu : long-legged doji, dragonfly doji, gravestone doji dan four price doji.
Long-legged doji : Ekornya panjang, baik ekor atas maupun bawah, antara ekor atas dan bawah memiliki panjang yang hampir sama. Ekor terlihat jelas.

Dragonfly doji : Terbentuk karena harga open, close dan high yang sama atau hampir sama. Punya bentuk yang menyerupai huruf “T”. Tapi, kadang letak body agak kebawah sehingga sepintas seperti salib. Disebut sebagai dragonfly doji, karena bentuknya yang sepintas menyerupai seekor capung.

Gravestone doji : Terbentuk karena harga open, close dan low yang sama atau hampir sama. Karena bentunya yang menyerupai batu nisan, maka candle doji ini disebut sebagai gravestone. Umumnya body terletak dibagian bawah, namun terkadang juta terletak agak ke atas sehingga akan terlihat seperti salib yang terbalik.

Four price doji : Yaitu doji yangpunya harga open, close, high dan low yang sama.
Doji Candlestick

5. Hammer & Hanging Man
Antara hammer dan hanging man sebenarnya jika dilihat dari bentuk dan posisi ekornya sama saja. Sama-sama memiliki body yang kecil dan sama-sama memiliki ekor bawah yang panjang. Meskipun terkadang ada ekor atasnya juga namun tidak terlihat dengan jelas. Hanger/hanging man yang sempurna cenderung tidak memiliki ekor atas. Nah, menurut kalangan trader, hammer/hanging man yang bagus itu adalah yang punya ekor bawah dengan panjang minimal 1,5 kali panjang body. Tapi ada yang menyebut juga jika ekor bawah hammper/hanging man setidaknya memiliki panjang antara 2 hingga 3 kali panjang body. 

Lalu apa yang membedakan antara hammer dan hanging man? Yang membedakan adalah letaknya. Hammer selalu muncul di bawah (lembah), sedangkan hanging man selalu muncul di atas (puncak).
Hanger Hanging Man
Munculnya hammer mengisyaratkan sinyal bullish pada pasar, sedangkan hanging man mengisyaratkan akan terjadinya sinyal bearish. Tapi, ini belum tentu bisa dijadikan sebagai patokan kuat. Butuh konfirmasi candle susulan untuk menjadikan kemunculan hammer/hanging man sebagai patokan. Sinyal bullish yang kuat terjadi apabila kemunculan hammper diikuti dengan kemunculan candle bullish. Dan hanging man akan menjadi sinyal bearish yang kuat jika kemunculannya diikuti dengan kemunculan candle bearish.

6. Inverted Hammer & Shooting Star
Sama halnya antara hammer dan hanging man, antara inverted hammer dan shooting star juga sama atau serupa. Bentuk inverted hammer dan shooting start pun sama dengan bentuk hammer dan hanging man. Tapi posisi ekornya saja yang terbalik. Dengan kata lain, jika hammper dan hanging man punya ekor bawah yang panjang, inverted hammer dan shooting star punya ekor atas yang panjang. Panjang ekornya pun sama seperti hammer dan hanging man, yaitu 1,5 kali panjang body atau 2 sampai 3 kali dari panjang body. Inverted hammer dan shooting star sebenarnya juga ada yang punya ekor bawah, namun tidak tampak jelas. Dan inverted hammer serta shooting start yang sempurna cenderung tidak memiliki ekor bawah.
Inverted Hammer Shooting Star
Candle ini disebut inverted hammer jika terletak di lembah, dan disebut sebagai shooting star jika berada di puncak. 
Inverted Hammer Shooting Star 2
Inverted hammer dapat dijadikan indikasi akan terjadinya bullish, namun tetap membutuhkan konfirmasi dengan kemunculan candle bullish setelah kemunculan inverted hammer. Sedangkan shooting star merupakan indikasi akan terjadinya bearish, dan juga membutuhkan konfirmasi kemunculan candle bearish setelahnya sebelum kita takin bahwa pergerakan harga pasar akan bearish.

Itulah berbagai macam pola dasar yang membentuk sebuah candlestick. Kita bisa pelajari pola-pola tersebut sebagai dasar untuk membaca pergerakan pasar yang akan terjadi. Sebenarnya masih banyak lagi pola candlestick selain single candlestick pattern seperti yang telah dijabarkan diatas. Nanti akan kami sambung lagi dengan artikel lainnya yang akan membahas tentang pola-pola lain yang ada dalam candlestick. Salah satunya adalah bagaimana cara membaca pergerakan pasar dengan melihat pola 2 candlestick yang terlihat dalam chart.

Sumber : bahan artikel dan gambar kami sadur dari mysmartfx.com
Posted by: Ilham DC
Ilmu Investasi Updated at: 1:38 AM
image Comments
image 0 Comments

 
Kembali ke atas